06. Behind the Andenne Room

998 217 70
                                    

Sangat tidak ditunggu-tunggu, malam yang gelap gulita akhirnya tiba. Untung saja, tepat sebelum matahari tenggelam, mereka sudah menyalakan lilin di beberapa tempat yang cukup penting. Suasananya sama persis seperti uji coba di Belgia yang gagal setahun yang lalu. Entah kali ini akan gagal lagi atau tidak.

Yang sedang menjelajah loteng masih disibukkan dengan kegiatan mereka. Sementara yang harus memasak di dapur juga sedang menyibukkan diri. Sedari tadi Siyeon masih memasak mie instan dalam cup. Dan parahnya ia menggunakan air kamar mandi untuk memasak air karena pipa air yang menghubungkan kran membeku. Ia sedang sibuk memasak, tetapi Yoobin si gadis kecil hanya bisa duduk menunggu dengan tenang.

Dalam waktu yang tepat, Jinyoung dan Yeji pun tiba di dapur ketika Siyeon baru saja menyajikan cup mie yang keempat. Yeji mematikan senter yang digenggamnya kemudian duduk di kursi dengan malas. Jinyoung langsung mengambil satu cup mie instan untuk langsung ia santap. Sementara Siyeon menatap mereka berdua, siap untuk melontarkan beberapa pertanyaan.

"Bagaimana? Genset-nya?"

"Tidak ada." jawab Jinyoung.

"Tapi Jinyoung menemukan kertas semacam ini." Yeji mengeluarkan sebuah kertas yang ditulis oleh cat berwarna hitam. Disana tertulis le diable est arrive.

Siyeon terdiam sejenak. Ia mengerutkan dahinya sambil sekilas melirik kertas kusam tersebut. "Memangnya kenapa jika ada kertas seperti itu?"

"Selama bertahun-tahun aku dibesarkan di penginapan ini, tidak pernah ada yang mengatakan bahwa tempat ini berhantu. Tempat ini berkembang dengan damai, tenang, aman, tenteram, tidak pernah terjadi hal-hal yang janggal disini. Tapi akhir-akhir ini.. aku merasa tidak aman."

"Semenjak kapan?" tanya Jinyoung.

"Semenjak kalian datang kesini. Aku rasa benar-benar ada yang tidak beres dengan adikmu, Yoobin." bisik Yeji.

"Oh!?" ujar Siyeon dengan nadanya yang sedikit tinggi. Membuat Jinyoung dan Yeji menoleh padanya dengan kompak dan dengan kompak pula mengerutkan dahi mereka.

Mereka bertiga pun menyadari sesuatu. Yoobin menghilang. Siyeon, Jinyoung, dan Yeji pun langsung panik dan menghentikan acara makan mereka. Belum menghabiskan makanan, ketiga anak langsung berdiri dan menyorotkan senter ke segala arah untuk mencari anak yang sangat suka menghilang tiba-tiba itu. Pada akhirnya, mereka bertiga pun berpencar sambil membawa senter mereka masing-masing untuk mencari Yoobin.

Sambil berjalan penuh kepanikan, Jinyoung mengambil ponsel dari sakunya untuk menghubungi Profesor. Sementara itu Siyeon dan Yeji pergi mencari bersama dan mencoba untuk menghubungi gedung Fernelmont. Ketiganya sedang dipenuhi kepanikan hanya karena anak kecil sialan ini.

Jinyoung berjalan menuju lantai 3, menelusuri setiap ruangan yang hanya berisi kain-kain tak terpakai. Namun tetap tidak ada hasilnya, tidak ada anak kecil yang berkeliaran disana. Jadi ia teruskan mencari ke lantai 4. Kedua tangannya sibuk. Tangan kirinya memegangi ponsel yang sedang terhubung dalam panggilan bersama Profesor. Tangan kanannya juga harus memegangi senter untuk membantunya berjalan dalam kegelapan.

"Kenapa anak itu selalu hilang tiba-tiba, sih!?" balas Profesor yang ikut-ikutan emosi di dalam panggilan.

"Ah, lama-lama aku bisa gila mengurus anak itu!"

Karena sudah berada di lantai 4, Jinyoung memutus panggilan. Seketika ia penasaran dengan keadaan Tuan Hwang. Ia belum sempat menjenguknya semenjak listriknya padam. Setelah mengantongi ponselnya, perlahan ia membuka pintu kamar Tuan Hwang yang tidak pernah dikunci. Ketika melihat tidak ada Tuan Hwang di kasurnya, ia langsung menoleh ke arah balkon, dan, ya, Tuan Hwang sedang memakan mie nya disana.

Hallerbos Terror 2 : Hide and SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang