Mata mereka sempat bertatapan beberapa saat. Dengan berani Jinyoung terus menatapnya untuk memastikan apakah ia benar-benar Siyeon atau bukan. Tetapi bukannya Siyeon sedang berada di ruang tengah? Bukannya rambut Siyeon tidak sepanjang itu? Dan sejak kapan Siyeon memiliki pakaian kuno seperti itu? Ketika menyadari hal-hal janggal tersebut, Jinyoung langsung mundur dan menjauhi jendela.
Begitu ia melangkah mundur, ponsel yang ada di saku celananya berdering. Lumayan membuat Jinyoung tenang di tengah-tengah suasana yang mengerikan itu. Dan dengan cepat Jinyoung langsung mengangkat panggilan tanpa melihat nama pemanggilnya terlebih dahulu.
"Halo?"
"Hei, Jinyoung.."
"Siapa ini?"
"Apa kau tidak melihat nama si pemanggil di ponselmu terlebih dahulu? Ini Profesor Ong."
"Oh, Profesor.. Ada apa?"
"Besok pagi aku akan menyusul ke penginapan. Dan.. aku membutuhkan dua anak untuk melakukan pemantauan di kota Sokcho. Kalian bisa berdiskusi terlebih dahulu untuk menentukannya."
"A-apa? Aku tidak bisa dengar. Sinyalnya buruk sekali."
"Aku tidak bisa mendengarmu Jinyoung-ah.. Suaramu putus-putus."
"Sinyal disini jelek."
Profesor pun mematikan panggilannya. Jinyoung langsung memandangi layar ponselnya sambil mengumpat kecil karena sinyalnya benar-benar tidak bisa diajak kerja sama.
Kemudian Jinyoung langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut. Tetapi bukannya kembali pergi ke lantai bawah, ia justru kembali menaiki tangga. Ia terus naik tangga hingga ke rooftop. Rencananya ia hanya ingin menyendiri disana. Tetapi kakinya berhenti melangkah ketika melihat seorang perempuan berambut panjang di rooftop.
Jinyoung langsung berbalik dan berdoa. Berdoa bahwa makhluk itu bukan hantu atau semacamnya. Karena ia baru saja bertatapan dengan makhluk aneh, jadi ia harus banyak berpikir positif. Dan doanya pun terkabul ketika perempuan itu memergokinya dan memanggilnya.
"Hei mahasiswa Chung-Ang! Apa yang kau lakukan disana?"
Yang merasa terpanggil, Jinyoung pun menoleh. Jinyoung menghembuskan napasnya lega ketika menyadari bahwa perempuan itu adalah Yeji, si tuan rumah. Tetapi kemudian Jinyoung mengerutkan dahinya bingung, "Loh.. Bukannya kau ikut main petak umpet dengan anak-anak yang lain?"
"Tidak."
"Oh?"
"Untuk apa main yang begituan. Lebih baik aku kesini."
"Kau suka menyendiri seperti ini disini?" tanya Jinyoung sambil mendekatinya untuk memulai obrolan bersama.
"Mungkin iya? Mungkin tidak. Entahlah. Semenjak Profesor Ong merebut rumahku aku jadi sering kesal sendiri, dan duduk di rooftop yang sepi seperti ini kadang bisa mengobati rasa kesal itu."
"Merebut!?"
"Ah.. bukan begitu maksudku. Dulu penginapan ini milik tuan Ong, ayahnya Profesor Seongwoo, Ong Byung Ok namanya. Tetapi karena selalu kekurangan pengunjung, penginapan ini justru berubah menjadi tempat penampungan para tunawisma. Aku merupakan salah satunya. Aku sudah dibesarkan disini dari kecil bersama banyak orang jadi penginapan ini sudah seperti rumahku."
"Lalu sekarang kemana para tunawisma yang lainnya?"
"Profesor Ong memindahkan mereka ke tempat lain. Hanya aku yang tetap bertahan disini."
"Jadi untuk seterusnya kau akan tinggal disini sendirian?"
"Ya."
"Ah.. begitu ya. Oh ya, kemana kucingmu, Ori? Biasanya ia selalu bersamamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror 2 : Hide and Seek
FanfictionDituntut untuk mengurus seorang anak kecil di sebuah penginapan tua yang terisolasi, sekumpulan mahasiswa ini justru mendapat teror mengerikan. Anak itu selalu mengajakmu bermain petak umpet setiap malam... ❕Sequel dari HALLERBOS TERROR. ❕Disarankan...