14.EMPAT BELAS

1.6K 63 15
                                    

"Kasih sayang itu terbentuk dari keperdulian kita terhadap orang yang kita sayangi."
《Apasi gaje》

Update!!!
Cus bacaaa:)

Bayang menatap diri dari pantulan cermin, sangat sempurna menurutnya. Dengan balutan gaun berwarna pink dan rambut dibiarkan terurai rapi. Di oleskannya lipstik pink menambah kecantikan gadis enam belas tahun itu.

"Mau kemana?" Tanya seseorang yang baru datang ke kamar Bayang.

Bayang sedikit kaget selalu saja Fata datang tiba-tiba. Ia kembali menyibukan diri tak menjawab pertanyaan kakaknya itu.

Fata menggeleng, ada apalagi dengan Bayang yang selalu mencuekannya tanpa sebab. "Kamu kenapa sih?" Tanya Fata.

Bayang memasukan ponselnya ke dalam tas kecil setelah mengirim sebuah pesan kepada temannya. Ia terus diam tak sedikitpun menjawab pertanyaan Fata.

Fata mencekal tangan Bayang saat hendak melangkah. Bayang terhenti kemudian menatap Fata.

"Kalau kakak tanya jawab jangan diam aja!" Fata sedikit menaikan suaranya. "Kakak tanya sekali lagi, mau kemana kamu? Kakak nggak ngizinin kamu keluar malam! Kata Ayah juga gitu." Tutur Fata hanya menyampaikan pesan dari Ayahnya. Ia juga khawatir jika adik tunggalnya ini keluar malam kecuali dengan dirinya.

Bayang meringis ketika tangannya di cekal begitu kuat. "Mau kemana pun aku, itu bukan urusan kakak!" Ucap Bayang tak mau kalah.

"Bayang!" Bentak Fata penuh penekanan.

Bayang terpelojat kaget matanya membelalak tak percaya. Baru pertama kali ia di bentak oleh Fata biasanya Fata tak semarah itu. Ia masih tak percaya detik ini juga.

Bayang menghempaskan tangannya yang di cekal Fata. "Kak Fata udah berani bentak aku, kakak bener-bener udah berubah! Kak Fata yang aku kenal nggak kayak gini!"

Tangan Fata terulur untuk mengusap cairan bening menetes di pipi adiknya. Tapi Bayang langsung menepisnya jauh-jauh.

"Kakak kasar!" Ucapnya sebelum pergi.

Fata meninju ke udara meluapkan emosinya. Jujur saja ia menyesal telah membentak adiknya sampai menangis. Ingin mengejar tapi Fata tau Bayang sudah pergi jauh.

"Arghh!" Fata mengacak-acak rambut frustasi.

***

Opy menatap mata sahabatnya yang terlihat habis menangis nampak jelas ada sebulir air mata yang enggan turun disana. "Abis nangis lo?"

Bayang menggelengkan kepalanya sambil menyeruput coffe latte yang ia pesan barusan. "Enggak!"

Opy tertawa hambar. "Pasti lo habis berantem sama kak Fata ya?" Tebaknya.

"Udahlah jangan di bahas, gue lagi gak mau bahas itu!" Sinis Bayang memasang muka garang. "Udah to the poin aja ngapain lo suruh gue dandan secantik mungkin dan ajak gue kesini? Biasanya juga gak kaya gini."

"Emang salah ya? Gue ajak lo kesini? Dari pada di rumah terus suntuk tau!" Ujar Opy.

Bayang mengangguk mengerti setelah di pikir-pikir omongan Opy ada benarnya juga. "Iya juga sih."

"Nah benerkan? Udah bawa santuy aja," ucap Opy lalu berdiri beranjak dari duduknya.

"Eh eh mau kemana lo?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY POSSESSIVE SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang