Sial

87 7 0
                                    

"Abang mana, Bang?" tanya Y/n yang buru – buru turun dari kamarnya

Seokjin menatap terkejut adik perempuannya yang belum berangkat sekolah "Kok belum berangkat?!" pekik Seokjin.

"Kesiangan. Lagian nggak pada bangunin" sungut Y/n sambil mengikat sepatunya.

"Mana abang tau dek. Abang juga kesiangan"

"Nggak nanya"

Seokjin mengumpat dalam hatinya. Menyumpahi mulut pedas adiknya yang nggak jauh beda dari mulut Yoongi.

"Anterin bang" pinta Y/n memelas.

"Nggak. Gue ada meeting di luar, beda arah sama sekolah" tolak Seokjin tanpa pikir panjang.

Y/n menghela nafas kesal, abang – abangnya emang laknat semua.

Terutama tiga curut yang nggak bangunin dia sama sekali. Mana ninggalin lagi.

Y/n memincing ke arah jam tangannya. 08.00.

"Mampus" umpat Y/n langsung berlari keluar menyusul Seokjin yang juga keburu – buru.

"Bang masih ngeluarin mobil ya?" tanya Y/n yang diangguki Seokjin.

Lama. Buang – buang waktu itu namanya.

Y/n langsung berlari keluar rumah menuju pangkalan ojek yang biasa mangkal nggak jauh dari perumahannya.

Jangan meragukan kemampuan lari Y/n, hasil didikan Yoongi sama Jungkook nih. Semager – magernya Yoongi, dia itu mantan atlet basket nasional, jadi lari cepet itu udah kayak makanannya.

Seokjin yang tanpa memanasi mobil langsung injak gas menyusul adiknya yang harusnya nggak jauh – jauh amat.

Kan lumayan dapet tebengan sampai pager komplek.

Tapi sampai pos satpam depan komplek yang dia liat cuma ibu – ibu komplek yang lagi beli sayuran.

"Pak, tadi liat adik saya nggak?" tanya Seokjin kepada Satpam yang kebetulan lagi di luar pos.

"Neng Y/n?" tanya satpam memastikan.

"Iya"

"Duh, lari kenceng tadi ke pengkolan ojek situ"

"Anjir cepet amat tuh bocah" gumam Seokjin.

"Yaudah pak, makasih"

"Yoi mas"

--

"Udah telat, kebangetan pula. Niat sekolah nggak kalian?!"

Hening.

"Kok nggak jawab?! Bapak bukan dukun yang bisa baca pikiran kalian!"

Taehyung melipat bibirnya kedalam menahan tawa. Pun nggak jauh beda dari kedua makhluk di sampingnya.

"Nama kamu siapa?" tunjuk kepala sekolah kepada gadis yang penampilannya cukup berantakan.

"Y/n, pak"

"Kelas sepuluh kan? Kelas sepuluh aja udah telatan gimana kedepannya? Jangan kamu kira saya lupa siapa kamu ya, kamu yang di hukum juga kan waktu upacara?"

Y/n memilih diam. Sedangkan dua pria yang sejajar dengannya terkikik.

"Kalian juga! Udah tingkat akhir masih aja telat. Udah gitu nggak ikut bimbel sore kan kalian?!"

Sekarang giliran Y/n tersenyum mengejek.

"Nggak usah senyum – senyum!"

Sialan.

Hello, Brother!Where stories live. Discover now