Empat Puluh Tiga

2.5K 130 4
                                    

Sudah hampir 5 tahun dari kepergian najwa dan selama itulah fahri menjadi pria yang sangat amat datar, cuek, pendiam lebih parah dari sebelumnya. Ia tak pernah menjawab pertanyaan yang seseorang tanyakan tapi ia hanya melakukannya saja sesuai fikirannya tanpa menjawab iya ataupun tidak.

Bahkan ketika byan dan any (orangtua fahri) menanyakan sesuatu atau berbicara padanya ia hanya mengangguk atau menggerakkan sedikit badannya saja sebagai jawaban.

"Nak bagaimana hari-harimu di kairo? Apa kamu bahagia bisa kuliah disana?"tanya anh

Ya selama itu fahri tinggal dikairo untuk melanjutkan stady-nya dan mengabdi disana beberapa tahun. Dan kemarin ia baru sjaa sampai ditanah air namun sikapnya semakin menjadi-jadi ek

Fahri mengangguk sebagai jawaban

Any tersenyum melihat putra sulungnya merespon perkataannya dengan baik.

"lalu apa kamu sudah punya rencana setelah ini nak?"tanya byan

Byan mengangguk

"apa rencanamu?"

Diam

"sayang, abi nanya loh itu! Kenapa ndak dijawab"ucap any lembut

"Masih belum pasti mi"jawabnya pelan sangat pelan

Mereka menghela nafasnya lega seraya tersenyum bahagia, akhirnya putranya ini mau berbicara juga.

"Yasudah,Abi harap kamu menentukan keputusan dan juga rencanamu itu dengan baik ya nak?"

Fahri hanya mengangguk

"kalau begitu abi sama umi mau istirahat dulu ya, kamu juga istirahat...sudah malam"

Fahri mengangguk

"Assalamu'alaikum"ucap mereka sebelum mereka pergi

"Wa'alaikumsalam"balas fahri pelan

Setelah memastikan kedua orangtuanya pergi dari kamarnya fahri mengusap wajahnya kasar dan entah kenapa rasa itu kembali hadir dalam dirinya. Rindu? Entahlah ia sangat sulit melupakan sosok yang sudah membuat hatinya luluh dan mencair. Meski ia sudah lama pergi tapi fahri selalu merasa bahwa ia ada disampingnya saat ini.

Tak terasa air matanya kembali mengalir deras membasahi pipi fahri yang semakin hari semakin tirus.

"Aku hiks...merindukanmu najwa hiks"

"Kenapa kamu meninggalkan aku hiks..."

"Kau bilang kau mencintaiku hiks....tapi kenapa kau pergi meninggalkan aku disini sendiri hiks..."

"hiks...semua ini salahku hiks...jika saja dulu aku tidak egois dan membiarkan kamu berangkat sendirian diacara kompetisi waktu itu. Hiks...pasti kamu masih disini hiks...bersamaku hiks...."

Fahri menjambak rambutnya sendiri dengan kasar. Sungguh ia sangat menyesal

Hingga akhirnya ia merasa matanya mulai memberat dan ia tertidur.

Fahri tengah duduk dikursi taman kota sambil menatap danau yang terlihat sangat tenang yang berada didepannya. Fahri menatapnya dengan tatapan kosong, yang ada fikirannya hanyalah najwa, najwa dan najwa.

Hingga lamunannya terganggu oleh suara keributan dari arah belakang, fahri mengernyitkan keningnya saat melihat ada seorang wanita berpakaian syar'i serta berniqob tengah berlari ketakutan dan diikuti oleh beberapa orang yang bertubuh besar yang berjarak agak sedikit jauh dari gadis itu.

Gadis itu berlari ke arah fahri dan ia bersembunyi disemak semak yang lokasinya tepat disamping kursi tempat fahri duduk.

"Kamu ken-"

COLD BOY FAHRI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang