"Harus bisa ngertiin satu sama lain, bukankah itu hal mudah? Untuk mengenalnya jauh lebih dalam."
Happy reading😘
Fata terus mondar-mandir cemas, matanya kembali menatap ponselnya ia merasa sangat khawatir karna dari pagi sampai malam begini Bayang belum balik juga coba kalau ponsel Bayang aktif pasti tak akan sekhawatir ini, ia sudah bertanya pada sahabat adiknya yaitu Opy ia juga menjawab tak tahu terakhir kali ijin ke toilet, ia mengecek tak ada juga hanya tasnya yang tertinggal di dalam kelas.
Akhirnya ia memutuskan pulang sendiri dan membawa tas milik adiknya yang tertinggal di kelas. Di sepanjang jalan pulang ia terus menengok ke pinggiran jalan kanan kiri barangkali adiknya ada disitu.
"Kamu dimana sih Yang?" Gumamnya sendiri.
Sesampai di rumah Fata langsung mengecek ke semua tempat terutama kamar, tapi tetap tak ada. Ia menjambak rambutnya stress merasa gagal menjadi seorang kakak.
***
"Kok berhenti disini ngapain?" Heran Bayang karna Iqbal menghentikan motornya di depan pecel lele pinggir jalanan. Karna setahu ia, Iqbal akan mengantarkannya pulang langsung.
Iqbal membuka helmnya lalu menaruhnya di spion. "Makan dulu pasti lo laperkan? Tadi di rumah gue lo gak mau makan," jawab lalu duduk di salah satu bangku disana.
Bayangpun duduk disampingnya. Padahal ia ingin buru-buru pulang pasti kakaknya sangat cemas. Ia ingin mengabarinya tapi ponselnya low. "Bal tapikan ini udah malem, gue takut kak Ata nyariin."
Iqbal melirik jam hitam di tangannya. "Baru jam tujuh," ucapnya enteng. "Mau pesan pecel apa? Ayam, lele, atau kasih sayang?" Gombalnya tertawa sendiri.
"Receh banget!"
"Ya gapapa receh juga, lama-lama kalau di kumpulin jadi banyak. Bisalah sewa gedung buat kita nikah nanti hehe," Celoteh Iqbal.
"Makin gak jelas!" Pekiknya.
Setelah memesan dua porsi pecel lele kedua remaja ini memakannya dengan lahap. Tapi lebih lahap Bayang karna dari pagi ia belum makan apapun hanya sarapan saja. Di rumah Iqbalpun, Bayang tak memakan apapun karna malu sekaligus canggung.
"Makannya pake tangan," saran Iqbal karna menurutnya makan pecel seperti ini lebih nikmat memakai tangan langsung.
Bayang menghentikan makannya lalu ia melepaskan sendok dari genggamannya. "Terus kalau gak pake tangan, pake apa? Kaki?" Ucapnya polos.
Iqbal menghela nafas menurutnya Bayang ini polosnya berlebihan hingga menimbulkan kebodohan. Ia merauk nasi dengan tangannya lalu menyodorkannya kemulut Bayang. "Nih makan deh,"
Bayang membuka mulutnya lalu menerima suapan dari tangan Iqbal. Ia mulai mengunyah dan merasakannya ternyata rasanya lebih nikmat dibandingkan makan dengan sendok.
"Enak gak?"
Bayang meneguk sebentar. "Iya enak juga. Lo suka makan di tempat kayak gini?" Bayang bertanya ingin tahu.
"Iya gue lebih suka kayak gini selain murah, makanannya juga enak. Dari pada di restoran atau cafe, enak enggak mahal doang. Iyakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE SISTER
Romance"Mau kemana kak Ata?" "Ke rumah temen sebentar." "Cewe apa cowo?!" Kalau penasaran langsung deh baca jangan lupa add ke library kamu!! Aku akan update terus secepatnya.... ●Don't Copy