E M P A T

14.2K 722 24
                                    

Ken memegang pipinya yang barusan mendapat tamparan dari Maura, Ken tersenyum kecil saat mengingat kejadian beberapa jam lalu "Menarik!" ucap Ken sambil terkekeh kecil.

Ken mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang."Bagaimana?"

"saya sudah mendapatkan informasi yang anda minta tuan. Panti itu berada dijakarta utara tuan"

Ken tersenyum senang mendengar informasi yang diberikan oleh orang suruhannya itu. "Bagus! Saya ingin kamu bakar panti itu malam ini juga!"

"maaf tuan?" terdengar suara kaget dari orang tersebut saat mendengar perintah dari Ken.

"apa kamu tidak bisa mendengar dengan baik? Saya bilang saya ingin kamu bakar panti itu sekarang!" ucap Ken dengan nada tinggi

"b-baik tuan"

Ken langsung memutuskan panggilan tersebut "Kita lihat saja Maura, aku akan buat kamu berlutut dihadapan ku!" Ucap Ken

******

Seorang gadis berlari menyelusuri jalan sempit disebuah perkampungan dengan air mata yang sudah membasahi wajah cantiknya.

"Ya Tuhan" lirih gadis itu saat melihat rumah yang sudah menampungnya selama 17 tahun itu sudah ngasuh terbakar.

"Maura!!" Panggil seseorang yang membuat perhatian gadis itu terahlikan.

"Ibu Jane! Bagaimana ini bisa terjadi Bu?" Tanya Maura kenapa ibu Jane yang notabene nya adalah ibu pantinya.

Jane menangis sambil menggelengkan kepalanya "maafkan ibu Maura! Ibu tidak bisa menyelamatkan barang peninggalan orang tua mu padahal hanya itu satu-satunya barang untuk menemukan mereka" ucap ibu Jane dengan rasa bersalah.

Vella menatap ibu Jane "itu tidak penting untuk sekarang Bu,Yang terpenting sekarang adalag Apakah semuanya baik-baik saja?" Ibu Jane menganggukkan kepalanya.

Vella berjalan mendekati panti yang sudah hangus terbakar. Matanya menatap dengan kebingungan 'bagaimana bisa ini terjadi?' itu yang ada dipikirannya sekarang. Vella menatap kebelakang melihat adik-adiknya yang sudah terduduk dibawah pohon. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Ucapnya.

Seorang gadis kecil menghampiri nya sambil menangis "Kakak" panggil gadis itu.

Maura memeluk gadis kecil  itu "Sudah ya jangan menangis kakak akan mencari jalan keluarnya"

"Tapi kak,kita akan tinggal dimana sekarang? Rumah kita satu-satunya sudah hangus terbakar" ucap gadis kecil itu sambil terus menangis.

Maura diam mendengar perkataan gadis itu. Benar apa yang dikatakan oleh gadis kecil yang bernama Fena itu. Mereka akan tinggal dimana, sedangkan panti tempat satu satunya mereka tinggal sudah hancur terbakar.

"Kalian bisa tinggal dirumah ku untuk sementara. Rumah ku memang tidak besar tapi sepertinya cukup untuk kalian tinggali sementara" ucap ibu Pretty.

"Terima kasih nyonya. Aku berjanji,aku akan segera mencari rumah untuk aku dan anak anak tinggali" ibu Jane merasa bersyukur sekali karen disaat seperti ini masih ada orang baik seperti ibu Pretty.

"Terima kasih nyonya" ucap Maura.

"Tidak apa-apa. Sudah tugas ku untuk membantu kalian, tapi Maura saat tadi aku pergi ke minimarket aku melihat seorang pria didepan panti. Dan saat aku kembali dari minimarket aku terkejut sekali saat melihat panti ini sudah terbakar, ku pikir orang itu lah yang sudah membakar panti milik kalian.sebaiknya kalian lapor polisi dan mengecek cctv diseberang jalan"

Ibu Jane dan Maura terkejut saat mendengar penjelasan dari ibu Pretty. "Apa anda serius?" Tanya ibu Jane.

"Ya, kalian bisa melihat cctv diseberang jalan besok pagi"

"Kak Maura" panggil Fena

"Ada apa sayang"

"Yang nyonya itu katakan benar. Ada pria yan membakar panti kita dan pria itu berkata 'ini semua karna kakak' " ucap Fena membuat Maura diam membeku.

'Apa maksudnya ini?' pikir Maura. "Apa kau melihat wajah pria itu Fen?"

Fena menggelengkan kepalanya. "Orang itu memakai topi dan masker kak"

"Maura apa maksudnya ini nak?" tanya ibu Jane

"Maura tidak tahu bu." Ucap Maura. Maura diam memikirkan sesuatu namun sesuatu teringat di benaknya  tentang ucapan sahabatnya tadi di kampus.

"Maura mulai sekarang aku harus berhati-hati. Ken bisa melakukan apapun untuk bisa membalaskan amarahnya" ucapan Tania terngiang didalam benaknya.

"Apa mungkin ini semua dia yang melakukannya? Tapi mengapa? Apa salah ku?" Gumam Maura.

****
TBC

Haiii gaess apa kabar? Semoga kalian baik baik saja ya dan semoga kalian masih setia menunggu kelanjutan karya ku hehehe.

Maaf banget baru bisa update sekarang. Karena kemarin sibuk banget maaf ya.

Bagaimana dengan part kali ini? Sudah puas belum?

Yaudah deh ya ga mau banyak cakap lagi pokok nya jangan lupa Vote cerita ini dan share ke teman teman kalian ya biar cerita ini semakin berkembang😆

JANGAN LUPA VOTE:)

FOLLOW IG @SHEILA_SLSBLP

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang