4. EMPAT

4.3K 112 24
                                    

"Cemburu itu pertanda takut kehilangan"

Bayang menguncir rambutnya agar tidak menganggunya saat sarapan. Kali ini ia sarapan tak berdua saja dengan kakaknya, Bayang juga ditemani ayahnya yang sekian lama baru pulang lagi kerumah, entah karna apa mungkin kesibukan dalam perusahaanya.

Tak ada obrolan apapun disana semuanya hanya fokus sarapan hanya suara dentingan alat makan saja.

Fata sesekali melirik ayahnya, ia akhirnya membuka bicara agar tak sedikit canggung. "Ayah sesibuk ini, sampai jarang pulang ke rumah?" Tanya Fata ingin tahu jawaban dari sang Ayah.

"Iya kamu tau sendirilah kesibukan Ayah," jawabnya simple.

Fata hanya mengangguk mengertikan kondisi Ayahnya yang sibuk mencari nafkah.

"Apa Ayah akan pergi lagi, setelah ini?" Kini Bayang anak bungsunya yang bertanya.

"Iya," jawab Yuda menatap anaknya sekilas, Yuda kembali menatap Bayang matanya tak beralih dari leher anak bungsunya itu karna sangat nampak jelas bekas gigitan. "Leher kamu kenapa?" Tanya Yuda ingin tahu.

Reflek Fata pun melihat ke arah adiknya fokus pada lehernya.

Bayang langsung memegang lehernya, ia menggigit bibir bawahnya bibirnya sedikit kaku untuk menjawab pertanyaan dari Ayahnya. "Hmm, gak tau yah mungkin bekas digigit kecoa,"

Yuda menaikan alisnya sebelah ia tak yakin kalau itu gigitan kecoa, tak mungkin kecoa menggigit sampai kebiruan seperti itu.

"Kecoa bergigi," Yuda terkekeh sendiri.

Bayang dan Fata hanya tersenyum getir, mereka kurang mengerti apa maksud Ayahnya itu.

#####

Setelah kepergian Yuda beberapa jam lalu sepasang kakak beradik ini terus bercekcok merebuti remot tv. Bayang tak suka saat film kartun Dora favoritnya diganti dengan kartun spongebob pilihan kakaknya begitun Fata tak mau kalah dengan adiknya.

"Kak Ata siniin remotnya!" Kesal Bayang mencoba merebut remot dari kakaknya.

Namun Fata mengeraskan genggamannya agar remotnya tak terampas oleh adiknya. "Coba aja kalo bisa,"

Bayang semakin geram pada Fata emosinya meluap tinggi. "Ih ngantian dong kak, aku pengen nonton Dora entar keburu selesai," ucapnya mencoba merebut remot.

"Sebentar lagi ini juga mau udahan spongebobnya,"

"Tau ah pelit dasar!" Umpatnya.

"Mending kita suit aja, yang menang dapet remot yang kalah dapat ciuman dari pemenang, gimana? Setuju gak?" Tawar Fata.

Bayang berpikir dua kali, ia mending kalah apa menang. Menang dapat remot kalah dapat ciuman, sama-sama enak. "Iya aku setuju."

"Ok," Fata menaruh remot di pertengahan duduknya, tangan bersiap-siap untuk suit.

"Satu dua tiga..."

Sayang Bayang harus kalah di permainan ini karna mengeluarkan ibu jarinya sedang Fata jari kelingkingnya, gajah lawan semut ya kalah.

"Yeahh menang....." sorak Fata heboh sendiri, ini hanya akal-akalan Fata untuk mengerjai adiknya karna ia tahu kelemahan Bayang yang selalu kalah saat di ajak bersuit.

Bayang menghembus nafas kesal kenapa ia harus kalah dalam hal seperti ini, tapi ia tak terlalu rugi karna kalah dapat hadiah kiss dari kakaknya. "Yeahh kalah yuhuu asikkk!" Sorak Bayang tak kalah gembira.

"Kok seneng?" Heran Fata.

"Gimana gak seneng dapat kiss plus dari cowok ganteng ini," goda Bayang pada kakaknya.

"Pengen dicium dimana? Pipi atau kening?" Tawar Fata.

"Hmmm bibir aja kak," putusnya padahal tak ada pilihan itu.

Fata hanya terkekeh geli pada Bayang polos-polos gimana gitu. "Gak ada pilihan itu Yang,"

"Padahal aku pengen itu."

Jari Fata menyentuh bibir Bayang. "Jaga bibir ini, tidak boleh satu orang laki-laki mengotorinya, kecuali suami mu kelak yang menguasainya. Ngerti?"

