Y/n duduk di kantin menikmati indoyou kuahnya dengan hikmat. Di hadapannya ada Yumi dan Guanlin yang sibuk makan nasi goreng mereka.
"Sumpah lo ketauan abang lo gue nggak ikut – ikutan" ucap Yumi memperingati.
"Yaelah sekali – kali juga" bela Y/n masih menikmati indomi pedasnya.
"Dua hari lo skip makan siang ya"
Y/n menatap Yumi malas "Mi itu ada kandungan karbohidratnya, lo kira nasi kandungannya apaan kalo bukan karbohidrat" sungut Y/n kesal.
"Terserah lo deh ya"
"Gue gabung ya?"
"Uhukk Uhukk"
"Duh, nih minum dulu. Pelan – pelan minumnya"
Y/n meneguk air mineral dingin yang disodorkan Taeyong di hadapannya.
"Kaget banget gue dateng" kekeh Taeyong yang dihadiahi tatapan tajam Y/n
"Mau ngapain lo?" Tanya Y/n nggak berminat.
"Makan lah"
"Kursi kosong banyak loh" kata Y/n memberi tahu
"Sebelah lo kosong kan" ucap Taeyong mendudukan diri di sebelah Y/n tanpa beban.
'Sialan, salah ngomong gue'
'Mampus ga tuh salah ngomong' –yumi
'Masih gue liatin' –jk
Y/n melanjutkan makannya cuek, bodoamat lah mau ada setan di sebelahnya. Y/n lebih suka indominya.
"Mi aja nggak pakai nasi?" Tanya Taeyong
"Gue diet" singkat Y/n tanpa mengalihkan pandangan dari indominya.
"Mana ada orang diet makan mi instan"
Y/n melotot saat merasakan ubun – ubunnya di usak gemas. Pipinya memerah. Bohong kalo nggak salting. Orang kalo abangnya yang ngelakuin dia kadang blushing kok.
Respon Yumi maupuan Guanlin nggak jauh dari Y/n.
"Singkirin tangan lo sebelum patah sama Bang Jeka" lirih Y/n sengit.
Yumi berdehem juga Guanlin.
Y/n berdiri merapikan roknya, matanya berkeliling mendapati banyak pasang mata mengarah ke arahnya.
"Sialan" desisnya.
Tanpa pamit Y/n berjalan meninggalkan kantin diikuti kedua temannya.
--
"Nggak suka gue, Mi" desis Y/n tidak suka.
Saat ini Y/n duduk menyender tembok, di hadapannya ada Yumi dan di meja belakangnya ada Guanlin.
"Nggak suka tapi nanti ujungnya jatuh juga kan nggak lucu" kata Guanlin asal.
Yumi meringis melihat Y/n menatap sinis Guanlin.
"Bacot!" sentaknya lalu menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya.
"PMS ya?" Tanya Guanlin lirih. Yumi cuma mengedikkan nggak tau.
Yang Yumi mengerti adalah mood Y/n sedang dalam keadaan buruk karena Taeyong yang tiba – tiba datang mengganggunya.
Sepulang sekolah rasanya Y/n ingin mengamuk. Dia butuh pelampiasan. Serius, seharian tadi Taeyong – Taeyong itu nggak berhenti ganggu dia. Bahkan tadi sempat mau nganter Y/n pulang.
"HAI DEEEK" sapa Hoseok mengembangkan tangannya.
"Kusut amat lo" ucap Yoongi yang duduk di sebelah Hoseok.
Y/n menyuruh pergi Jungkook yang duduk di sofa single ruang keluarga.
"Kursi banyak ngapa ganggu gue sih" omel Jungkook yang akhirnya turun juga.
"Diem deh. Tinggal turun aja apa susahnya" sengit Y/n.
Namjoon menatap kakak tertua waspada.
Siaga 1.
Y/n tidak dalam kondisi mood baik. Artinya salah berpa dari mereka akan menjadi pelampiasan Y/n atau bahkan semuanya.
"Ishhh" desis Y/n menedang punggung Jungkook yang duduk membelakanginya di karpet.
"BGST! SAKIT GOBLOKK" pekik Jungkook yang sudah meringkuk merasakan nyeri di punggungnya.
"Bahasa lo" tegur Yoongi
"Kelepasan Bang elah"
"GITU AJA SAKIT! DASAR LEMAH" ejek Y/n menggebu – gebu.
"LO INGET DONG KALO LO IKUTAN KARATE. YANG LO BILANG NGGAK SAKIT ITU SAKIT. LO KIRA GUE KEBO APA!!"
"YA LO NGAPAIN DUDUK DI BAWAH GUE. NGALANGIN!"
"KAN LO YANG NYURUH BEGO"
"IH KASARRR"
"INGET YA, MULUT LO KALO DISEKOLAH ISINYA RAGUNAN YA"
"FITNAAAH! LO TUH YANG ADA. DASAR KELINCI, DISEMBELIH JUGA MATI"
"HEH LO DIEM DEH. LAMA – LAMA KAYAK GODZILA LO"
"SIAPA YANG LO BILANG GODZILA?!"
"LO!"
"Eh Ud—"
"KURANG AJAR! MAU LO APA SIH?! KELINCI LIAR NGGAK BERGUNA!"
"Udah heh, malu sama tetangga"
"BANG YOONGI DIEM DEH, BRISIK. YANG TUA AJA NGGAK RIBUT KOK" sungut Y/n ketus.
Yoongi melotot mendengar adiknya membentaknya. Sedangkan yang lainnya sudah menahan tawa mereka. Nggak mau kena semprot adik kecilnya.
"YANG LO KATA TUA ITU SIAPA HAH?!"
Namjoon menghela nafas lelah diikuti Yoongi. Sedangkan yang lainnya asik melihat perdebatan antar saudara. Tua vs. Muda. Bahkan Hoseok, Jimin dan Taehyung sudah bertaruh siapa yang menang.
"LO! SADAR DIRI DONG. BARUSAN WISUDA, TINGGAL NERUSIN AYAH. MASIH AJA SENSI KALO DIBILANG TUA" sengit Y/n menunujuk – nunjuk Seokjin tidak terima.
Sedangkan yang ditunjuk hanya terdiam pias merasa kalah telak dalam satu putaran.
"Gue bilang apa, Bang Jin mah kalahan" bisik Jimin ke Hoseok yang diangguki setuju.
Yang sedang di ghibah hanya membatin sumpah serapah.
"Dek, udah ya. Malu kalo di denger tetangga" ucap Namjoon lembut mencoba menengahi.
"NGAPAIN MALU SIH, OH.. KALIAN MALU PUNYA ADEK KAYAK ADEK" semprot Y/n menatap tajam Namjoon.
"Fix nih, PMS dia" gumam Yoongi menutup matanya.
"KALIAN KENAPA DIEM?! MALAH KETAWA LAGI"
"Dek, duduk dulu astaga" ujar Jimin yang langsung menarik Y/n untuk duduk kembali di sofanya.
Y/n mencoba mengatur nafasnya. Begitu pula abang – abangnya yang bisa bernafas lega karena adik perempuan mereka sudah menjinak sedikit.
Sampai ekor mata gadis itu melihat tas yang berisi gulungan tugas menggambarnya di duduki Jungkook.
Nafasnya kembali memburu dan satu kali hentakan suara melengking dan kekerasan terdengar di ruang keluarga Kim.
"JEKAAAA"
YOU ARE READING
Hello, Brother!
Fanfiction"Sejak kapan gue punya adek?" 'Sejak ladang gandum dihujani meteor cokelat dan jadilah coco crunch'