"kok sendirian?"
itu wonjin yang sedang sibuk dengan laptopnya. duduk bersila di atas karpet dengan segelas kopi susu yang mengepulkan uap panas, wonjin sedang mengerjakan uts take home untuk mata kuliah wajib yang harus dikumpulkan besok pagi.
sekarang jam menunjuk pukul 8 malam dan rumah mereka masih terlihat lenggang. penghuni rumah belum juga kembali dari rutinitas harian mereka, kecuali wonjin dan sosok tinggi yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan menyeret tas sekolahnya ke arah dapur.
"hah?"
tak mendengar ucapan wonjin, sosok yang kini sedang berdiri di depan kulkas itu menoleh ke arah yang lebih tua, memberi gestur supaya wonjin kembali mengulang pertanyaannya.
"hyeongjun mana?" tanya wonjin kali ini lebih spesifik.
"oh. katanya kerja kelompok" jawab minhee, sosok tinggi yang kini kembali menyeret tasnya ke arah wonjin. minhee memilih duduk di sofa sembari menikmati cola di tangannya.
"kerja kelompok dimana?"
"rumah eunsang"
wonjin mengangguk pelan kemudian tangannya kembali bergerak di atas papan keyboard. tugasnya harus selesai sebelum ia pergi menjemput adik bungsunya.
minhee terlihat tak punya niat untuk sekedar mengganti bajunya. kini tubuh tingginya itu dibaringkan di atas sofa dengan seragam yang masih melekat lengkap dengan dasi dan ikat pinggang. wonjin berdecak, namun tak kunjung menegur yang lebih muda.
kemudian keadaan terus hening. hanya bunyi jemari dan keyboard laptop wonjin yang terdengar mengisi hening di bawah atap rumah itu. minhee hampir jatuh tertidur kalau saja ia tak merasakan sensasi dingin menyentuh pergelangan kakinya yang tak tertutup celana. ia berjengit kemudian dengan malas kembali duduk bersandar di sofa.
"ganti baju dulu kalo mau tidur" ucap wonjin tanpa melepas pandangan dari layar laptopnya.
"telat lu. udah ada yang ngingetin gua duluan"
minhee melenggang pergi bersama dengan tas sekolahnya yang ia sandang di bahu. kaki minhee bergerak membawanya masuk ke dalam kamar yang berada persis di samping tangga menuju lantai atas. sementara wonjin menghentikan kegiatan mengetiknya kala udara dingin yang ganjil berhembus halus bersamaan dengan minhee yang tadi meninggalkannya di ruang tengah.
wonjin berusaha tak menghiraukannya. ia kembali menyibukan diri dengan tugas yang belum rampung. hanya perlu menambah bagian kesimpulan dan menambah list sumber maka ia bisa istirahat setelahnya. ketika wonjin tengah menyesap kopi di dalam mug berwarna cokelat, tak sengaja mata wonjin menangkap sebuah pergerakan dari arah dapur.
wonjin bukan penakut. ia justru tipe orang yang akan memastikan apa yang dilihatnya benar atau hanya halusinasinya saja. kali ini wonjin membiarkan saja hal yang barusan terjadi, tugas lebih membutuhkannya. sayangnya ketika wonjin hendak kembali mengetik, suara derit bangku di meja makan menghentikan kegiatannya. wonjin menghembus napas. dari pada terus diganggu, lebih baik ia pastikan sendiri, pikir wonjin.
kala wonjin hampir berdiri dari tempatnya, minhee keluar dari kamar dengan tangan memegang handuk kecil, nampak baru selesai mandi.
"minhee, coba liat ada apaan di dapur" ucap wonjin kembali duduk.
"kenapa? lu mau makan?" tanya minhee sembari melangkah ke dapur sesuai perintah kakaknya.
"bukan itu. cek sendiri dulu coba"
minhee dengan sedikit bingung pun akhirnya masuk ke dapur. wonjin tak lagi memperhatikan adiknya dan justru merapikan barang-barangnya. sudah waktunya menjemput si bungsu. kala wonjin bergegas untuk mengambil kunci mobil, suara minhee membuat langkahnya terhenti.
"gua bilang keluar dari sini!"
wonjin menghembus napas berat, ragu untuk meninggalkan adiknya sendiri di rumah.
• cast •
ham wonjin
kang minhee
.
.
.
tbc
-godfelx
KAMU SEDANG MEMBACA
• b r o t h e r • starship/pdx101
De Todomoon hyunbin si anak tertua yang tak banyak bicara. gu jungmo yang tidak bisa dibantah. ham wonjin dan masa lalunya yang masih jadi misteri. kang minhee yang hanya ingin hidup tenang. song hyeongjun dengan sejuta mimpi. ini cerita mereka. 5 anak lak...