Bayang hanya mengangguk mengerti. "Yaudah kening aja deh,"

Fata terkekeh geli, ia mendekat bibirnya ke kening Bayang saat ingin mencium niat terhalang karna seperti ada orang mengetuk pintu diluar sana. Fata langsung beranjak dari sofa dan berjalan untuk membukakan pintu. Saat ia membuka pintu terlihat gadis seusianya berdiri di depan pintu sambil tersenyum memamerkan sederetan gigi putihnya. "Ayo masuk," ucap Fata mempersilahkan Fiola masuk, ia baru ingat janjinya dengan Fiola mengerjakan pr matematika dirumahnya.

Fiola menunggu di sofa sedangkan Fata sedang mengambilkan minum untuknya, Fiola sedari tadi merilik kanan kiri karna ia baru pertama kali ke rumah Fata, tugas kelompok ini menjadi peluang yang sangat besar baginya.

Di dapur Fata sedang membuat sirup untuk Fiola temannya, sebenarnya Fata sangat malas dengan Fiola tapi gimana ini sangat terpaksa.

"Kenapa harus sama kak Fiola?" Tanya bayang sinis menatap tajam Fata yang sedang membuat sirup.

Fata menoleh menatapnya kembali. "Itu bukan kemauan kakak juga,"

"Ya.. terus?"

"Itu guru yang nentuin, ngambil dari urutan absensi," jawab Fata apa adanya.

###

Sejak sore tadi sampai malam ini Bayang masih menguncikan diri di kamarnya. Padahal Fata sudah membujuknya berkali-kali tapi ia tetap kekeh tak mau keluar.

Rasa cemburunya sangat besar pada kakaknya itu padahal itu hanya sekedar mengerjakan tugas saja, apalagi kalau Fata berpacaran, Bayang akan guling-gulingan tak karuan mungkin ia juga akan salto.

Gadis itu sedang membayangkan jikalau suatu saat nanti Fata berpacaran, pasti Fata juga akan menjaga wanita itu dan menyanginya seperti dirinya saat ini. Bayang takut rasa sayang dan perhatiannya berpaling kelain wanita, apa jadinya kalau itu terjadi?

Bayang berusaha memejamkan matanya untuk tidak membayangkan apa-apa lagi, tiba-tiba mata Bayang terbuka lebar saat tangan besar mengusap lembut lehernya, ia menoleh kesampingnya matanya mendelik saat melihat seorang yang memiliki tangan kokoh itu berbaring di sampingnya. Kaget itu yang Bayang rasakan sekarang, bagaimana dia bisa masuk dalam kamarnya? sedangkan ia sudah menguncinya sejak tadi sore.

Jantung Bayang berdegup kencang saat jari-jari lumayan panjang itu membelai lagi leher mulus miliknya, rasanya luar biasa sangat mengelikan bukan hanya rasa geli yang Bayang rasakan sekarang tapi rasa takut juga menghantuinya saat ini.

"Belum tidur hmm?" Tanyanya seraya mengelus lembut pipi Bayang, tangan besarnya menarik paksa wajah gadis cantik ini agar lebih mendekat dengan wajahnya.

Hembusan nafas laki-laki itu menyemprot semua ke bagian wajahnya mengenai hidung Bayang sangat terasa hangatnya nafas itu apalagi dengan aroma parfumnya yang membuat semua wanita terasa nyaman.

Bayang berusaha menjauhkan wajahnya dari laki-laki itu tapi tangan besarnya menahannya sehingga membuat ia susah untuk bergerak. Sekuat apapun tenaga yang ia keluarkan akan kalah juga dengan tenaga laki-laki.

"Kenapa tegang sekali, Kaget hmm?" Tanya lelaki itu tanganya merayap ke paha gadis polos ini.

Apa maksudnya ini? Ia sangat tak mengerti, jujur saja ia sangat risih dan tak nyaman diperlakukan seperti ini. Ia menepis lengan besar dari paha mulusnya.

Entah kebetulan atau apa, malam ini Bayang hanya memakai tanktop dan celana pendek setengah paha, mungkin karna malam ini sangat terasa panas.

"Tenang saja aku tak akan melukai mu malam ini gadis kecil,"

"Ma--maksudnya apa?"

"Sudah tidurlah gadis kecilku, kau masih terlalu kecil untuk memikirkan ini," ucapnya mengecup sekilas pipi yang ia sebut gadis kecil itu.

Voment ya dongggg
Kasih saran juga😚







MY POSSESSIVE SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang