12.DUA BELAS

2.6K 57 18
                                    

"Semuanya akan lebih buruk."



UPDATE!!
SELAMAT MEMBACA😚
CEPATKAN UPDATENYA HEHE

"Di minum obatnya, habis itu langsung tidurnya!"

Bayang pun mengambil obat di tangan kakaknya dan langsung meminumnya. Ia membaringkan tubuh di susul dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Yang, ada berita gembira. Pengen tau gak?" Fata duduk di tepi ranjang memasang muka sumbringah.

Bayang mengernyit. "Apaan kak?"

"Tadi Ayah telpon kakak, katanya mau netap tinggal di rumah,"

DEG

Bayang yang tadinya tersenyum hilang seketika mendengar berita yang sangat buruk menurutnya. Ia berfikir kalau Ayahnya tinggal di rumah setiap hari pasti ia akan gencar mendekatinya. Bayang sudah tak bisa lagi membayangkan apa yang akan terjadi ke depannya.

"Hey! Kok malah bengong. Mikirin apa?" Tanya Fata menepuk bahu adiknya membuat Bayang terpelojat kaget.

"Nggak kak, aku gak mikirin apa-apa." Bayang tersenyum pada Fata.

"Senang gak, Ayah bakalan tinggal lagi di rumah?"

"Mmm, se-nang kok."

"Yaudah tidur ya, supaya cepat sembuh," ucapnya seraya mencium pipi kanan Bayang. "Entar malam Ayah pulang!" Sambungnya lalu pergi dari kamar Bayang.

Ia tidak tau harus bersyukur atau tidak Ayahnya kembali. Di sisi lain Bayang sangat tidak mau bertemu lagi dengan Yuda Ayahnya. Sifatnya yang kejam membuat nyali Bayang menciut begitu saja. Kadang perlakuan lembut juga ia berikan padanya membuat seseorang menurut padanya.

Setelah selesai memasak, Fata terlebih dahulu mencuci tangannya untuk menghilangkan bau bawang yang sangat menyengat. Jangan tanya Fata bisa memasak atau tidak, ia sangat jago dalam hal seperti ini sudah menjadi hobby utamanya. Ia belajar dari alharhum ibunya yang dulu mantan koki di lestoran ternama. Fata memulai beberapa resep masakan sekaligus kuncinya. Berbeda dengan adiknya Bayang tak ada bakat apapun. Mengupas bawang saja sudah ogah-ogahan. Apalagi harus berperang dalam alat dapur.

Fata menaruh spageti di atas meja. Ia membuat tiga porsi spesial untuk Ayah dan adiknya. Ia terus tersenyum hatinya merasa sangat senang karana Ayahnya akan kembali seperti  dahulu.

"Panggil Bayang kita makan malam bersama, gak ada dia rasanya kurang spesial," ucap Yuda sambil mengetuk meja dengan jarinya.

Fata mengangguk. "Sebentar Yah, aku panggil dulu."

Tidak butuh waktu lama. Fata sudah di depan pintu kamar Bayang. Ia membukanya lalu masuk.

"Gimana badannya udah enakan?" Fata menghampiri Bayang yang sedang memainkan rubik di tepi ranjangnya.

Mata Bayang tak beralih sedikitpun jarinya lincah mengobrak-abrik rubih di tangannya. "Iya aku mendingan kok."

"Makan yuk! Dari tadi belum makan apa-apa juga," ucapnya. "Cepat Ayah udah nunggu, entar kelamaan makanannya keburu dingin."

Detik itu juga rubik yang di genggam Bayang jatuh begitu saja. Mulutnya masih bungkam tak percaya. "Aku nggak laper, aku pengen di kamar aja kak," ucapnya lalu menelan ludah dalam-dalam.

"Yang, hargain Ayah dikit aja. Ayah mau berubah kaya dulu lagi. Bukannya kamu mau itu?" Fata mengenggam tangan adiknya berharap adiknya mau percaya.

Bayang menggeleng lemah. "Yang dulu akan bisa kembali lagi kak," tutur Bayang melepas genggamnya.

"Apa salahnya kasih Ayah kesempatan?" Fata menatap dalam Bayang matanya mulai berkaca.

MY POSSESSIVE SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang