New Friend

142 6 0
                                    

Y/n berlari memasuki kelasnya meninggalkan Taehyung yang sedang mengelus – elus sepatunya sambil menggerutu.

"Sepatu baru gue"

Samar tapi y/n masih bisa mendengarnya, y/n mengulum bibirnya menahan tawa. Kan gak lucu kalau y/n tiba – tiba ketawa di pintu kelas.

"Y/n" panggil seseorang.

Y/n segera menghampiri gadis yang memanggilnya tadi, Hanako Yumi, atau Yumi yang sempat y/n sebut tadi. Gadis blasteran Jepang-Korea itu melambaikan tangannya antusian di ujung kelas.

"Gimana? Kurang strategis apa coba gue milih meja lo" Yumi mulai menyombongkan dirinya.

"Lo dimana?" tanya y/n.

"Di depan lo"

"Oh, sana minggir gue mau duduk" usir y/n.

"Iya sama – sama" ucap Yumi beranjak dari bangku y/n dengan dengusannya.

"Thank you Yumi" ucap y/n dibuat – buat imut.

"Telat"

"Nanti gue traktir deh"

Yumi langsung menatap y/n tajam "Tidak semudah itu Ferguso"

"Red velvet cake bunda, oke"

Y/n tersenyum melihat temannya masih memincingkan matanya. Dalam hatinya y/n berhitung mundur.

"Okedeh" jawab Yumi menyetujui sogokan y/n dengan senyum merekah.

"Giliran gratisan aja cepet"

--

Bel istirahat udah lewat beberapa menit, yang dilakukan y/n dan Yumi adalah duduk dikantin menikmati makan siang mereka sambil sesekali mengobrol. Mereka masih belum akrab dengan teman sekelasnya, masih bergelombol dengan teman SMP mereka.

"Hai, boleh gabung?" tanya seorang gadis tersenyum kearah Yumi dan y/n bergantian.

"Bolehlah, duduk aja" jawab y/n ramah.

"Kalian satu SMP ya?" tanya gadis yang baru saja duduk di sebelah Yumi.

"Iya. Ah, kenalin gue Kim y/n"

Y/n mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh gadis itu "Gue Yura, Ahn Yura"

"Gue Hanako Yumi, panggil aja Yumi" Yura segera beralih menjabat tangan Yumi sambil tersenyum.

"Lo orang Jepang atau Korea?" tanya Yura.

"Heran gue kenapa setiap orang tanya hal yang sama" dengus Yumi.

"Eh, maaf"

"Santai aja Ra, emang dasarnya dianya aja yang aneh. Yakali muka korea abis tapi namanya Jepang" ucap y/n setengah menghujat sahabatnya itu.

"Heh, lo menghujat hasil karya orang tua gue ya. Wah ngajak berantem lo" mata Yumi sudah melototi y/n yang asik cekikikan melihat ekspresi Yumi. Ditambah Yura yang ikutan tertawa.

"By the way gue blasteran Korea-Jepang" jelas Yumi.

"Blasteran? Kea permen tuh" celetuk y/n. Jangan tanya Yumi sekarang gimana, udah kesel setengah mati sama y/n.

"Lo- shh" desis Yumi sambil menendang kaki y/n kesal.

"Akhh.. Sakit bego, sepatu lo kain apa besi njir"

"Brisik"

"Kalian satu SMP ya?" tanya Yura tersenyum melihat tingkah kedua teman barunya.

"Eh, iya kita SMP. Sorry ya jadi dicuekin, emang Kim-satan-y/n ini kalo lepas dari pasungan malaikat jadi gitu" ucap Yumi menanggapi Yura, atensinya sudah pindah dari y/n yang tengah misuh – misuh.

"Lo dari sekolah mana?"

"Gue dari Canada Junior Highschool, jauh ya"

"Eh, dari luar negeri toh, gak ada temen se-smp dong"

"Iya-"

"Ada, kan kita temennya" sahut y/n menaik turunkan alisnya.

