III. Alarm

3.7K 746 109
                                    

"kakak?"

anak laki-laki termuda di dalam rumah itu berjalan masuk ke dalam sebuah kamar yang minim penerangan dengan kaki tak beralas. dinginnya cuaca tak menggetarkan langkahnya untuk menghampiri sosok kakak yang ia cari di dalam sana. tangannya bergerak menggerakan pelan tubuh tertutup selimut di atas satu-satunya ranjang berukuran besar di kamar itu.

mata penuh harap si bungsu terlihat sedikit berbinar kala dilihatnya pergerakan dari sang kakak. yang lebih tua bergerak duduk sembari menyalakan lampu di meja nakasnya. cahayanya cukup memberi gambaran sosok si bungsu yang berbalut piyama tengah duduk di pinggir ranjangnya.

"ada apa?" tanya sang kakak.

hyeongjun, si bungsu, menatap lekat wajah sang kakak yang terlihat masih mengantuk.

"aku mimpi lagi" ucap si bungsu.

cukup singkat namun dapat mengembalikan kesadaran sang kakak secepat kilat. yang lebih tua kini menatap serius wajah hyeongjun yang mulai resah.

"mimpi apa?"

"kak jungmo nangis di depan makam"

tak sadar sang kakak menghembus napas lega. kini tangannya terulur mengusak rambut keriting hyeongjun yang terasa halus.

"gapapa, itu udah lewat kok. sekarang balik ke kamar terus istirahat, oke?"

hyeongjun tak langsung mengiyakan perintah sang kakak dan justru memeluknya sesaat sebelum si bungsu berdiri, siap untuk kembali ke kamarnya. sebelum benar-benar keluar dari kamar itu, hyeongjun berbalik hanya untuk menatap sang kakak yang ternyata masih memperhatikannya.

"tapi kak, di mimpi aku gak ada kak hyunbin sama minhee. padahal aku sama kakak ada"

wonjin, sang kakak, tiba-tiba merasa udara tak mengalir masuk ke paru-parunya. sementara sosok hyeongjun menghilang di balik pintu kamar itu.

○○○

"hyeongjun mimpi lagi"

wonjin tak memberi waktu bagi sosok yang lebih tua darinya itu untuk sekedar bilang selamat pagi, ketika tubuh tingginya muncul di ruang makan.

hyunbin, sosok yang tengah mengoles selai merah pekat ke atas rotinya kini meletakan seluruh atensi pada sosok wonjin yang duduk persis di seberangnya. sementara jungmo yang kini telah duduk di sisi kanan hyunbin terkesiap terkejut.

"kapan? mimpi apa?"

ada nada gusar yang kentara dari suara lembut milik jungmo. sosok yang jarang terlihat marah itu menatap wonjin dengan rasa penasaran yang sama seperti hyunbin. wajar. keduanya adalah anak tertua di rumah itu, apapun yang terjadi di bawah atap kediaman mereka akan menjadi tanggung jawab hyunbin dan jungmo, termasuk hyeongjun.

"kak jungmo nangis di makam. gua pikir itu bayangan waktu beberapa tahun lalu tapi dia bilang di sana gak ada kak hyunbin sama minhee"

setelah itu hening menggantung di ruangan itu. hyunbin kehilangan selera makannya dan bahkan tak lagi melirik roti di atas piringnya. jungmo meraih gelas berisi air mineral setelah merasakan tenggorokannya mendadak kering.

"mungkin cuma mimpi biasa" ucap hyunbin, terasa menggantung dan tak yakin dengan ucapannya sendiri.

"makam siapa? dia cerita gak?" tanya jungmo.

wonjin menggeleng. tak mendapat informasi lebih selain itu.

"postive thinking aja"

jungmo mengakhiri pembicaraan yang cukup menghilangkan selera makan pada pagi itu. wonjin tau kakaknya tak ingin membahas apapun mengenai kemampuan si bungsu.

terakhir kali hyeongjun memimpikan jungmo, si sulung di dalam mimpinya berbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan luka cukup parah. hyeongjun bilang ia tak bisa menahan tangis bahkan bantal tidurnya ikut basah saat ia terbangun. yang lebih tua menanggapinya dengan senyum geli, tak mau ambil pusing dengan bunga tidur si bungsu.

namun saat itu tak ada yang menyangka, satu minggu setelahnya jungmo harus dilarikan ke rumah sakit karena mobil yang ia bawa tergelincir di jalan yang licin diguyur hujan. kala itu hyeongjun menangis keras dalam dekapan hyunbin. sementara minhee tak henti menatap ruang gawat darurat, menunggu kabar mengenai kondisi jungmo.

itu beberapa tahun lalu.

si bungsu dan bunga tidurnya.

hal yang sebenarnya bagi banyak orang bukan perkara besar namun menjadi seperti alarm bagi keluarga kecil mereka.

"ayo ke kantor"

jungmo tak ingin menerusakan pembicaraan ini. ia dan hyunbin punya meeting yang harus didatangi dan jungmo sudah cukup gusar pagi ini akibat obrolan pagi bersama wonjin. ia dan hyunbin beranjak dari sana setelah sebelumnya mengingatkan sang adik untuk segera menghabiskan makanannya dan berangkat kuliah.

cast

gu jungmo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gu jungmo

moon hyunbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

moon hyunbin

.

.

.

tbc

-godfelx

• b r o t h e r • starship/pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang