00. Prologue

2K 297 38
                                    

Penginapan ini milik Ayahku. Lokasinya di Kabupaten Jeongseon, Provinsi Gangwon, Korea Selatan yang jauh dari kehidupan kota. Wilayah ini adalah tempat dimana pegunungan dan laut menjadi satu. Sebenarnya penginapan itu tidak cukup laris karena lokasinya yang sangat terisolasi. Bahkan mungkin hampir tidak memiliki pelanggan. Justru penginapan ini sudah seperti panti penampung para tunawisma karena beberapa dari pelanggannya adalah para tunawisma yang memilih tinggal disana selamanya. Ini sedikit gila. Tapi itulah mengapa aku mengagumi Ayahku.

Bisa dibilang cukup mewah, penginapan ini berwujud bangunan megah seperti mansion yang bercorak Eropa. Bahkan mungkin hanya dengan melihatnya saja, kita akan merasa seperti sedang tidak berada di Korea. Selain itu, penginapan ini memiliki halaman yang luas, kamar dengan berbagai macam ukuran, fasilitas yang memadai, dan yang paling cocok untuk para pecinta alam adalah, lokasinya sangat dekat dengan hutan. Tetapi yang menyedihkan, penginapan ini tidak mampu mendapatkan banyak pelanggan karena lokasinya yang kurang strategis, walaupun biaya per-malamnya bisa dibilang cukup murah untuk penginapan semewah ini.

Seperti nama pemiliknya, Ong Byung Ok, penginapan ini bernama Penginapan Ong. Penginapan Ong ini sudah berdiri jauh sebelum aku lahir dan sepertinya merupakan usaha turun temurun dari keluargaku. Tentunya, pasti ujung-ujungnya penginapan ini akan diwariskan padaku juga karena aku merupakan anak tunggal. Yah, sebenarnya akhir-akhir ini keluargaku sedang dirundung kesedihan karena Ayahku baru saja wafat beberapa hari yang lalu. Wafatnya Ayahku memang membuat populasi masyarakat bermarga Ong yang sangat langka jadi semakin langka, tetapi sebenarnya yang paling membuatku malas adalah menjadi penerus pemilik penginapan tak laku ini.

Dan hari ini juga, secara resmi, aku telah menggantikan posisi Ayahku sebagai pemilik penginapan. Itu artinya, penginapan ini sekarang menjadi milikku dan aku bebas melakukan apapun terhadap barang yang kupunya. Aku mengganti namanya menjadi Penginapan Hallerbos. Ini hanyalah salah satu teknik pemasaran. Nama Penginapan Ong itu terlalu biasa saja dan bahkan terdengar kampungan di telinga masyarakat Korea hanya dengan mendengarnya saja. Itulah mengapa aku mencoba memadukan nama penginapan dengan bangunannya yang sangat berbau Eropa itu. Datanglah kemari, tidak usah jauh-jauh ke Perancis, Jerman, ataupun Inggris, kami memiliki Penginapan Hallerbos di Jeongseon yang akan membuat kalian serasa di negeri Eropa.

.

.

.

2 Desember 2019─ Seongwoo memarkirkan mobilnya di halaman penginapan yang sangat luas. Rasanya seperti sedang bertamu ke Istana Negara. Hujan salju yang menyambut bulan Desember ia biarkan mengotori mobilnya. Perlahan ia masuk ke dalam penginapan yang megah itu. Lobi yang luas dengan tulisan Penginapan Hallerbos yang menempel di dinding menyambutnya. Sebelumnya dinding itu hanya bertuliskan satu suku kata yaitu Ong. Memalukan.

Ia terus berjalan di koridor dan menaiki beberapa tangga hingga tiba di lantai paling atas. Kemudian ia menuju ruangan paling pojok yang sangat luas. Pintu kayu yang besar itu dibukanya pelan. Di dalam cukup gelap, hanya ada cahaya matahari yang terhalang gorden dan menimbulkan efek remang-remang. Seongwoo berjalan menuju jendela dan membuka gorden tersebut. Cahaya matahari pun mulai masuk dan memperjelas sosok manusia yang sedang duduk dengan tenang diatas kasur dan pemandangan hujan salju yang tenang bisa dinikmati dari dalam sini.

"Kau harus membuka tirainya setiap pagi. Jangan menungguku datang untuk membukakannya. Aku kan tidak setiap hari datang kesini." ujar Seongwoo kepada seorang pria seumurannya yang sedari tadi masih duduk di atas kasurnya.

Seongwoo langsung duduk di kasur. Yang disebelahnya, yang duduk dengan tenang diatas kasurnya tanpa berbicara sepatah kata pun adalah Hwang Minhyun, pria berumur 30 tahunan yang merupakan sahabat Seongwoo. Minhyun menderita gangguan jiwa selama 1 tahun terakhir ini dan Seongwoo adalah satu-satunya orang yang mau merawatnya.

