partie vingt-sept

674 145 8
                                    

Selama hampir setahun, Kim Hanbin harus mengurusi segala macam tanggung jawab diperusahaan penerbit miliknya. Banyak nyawa yang terlantar diperusahaannya tersebut akibat beberapa masalah yang harus Ia alami setahun kebelakang ini.

Sudah banyak karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Namun hal itu tak malah membuat Hanbin mempunya niat untuk menutup perusahaan penerbit yang Ia bangun dari hasil kerja kerasnya itu. Ia, akan terus menulis. Sampai nafasnya benar-benar habis untuk dunia ini.

Banyak perbedaan yang dirasakan para karyawan Kim Hanbin. Pria itu, sudah tak sekejam dan sekeras dahulu.

Andai saja para karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri itu tahu bagaimana perubahan sikap Kim Hanbin yang benar-benar drastis.

Kim Hanbin bukanlah lagi seorang pemimpin yang akan menjatuhkan harga diri para karyawannya ketika mereka membuat kesalahan. Pria itu tetap akan menindaktegasi mereka, namun dengan cara yang jauh lebih baik dan lebih sopan.

Tak hanya karyawan, Kim Hanbin juga sudah sangat berbeda ketika berhadapan dengan para penggemarnya. Setelah satu lagi buku yang berhasil Ia terbitkan, Hanbin kembali menggelar jumpa sapa bersama para penggemar. Banyak dari mereka yang beruntung dan mendapatkan perlakuan manis dari penulis yang sudah memasuki umur 27 tahunnya itu. Semua orang merasakan bagaimana perubahan drastis yang dialami Hanbin. Entah karena apa.

“Presdir, mau makan siang denganku?”.

Hanbin yang tengah fokus pada gawai macbook miliknya menoleh, menemukan Ha Sooyoung yang tengah berdiri kaku di ambang pintu ruangannya.

Tak sampai lima detik berselang, pria itu kembali menolehkan pandangannya kepada pekerjaannya saat ini.

“Tidak, terima kasih. Kau saja”, ucapnya datar.

Sooyoung meneguk salivanya. Selama bertahun-tahun pria itu tak pernah mau melihat ke arahnya. Ia tak pernah tahu, bagaimana Ia sangat menyukai penulis berbakat tersebut.

Namun kesalahannya juga. Sooyoung sempat dipecat akibat perihal foto antara Myungsoo dan Jennie yang setahun lalu Ia kirim kepada pria itu. Wanita itu sampai bertekuk lutut, memohon agar Kim Hanbin tidak memecatnya. Dengan perjanjian yang Ia buat sendiri, Ia tak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Dan akan berhenti menganggu Kim Hanbin. Namun faktanya, gadis itulah yang melanggar janjinya sendiri.

Sooyoung kembali menatap Hanbin dengan tatapan lemas, “k-kau, yakin, presdir?”.

“Sangat yakin”.

Sooyoung mengangguk pelan. Paham bahwa kehadirannya memang tak pernah diinginkan presdir tampan tersebut. Harusnya Ia sadar akan hal itu.

Wanita itu akhirnya keluar, kembali meninggalkan Kim Hanbin bersama gawai dan beberapa pekerjaannya yang belum selesai.

Pria itu melirik jam tangannya. Sudah pukul 2 siang. Ia menghela nafas. Menutup gawai tersebut dan mulai merapikan peralatan serta pekerjaan lain yang masih terlihat berserakan di atas mejanya.

Kim Hanbin bangkit, mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

Banyak hal-hal yang sampai saat ini belum Ia tuntaskan.

|||

Sebuah gedung bertingkat kini benar-benar telah berada didepan mata Kim Hanbin.

Pria itu sudah berdiri sekitar 15 menit menatap bangunan super megah itu. Nampak sedikit keraguan yang tersorot dimatanya.

Tak seberapa lama kemudian, pria itu mulai kembali melangkah, memasuki lantai utama gedung tersebut.

“Selamat datang di Infinity's Corp. Ada yang bisa kami bantu, tuan?”, sapa sang resepsionis sesaat setelah Hanbin berhasil memasuki gedung tersebut.

F I C T I O N ✓ completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang