Aku tidak bisa melepaskan pandangan pada Jooheon yang tengah asik berbincang dengan Kihyun, lagipula bagaimana bisa aku bersikap tenang ketika melihat sosok yang telah pergi kini kembali tanpa adanya perubahan sedikitpun. Seperti mimpi. Yah, mimpi malam hari yang akan hilang ketika terbangun.
Untuk memastikkan, aku mencubit pipi dengan kuat dan mengerang. Ternyata ini sungguhan, "kenapa? Kau melukai diri sendiri" Wonho menyentuh pipiku, dialah yang paling perhatian dari yang lain.
"Dia hanya cari perhatian, jangan di hiraukan" aku hampir saja menghajar si pemilik suara yang tidak kebagian tempat duduk itu. Lee Minhyuk kini menunjukkan wajah menyebalkannya, rasa kesalku tiba-tiba menghilang.
Minhyuk yang kemarin terlihat paling sedih dengan mata bengkak karena menangis sangat pendiam, tapi Minhyuk yang ada di depanku ini benar-benar Lee Minhyuk si pembuat masalah. Tanpa sadar aku tersenyum, melalui hal ini lagi terasa menyenangkan.
"Sepertinya kau sudah mulai gila" aku diam tidak menggubris ocehan tak bergunanya Minhyuk.
Kami sampai di sebuah bangunan dengan berbagai mahasiswa yang berlalu lalang, hanya aku, Jooheon dan Kihyun yang kuliah disana. Sisanya, Minhyuk dan Wonho berbeda kampus. Sampai sekarang aku tidak percaya bisa berteman dengan 7 manusia itu. Yah 7, satu orang lagi belum terlihat pagi ini.
Aku menunduk dan melihat jam tangan yang kini menunjukkan tahun 2017, jika benar Changkyun akan datang kepadaku dalam jangka waktu lima menit, maka aku akan percaya bahwa jam tangan ini memang berfungsi sebagai portal waktu.
Minhyuk dan Wonho sudah berbeda jalur dengan kami, karena mereka harus bersiap di aula. Tepat setelah 5 menit, aku menghentikkan langkah, menoleh ke sisi kanan mendapati sosok Im Changkyun yang menggeleng dan mulai mendekat.
"Kau hampir terlambat Hwang, kajja" ajaknya menarik pergelanganku, aku memeriksa tangannya dan masih terpasang manis sebuah gelang tali yang kubelikan sebagai kado ulang tahun. Dia masih memakainya.
Suasana kelas dan pria yang duduk di sebelahku dengan earphone menutupi telinganya, itu salah satu kebiasaan Changkyun. Bersenandung ketika di kelas, dan aku hanya bisa memperhatikkannya. Waktu memang telah terulang kembali.
Ia menoleh dan melepaskan satu earphonenya, menyodorkan padaku. Ini benar-benar seperti nyata, kebiasaan yang ku alami kini terjadi lagi. Jika biasanya akan ku tolak dengan pedas, maka aku akan menerimanya dengan senang hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heol, kau salah makan apa hari ini?" Ledek Changkyun yang ku abaikan, jika memang aku mendapatkan kesempatan untuk berubah, maka aku akan merubah kenangan itu.
Semua mahasiswa menuju aula untuk menyasikkan pertandingan perdana, Wonho akan memainkan salah satu bagian bela diri dengan temanku yang lain. Aku mengedarkan pandangan, melambaikan tangan pada sosok di dekat Minhyuk. Son Shownu.