"Jadi begini Minhyun-ah.. Aku akan melakukan uji coba pada seorang anak disini, di penginapan ini sebelum penginapan ini resmi dibuka. Anak itu aneh sekali. Kadang ia melakukan hal-hal yang tidak wajar untuk anak seusianya. Aku harus mencari tahu apa yang salah dengan anak itu."

Curhatan Seongwoo barusan hanya dibalas oleh keheningan. Tidak tahu apakah Minhyun dapat mencerna kata-katanya atau malah tidak mengerti sama sekali.

Setelah datang hanya untuk membuka tirai dan curhat dengan sahabatnya, Seongwoo langsung meninggalkan ruangan dan menutup kembali pintunya. Ia menuruni tiap anak tangga hingga sampai di lantai 3 dan masuk ke ruangan yang lain. Ruangan itu lebih terlihat seperti ruang kerja yang sedikit berantakan. Namun ada seorang gadis muda yang sedang mengerjakan sesuatu di depan laptopnya.

"Selamat pagi, Yeji." ujar Seongwoo sambil tersenyum dan duduk di hadapan perempuan yang ia panggil Yeji itu.

"Pagi, Profesor."

"Bagaimana persiapan untuk uji cobanya?"

"3 kamar di lantai 2 dapat dipakai. Persiapan makanan lengkap. Listrik, air, perapian, semuanya siap dan cukup untuk digunakan sepanjang liburan musim dingin."

"Oh, bagus."

"Jadi Profesor akan membawa keempat mahasiswa ini untuk membantu uji coba? Kenapa Profesor memilih mereka? Mereka terlihat seperti anak-anak orang kaya yang manja." ujar Yeji sambil melihat-lihat profil keempat mahasiswa di layar laptopnya.

"Mereka semua adalah anak seumuranmu. Mereka semua merupakan mahasiswa di Universitas Chung-Ang, di Seoul dan mereka adalah anak-anak yang sangat tangguh."

Bae Jinyoung, ia tampan bukan? Ia juga pintar, pemberani, dan baik hati. Tetapi yang membuatnya tidak pernah digemari cewek-cewek adalah latar belakang hidupnya. Ia adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama adik perempuannya di rumah kontrakan sederhana dekat kampus. Ia selalu berangkat naik sepeda ke kampusnya. Untuk membiayai hidupnya, ia bekerja di sebuah tempat pengrajin kayu sederhana. Baru pertama kali ini aku melihat tukang kayu setampan itu. Beruntungnya, ia mendapat beasiswa di Universitas Chung-Ang yang membuatnya tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk sekolah.

Hwang Siyeon, ia adalah seorang anak perempuan yang tumbuh dan dibesarkan di keluarga MH Group. Ia hidup dengan penuh kemewahan dan jangan heran jika sifat egois dan sombongnya sangat melekat kuat. Walaupun begitu, jangan remehkan gadis ini. Ia adalah seorang anak yang tidak manja. Ia sangat pemberani. Ia bahkan sudah berpengalaman dengan olahraga Anggar selama 14 tahun. Sesungguhnya ia anak yang baik. Kini perusahaannya, MH Group sudah ditutup. Kini ia tinggal bersamaku di Seoul setelah kakak satu-satunya, Hwang Minhyun dinyatakan menderita gangguan jiwa.

Park Woojin, kau tahu PJ Group? Ya, perusahaan tekstil terkenal yang dipimpin oleh CEO Park Jaeho. Anak yang selalu mengenakan eye pad ini merupakan cucunya, lebih tepatnya pewaris PJ Group. Namun, ada kisah tersendiri tentangnya. Ia berpisah dengan saudara kembarnya sejak bayi kemudian ia tumbuh dan dibesarkan oleh keluarga angkatnya. Ia tidak pernah merasakan hidup sebagai anak orang kaya selama 18 tahun. Namun itulah yang membuatnya menjadi anak yang tangguh dan tahu cara bertahan hidup. Kini ia sudah tinggal kembali bersama keluarga PJ Group.

Park Jihoon, ia adalah saudara kembar Woojin yang sejak kecil dibesarkan oleh kakeknya, Park Jaeho, pemilik PJ Group. Hidupnya sangat beruntung karena lahir di keluarga yang kaya raya. Sifatnya yang manja, egois, dan sombong tentu melekat kuat pada dirinya. Lalu kenapa aku mempercayainya untuk membantuku dalam uji coba ini? Hm.. Setidaknya ia pernah berhasil lolos dalam suatu insiden pembunuhan di Belgia, dan karena itulah aku mengakuinya bahwa ia cukup tangguh.

Mereka berempat bukan sembarang orang yang kupilih secara acak tetapi mereka benar-benar kumpulan anak muda yang terpercaya. Yah, walau sedikit menjengkelkan dan usil karena usianya baru saja menginjak 20 tahun.

"Uji coba akan dilakukan pada tanggal 10 Desember 2019 sampai malam tahun baru. Aku mohon bantuannya."

C O M I N G S O O N
August xx, 2019

Hallerbos Terror 2 : Hide and SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang