E M P A T B E L A S

4K 301 33
                                    

Ken duduk diruang kerjanya, membaca dengan seksama sebuah laporan yang diberikan oleh Sam, ia menaikan alisnya dengan senyum yang tampak mengerikan.
"Kali ini aku tahu apa yang menjadi kelemahan mu!" Gumam Ken senyumnya.

Ken mengambil ponselnya mencari nama seseorang dan memanggilnya "Sam, datanglah ke ruangan ku!" Perintah Ken, tanpa menunggu persetujuan pihak sebelah Ken langsung mematikan panggilan tersebut.

Tak berselang lama Sam datang ke ruangan Ken dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Ken menatap Sam dengan jijik "apa apaan kau ini! Mengapa makan sambil berjalan!" Ucap Ken.

Sam segera menelan makanan tersebut lalu membersihkan mulutnya dengan dasi miliknya "maafkan saya tuan, tapi tadi tuan memanggil saya dan langsung mematikan panggilan tersebut tanpa menunggu saya bicara" Ucap Sam dengan sedikit nada kesal terselip disana.

Ken bergidik tak peduli "whatever!" Ucap Ken

Sam melotot dengan tanggapan bos nya itu  lalu tanpa sengaja ia berkata "michinnom"

Ken menatap Sam dengan tajam "apa yang kamu ucapkan?" Tanyanya dengan mata mengintimidasi.

Sam dengan gelagapan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Bastardo" ucap Ken dengan bahasa Spanyol.

Sam yang tidak tahu artinya hanya terdiam dengan senyuman " ngomong ngomong, ada apa tuan memanggil saya kemari?" Tanya Sam

"Hampir saja aku lupa, aku ingin kamu mencari seseorang!" Perintah Ken.

"Lagi?" Respon Sam dengan sepontan.

"Yes, kenapa? Ada masalah?" Ucap Ken dengan mata yang melotot.

"Ah tidak ada tuan, siapa yang ini ada cari kali ini?" Sam tersenyum dengan hati yang sangat kesal, mengapa ia harus bekerja dengan orang jahat seperti Ken.

"Park Hyung Sik! Carikan pria itu untukku." Ucap Ken sambil menunjuk sebuah foto.

"Orang Korea? Maaf tuan, tapi ada tidak bisa berbuat sesuatu yang melanggarnya hukum jika menyangkut warga negara Korea, karena negara akan melindungi warganya" Sam memberikan penjelasan kenapa Ken, tetapi Ken tetap lah Ken pria dengan kepala batu keturunan ayahnya.

"I don't care! Aku bisa melakukan apapun dengan uang. Semua akan selesai dengan uang, sekalipun itu tentang nyawa." Lagi dan lagi, Ken menganggap uang adalah segalanya dapat memberikan apapun yang ia mau.

"Uang bukan segalanya tuan, ada beberapa hal yang tidak bisa tuan beli dengan uang. Yaitu nyawa" ucap Sam sambil tersenyum. "Saya akan Carikan apa yang tuan cari dengan segara" ucap Sam terakhir kali sebelum ia pergi meninggalkan Ken.

Ken menatap Sam yang pergi meninggalkannya. "Sepertinya dia kesal denganku" ucap Ken kepada dirinya. " Dia salah jika menganggap uang bukan segalanya, uang adalah segalanya. Jika memang bukan lalu untuk apa orang berlomba-lomba untuk mati hanya demi uang.  Bodoh!" Ucap Ken.

"By the way apa yang sedang gadis sialan itu lakukan, aku yakin ia pasti sedang sangat gelisa memikirkan cara untuk kabur sekarang" Ken tersenyum sambil membayangkan Maura yang sedang berusaha untuk kabur.

Ken melangkahkan kakinya menuju kamar Maura, ingin melihat apa yang sedang gadis itu lakukan.

Tapi ekspetasinya salah, yang Maura lakukan saat ini bukan lah sedang berpikir untuk kabur tapi sedang berada dalam alam mimpinya. Yap Maura sedang tertidur nyenyak sekarang dan itu membuat wajah Ken yang tersenyum berubah menjadi kesal.

"Apa apaan ini! Bagaimana bisa gadis ini tidur dengan nyenyak disaat seperti ini! Apa dia sudah gila" ucap Ken saat melihat Maura yang sedang tertidur dengan nyenyak.

