Minhyuk mendekati Kihyun yang masih sibuk memilah barang yang akan ia bawa saat bertamasya dengan Jooheon, "kau tau siapa pria yang bersama Chaerin itu?" Bisiknya, "maksudmu kita?"
"Bukan bodoh! Pria lain"
"Jangan sebut aku bodoh, bodoh! Chaerin hanya berteman dengan kita. Jangan asal buat cerita" Kihyun memukul lengan Minhyuk, "aku serius! Pria tinggi yang selalu memakai pakaian hitam, tampan juga"
"Jangan menakut-nakutiku.. ceritamu seperti mendeksripsikan malaikat maut, ah.. tapi malaikat maut di korea sangat tampan" Kihyun mengingat salah satu drama, "aish anak ini.."
"Kalau penasaran kenapa tidak tanya langsung?" Minhyuk mulai menepi, rasanya percuma bertanya pada Kihyun yang sepertinya tidak bisa melihat pria misterius yang saat ini masih bersama Chaerin.
Karena mulai penasaran, ia menghampiri wanita itu dengan berpura-pura mencari barang. Pria yang tidak pernah ia lihat sebelumny, Minhyuk dengan sengaja menyenggol pria itu dan berlalu begitu saja. Ia bersembunyi di sisi yang lain..
Matanya membulat, dadanya juga sesak karena terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Kepalanya seketika mulai pusing karena bersentuhan dengan pria itu, "aku bisa merasakan tubuhnya, tapi kenapa yang lain tidak bisa lihat? Apa benar dia malaikat maut? Karena aku yang hanya bisa lihat, apa itu tandanya aku akan mati?"
"Kau tidak boleh mati dulu sebelum mengembalikkan uang yang kau pinjam" ujar Wonho yang sudah ada di dekatnya, "kenapa bicaramu begitu?" Rengeknya.
Chaerin menarik tangan Hyungwon ke tempat yang lebih sunyi, ia menyaksikan dengan jelas apa yang baru saja terjadi. Minhyuk bisa menyentuh Hyungwon, dan mungkin juga bisa melihatnya.
Hyungwon melepaskan tangannya dengan paksa, "jangan tarik-tarik begitu" Hyungwon membersihkan tangannya dengan sebuah kain, "kenapa dia bisa melakukan itu? Bukan hanya aku yang bisa melihatmu? Bagaimana bisa?"
"Aku ini lebih tua, jadi sopan sedikit"
"Kau bahkan juga tidak sopan padaku" ujar Chaerin tak mau kalah, "waktumu akan segera habis"
"Maksudmu? Bicara lebih jelas"
"Kau akan kembali ke tahun 2019 sebentar lagi, setelah orang terkahir diantara kalian pergi... maka perjalananmu akan selesai, saat itu juga aku akan pergi" Hyungwon mengulum bibirnya, "kau berhutang cerita padaku, dan aku akan menunggu nanti malam"
"Kau mengancamku?"
"Ah.. dan sebaiknya jangan keluar dari kamar mandi" Chaerin meninggalkan Hyungwon di tangga darurat seorang diri, lelaki pemilik jam klasik tersebut menghela nafas. Ia baru pertama kali bisa disentuh oleh orang lain.
Dan jawabannya pada Chaerin barusan adalah kebohongan, bukan itu alasannya. Jika ada orang lain selain pemilik jam yang saat ini hanyalah dirinya dan Chaerin, maka pengawas akan segera menemukannya.
Dimasanya, perjalanan waktu adalah hal yang illegal karena bisa merusak masa lalu. Hyungwon sudah beberapa tahun mempelajari dari berbagai jenis sumber dan berhasil membuat jam sebagai pintu penembus waktu.
Chaerin masih menunggu Minhyuk menanyakan sesuatu padanya, tapi saat di dalam mobil pria itu hanya diam dengan wajah yang serius. Hingga akhirnya tersisa mereka berdua dengan suara radio yang terus berlalu lalang.
Tepat ketika sampai dikediamannya Minhyuk menghela nafas panjang, "kenapa tidak keluar?" Pertanyaan yang malah membuat Chaerin mengerutkan kening, "ne?"
"Kau masih ingin menatapku? Masih ada besok, aku sedang tidak enak badan.. sudah keluar sana" usir Minhyuk, "siapa juga yang menatapmu" Chaerin keluar dan segera masuk ke dalam rumahnya. Minhyuk menyandarkan kepalanya pada setir mobil, kepalanya masih terasa berputar sejak tadi.
