Mereka berdiam cukup lama di ruangan yang sempit itu. Gelap, lembab, dan sempit, membuat mereka bertiga saling berebut oksigen di dalam sana. Mereka juga tidak bisa memperkirakan apakah Yoobin sudah sampai di rooftop atau malah kehilangan jejak. Namun karena sudah lewat 5 menit mereka di dalam sana, ketiganya pun mencoba keluar perlahan. Woojin menjadi orang pertama yang keluar dan langsung menghirup udara segar sepuasnya, dilanjut Siyeon dan Jinyoung yang keluar dari sana.
Dengan pandangan yang masih was was, mereka melihat ke seluruh area rooftop untuk memastikan apakah Yoobin ada di sekitar sini. Tapi malam itu rooftop-nya sepi sekali dan sepertinya hanya ada mereka bertiga disini. Setelah merasa aman, mereka bertiga pun mulai masuk ke dalam penginapan untuk segera keluar dari sana dan menyusul Yeji di ruang bawah tanah. Karena kondisi di dalam penginapan sangat gelap, mereka harus menyalakan senter tentunya, tapi tetap saja harus terus waspada dengan kehadiran Yoobin.
Masih dengan langkah pelan namun panik, ketiganya menuruni tiap anak tangga setidaknya untuk mencapai lantai dasar. Namun ketika mereka baru saja tiba di lantai 3 yang diketahui sebagai gudang kain itu, mereka pun berhadapan dengan Yoobin disana. Sudah tidak ada waktu untuk mematikan senter atau sembunyi lagi, satu-satunya cara untuk selamat adalah lari. Dan akhirnya setelah sempat bernapas sejenak, insiden kejar-kejaran kembali berlanjut. Lucunya, yang mengejar mereka hanyalah seorang anak kecil berumur 8 tahun yang seharusnya tidak ada yang ditakutkan.
"Jangan lari ke rooftop lagi!!" ujar Siyeon sambil menarik Woojin yang hendak lari menaiki tangga.
Kemudian mereka bertiga pun lari dengan paniknya. Mereka menuruni tiap-tiap tangga dan berhasil sampai di lantai dasar. Karena saking paniknya, mereka bahkan tidak tahu apakah Yoobin masih mengejarnya atau tidak, yang ada di pikiran mereka hanyalah bagaimana cara untuk kabur dan selamat. Hingga akhirnya kini mereka berhasil sampai di luar ruangan. Tanpa berani melihat ke belakang, Jinyoung dan Woojin langsung berlari masuk menuju ruang bawah tanah. Siyeon yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengikuti mereka.
"Tempat apa ini!?" tanya Siyeon yang mau tidak mau harus mengikuti kedua teman laki-lakinya itu.
"Ini tempat persembunyian yang Yeji bilang." jawab Woojin.
Setelah melewati koridor-koridor gelap yang berliku, dengan sisa-sisa ingatan, akhirnya mereka berhasil menemukan ruangan dimana Yeji dan Jihoon bersembunyi. Butuh waktu dua kali lipat lebih lama untuk menemukan ruangan itu bagi orang baru karena koridor-koridor bak labirin itu benar-benar bisa menyesatkan manusia. Dengan paniknya, ketiga anak yang ketakutan itu memukul-mukul pintu besi yang hampir rapuh itu dan tentunya sambil berteriak.
"Yeji-ya!!! Buka pintunya!!" teriak Woojin.
Begitu Yeji membukakan pintu, ketiga manusia panik itu langsung berebut jalan untuk masuk. Dan yang terakhir masuk, Jinyoung langsung menutup pintu besi itu dengan keras sampai menghasilkan suara yang nyaring. Mereka bertiga langsung terduduk di lantai dengan kompak dan kembali berebut oksigen di ruangan yang sempit itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Jihoon yang ikut melihat kondisi teman-temannya sambil memberikan beberapa botol air dan beberapa lembar tisu.
"Yoobin mengejar kami." jawab Jinyoung yang langsung mengambil beberapa lembar tisu bersih itu untuk ia gesekkan pada kulit wajahnya demi menghapus keringat yang sudah menyebar dimana-mana.
Sementara Woojin memilih untuk meneguk sebotol air minum terlebih dahulu. Kemudian ia baru bisa angkat bicara, "Aku tidak tahu apakah anak itu masih mengejar kami."
"Dimana Profesor? Dan Tuan Hwang?" tanya Jihoon lagi.
"Mereka masih di ruangannya." jawab Siyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallerbos Terror 2 : Hide and Seek
FanfictionDituntut untuk mengurus seorang anak kecil di sebuah penginapan tua yang terisolasi, sekumpulan mahasiswa ini justru mendapat teror mengerikan. Anak itu selalu mengajakmu bermain petak umpet setiap malam... ❕Sequel dari HALLERBOS TERROR. ❕Disarankan...