"Temen se-SMP goblok, tolong ya kalo punya telinga dipake buat dengerin" Yumi menatap y/n jengah. Kok bisa dia mau temenan sama seonggok daging gak berguna macem y/n ya.

"Oh" y/n Cuma ber-oh ria lalu melanjutkan makan siangnya.

"Sorry ya y/n emang rada – rada. Kalo gak betah buang aja" ucap Yumi setengah tidak enak kepada Yura.

"Gak papa kali, di Kanada banyak kok yang lebih dari y/n"

"Lah gitu? Pantes, dia juga pernah sekolah di Kanada"

Mata Yura berbinar "Gitu?" ia menoleh ke y/n yang mengacuhkannya dan sibuk makan.

Yumi menggaruk lehernya sambil nyengir "Dan kalo makan gak bisa diganggu" ucap Yumi menjelaskan.

Yura tersenyum tipis, beradaptasi susah ya batinnya.

Lalu mereka pun larut dengan obrolan random sambil memakan makan siang, mereka meninggalkan y/n yang tidak bisa diganggu saat makan.

"Ngobrol ae lo pada, ada gue disini" tegur y/n.

Yumi hanya menggelengkan kepalanya, sedangkan Yura cuma tersenyum.

"Sorry ya, gue kalo ketemu makanan suka lupa sekitar malah kadang lupa diri" ucap y/n membuat Yura terkekeh.

"Kalem aja, kata Yumi lo pernah sekolah di Kanada?"

"Oh itu, iya pernah. Dulu waktu SD, pas kelas berapa ya Mi?" tanya y/n mencoba mengingat – ingat kembali.

"Dih malah tanya gue" Yumi melengos tidak peduli.

"Dih. Kalo gak salah sih waktu kelas 4 atau 5, tapi waktu SMP gue balik kesini lagi. Maklumin Yumi jadi sensi gitu, soalnya dia yang nangis sampe kejer di bandara waktu nganterin gue flight"

"Serius? Berarti kalian temenan dari kecil dong"

"Ya gitu, lo asli Kanada atau imigran kek gue?" tanya y/n.

"Hilih, kasian Yura jelasin berkali – kali" sewot Yumi.

"Dih suka – suka gue dong, Yura juga mau jawab kan" balas y/n sambil menatap Yura.

"Kalian debat mulu, gak bosen?" tanya Yura terkekeh.

"Bosen, tapi karena kita saling membutuhkan jadi betah – betahin deh" jawab y/n.

"Kita? Lo aja ya, sorry aja nih" koreksi Yumi sambil menyeruput susu pisangnya.

"Brisik deh, jadi gimana – gimana? Imigran?" tanya y/n.

"Nggak, gue dari kecil disana tapi keluarga besar gue domisili di sini. Jadi gue sering bolak-balik, itu juga alesan kenapa gue bisa fasih ngomongnya" jelas Yura.

"Oh gitu, tapi temen gue ada tuh, kayak lo tapi gak pernah"

"Yang lo omongin siapa njir. Lucas? Dia emang goblok kali" dengus Yumi.

Akhirnya mereka larut dalam obrolan random kembali, kali ini y/n ikut andil dalam obrolan yang gak punya alur. Sampai bel masuk terdengar baru mereka beranjak dari kursi kantin.

"Lo kelas mana Ra?" tanya Yumi.

"Sekelas sama lo pada"

"Lah? Duduk dimana lo? Gak liat gue" pekik y/n bingung.

"Di pojok depan sebelah jendela"

"Lah Yum, cewek yang kita ghibah tadi" ucap y/n tanpa mengecilkan suaranya, Yumi hanya menimpuk kepala y/n dengan botol air mineral yang ia bawa.

"Kagak usah ngomong juga setan"

Yura tertawa melihat tingkah kedua manusia yang tengah saling pukul di sebelahnya.



-endgame-

Ada yang nonton end game? Ngikutin dari awal atau cuma ikut arus trend aja nih? ehe:v

Double update karena ketidak konsistenan writer.

Mulmed : Ahn Yura


Hello, Brother!Where stories live. Discover now