Sepasang saudara kembar bermarga Park itu saling menatap. Tak ada obrolan sama sekali. Hanya diam sambil saling memandangi makhluk fotocopy-annya. Walaupun pada kenyataannya wajah mereka berbeda jauh. Perlahan, sinar matahari pagi mulai masuk ke dalam celah-celah jendela. Mereka berdua hanya saling bertatapan sambil menunggu matahari terbit. Dan sudah bisa ditebak, mereka begadang semalaman.
Begitu sinar matahari menyoroti wajah mereka, keduanya langsung berdiri. Mereka berdua langsung menyalakan monitor-monitor yang mati. Memang sengaja dimatikan selama satu jam agar monitor-monitor tersebut dapat beristirahat. Sambil menunggu semua monitor menyala, Woojin langsung mengambil ponselnya yang ada diatas meja. Ia mencoba untuk menghubungi seseorang.
"Profesor! Profesor! Profesor!" serunya begitu yang dihubungi menjawab panggilannya dengan cepat. Seruannya itu juga berhasil membuat Jihoon yang masih sibuk menyalakan monitor terkejut dan terjungkal.
"Astaga.. masih pagi.. aku baru saja sampai Seoul dan baru tidur satu jam.. nanti dulu ya, aku mau pergi mandi."
"Profesor!! Ini penting! Darurat! Imeureugensyi!"
"Ada apa, sih?"
"Jadi.. tadi malam aku dan Jihoon mengawasi Yoobin. Ia pergi keluar penginapan malam-malam, jadi aku-"
"Oke. Cukup. Itu biasa. Ada yang lebih gila, aku pernah memergokinya lompat dari jendela lantai 2. Sepertinya ini bukan kelainan psikologis, nak, sepertinya dia sedang kesurupan."
"Melompat dari lantai 2!? Goblok sekali!"
. . .
Sebentar lagi langit sore akan segera datang, kembali lagi ke tempat utama, penginapan Hallerbos yang besar dan megah dimana penghuninya melakukan aktifitas mereka masing-masing dengan tenang. Yeji masih fokus dengan kegiatan menulisnya diatas meja dengan penampilan yang masih berantakan dari tadi pagi. Sepertinya ia agak gila, ia hanya diam di kamar dari pagi sampai sore. Kemudian dengan lancangnya seseorang masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu lebih dulu dan otomatis membuat Yeji menghela napasnya kesal.
"Mau sampai kapan kau membiarkan pipa air itu membeku? Sedari tadi kita hanya mengkonsumsi mie instan dengan gelas plastik. Semua piringnya kotor, belum dicuci. Lagi, persediaan makan di kulkas sudah habis, sisanya kau simpan dimana?" ujar Siyeon yang langsung menanyakan intinya tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
"Aku tidak tahu. Pergilah."
"Kau adalah tuan rumahnya. Aku tidak mengerti apa-apa tentang penginapan ini. Aku tahu kau sedang sedih, tapi apa kau akan tetap diam disini seperti ini?"
"Kau bisa mencuci piring menggunakan air kamar mandi."
"Oh.. astaga.. kau ini benar-benar.."
"Hwang Siyeon.." panggil Yeji sambil berdiri dan menghampiri Siyeon yang ada tepat di depan pintu.
"Apa?"
"Aku merasakan ada sesuatu yang aneh di penginapan ini semenjak kalian tinggal disini. Ada sesuatu yang tiba-tiba berubah. Seakan-akan aku merasa ini bukan rumahku lagi."
"Apa? Apa yang berubah?"
"Yoobin.. anak itu.. sepertinya anak itu yang membawa pengaruh terbesarnya. Sepertinya itu bukan gangguan psikologis atau sejenisnya, sepertinya Profesor salah memeriksa. Dan sepertinya Profesor tidak bisa membantu apapun."
"Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengannya?"
"Aku tidak tahu pasti. Tapi apakah kau juga merasa bahwa Yoobin memiliki jiwa lain yang hinggap di dalam tubuhnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror 2 : Hide and Seek
Fiksi PenggemarDituntut untuk mengurus seorang anak kecil di sebuah penginapan tua yang terisolasi, sekumpulan mahasiswa ini justru mendapat teror mengerikan. Anak itu selalu mengajakmu bermain petak umpet setiap malam... ❕Sequel dari HALLERBOS TERROR. ❕Disarankan...