Ken melangkahkan kakinya menghampiri gadis itu, ia mendudukkan dirinya di sebelah Maura yang sedang tertidur. Memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama, wajah yang sangat ia benci tapi tak bisa ia lepaskan dari pikirannya. Ken membelai rambut Maura dengan lembut dengan senyum tipis tersemat di bibirnya.

Wajahnya mendekat ke wajah Maura, memperhatikan wajah gadis itu dengan sedekat mungkin dengan tangan yang sudah berapa di pipi Maura, ia mengelus pipi halus tanpa noda itu dengan sangat lembut tanpa ingin membangunkan gadis itu.

Seketika bayangan buruk terkilas dipikirannya membayangkan apa saja yang sudah Maura lakukan dengan kekasihnya itu. Wajah Ken menjadi kesal saat bayangan Maura dan kekasihnya berciuman dengan intens. "Shit!" Ucap Ken dengan pelan. Tanpa menunggu persetujuan Maura Ken langsung mencium bibir Maura dengan keras hingga membuat Maura membuka matanya dengan lebar.

Maura yang sangat terkejut mencoba mendorong tubuh Ken yang berada diatasnya, tetapi bukannya menjauh Ken malah semakin kuat mencium bibir Maura hingga membuat bibir mungil itu berdarah. Maura menitikkan air matanya bibirnya terasa sangat sakit hingga tanpa sadar air matanya dengan sangat deras mengalir.

Ken yang terkejut melihat Maura menangis pun langsung melepaskan ciumannya dan menatap Maura. "Mengapa kau menangis? Bukan kah kau sudah biasaa melakukan ini, atau mungkin lebih dari ini dengan kekasihmu itu?" Desis Ken tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Maura yang sedang menangis langsung mendudukkan dirinya "apa maksud mu?"

"Tidak usah sok suci! Wanita jalang sepertimu pasti sudah sering melakukan hal menjijikkan seperti itu!" Ken memandang Maura dengan tatapan jijik "katakan padaku sudah berapa pria yang pernah tidur denganmu sehingga kamu bisa bertahan hidup disini!?" Maura mengepalkan telapak tangannya dengan kencang.

Bugh!

Satu pukulan melayang di pipi Ken hingga membuat bibir pria itu tampak berdarah.

"Kau!!" Teriak Ken dengan kesal.

"Kamu benar benar pria brengsek! Apa serendah itu kamu memandangku? Jika aku adalah wanita jalang lalu mengapa kamu mau dengan wanita jalang seperti ku Pak Kenzie yang terhormat!" Suara Maura yang lantang membuat muka Ken bertambah kesal.

"perra" ucap Ken lalu pergi meninggalkan Maura yang sedang berapi api.

"Why are you leaving? You lose!!!!" Teriak Muara saat melihat Ken berjalan keluar.

Brak!!

Ken menutup pintu dengan kencang hingga membuat Maura terkejut.

"Cowok brengsek!" Ucap Maura dengan air mata yang mengalir. Maura memegang bibirnya uang berdarah "sakit banget bibir gue, huaaaa bibir suci gue udah ilang" Maura menangis saat tahu bibirnya sudah tidak perawan lagi. Ia menangis sejadi jadinya mengingat apa yang dikatakan Ken.

"Dia ga tau aja, padahal selama ini yang ngebiayain gue adalah nyokapnya. Dan dia seenaknya nuduh gue jadi pelacur! Dasar bajingan." Ucap Maura dengan kesal, ia bahkan tidar pernah membiarkan pria manapun menyentuhnya bahkan kekasihnya sendiri. Tetapi Ken dengan jahatnya menuduh dirinya menjadi pelacur. Itu gila. (Iyaa gila banget emang si Ken)

Haloo, apa kabar?
I am back:)
Nunggu lama yaa? Cieee yang nungguin cerita ini lanjut wkwk. Inii aku udah lanjutin ko. Btw gimana part Kali ini lebih panjang dari biasanya lohhh demi kalian, dan insyaallah aku bakal selesain cerita ini dengan secepatnya:) doain ya semoga aku ga males lagi buat lanjut ceritanya

So, agar ga males buat lanjut ceritanya aku mau kasih kalian target vote boleh kan yaaa😂
Aku bakal lanjut dengan segara setelah target vote terpenuhi dan targetnya 300 vote, kebanyakan ga kira kira?

So come on, don't forget to vote:)
300 Vote.
Langsung
Aku
Update
Bagian
Selanjutnya
Terimakasih:)

I love you guyss

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang