[Kaito pov]
"SHINICHI!!" teriakku memanggil pria itu.
Pria itu menoleh dan-
"E-eh?!"
Kami semua terkejut bukan main jika pria yang ada di lorong itu bukan Shinichi, melainkan hanyalah seorang penjaga.
"Lalu, dimana Shinichi?"
---
[Shinichi pov]"SHINICHI!!" aku mendengar seseorang berteriak memanggilku.
"Haah~ Ada apalagi ini~?" ucapku menepuk jidat.
Aku berjalan keluar dari ruangan yang indah ini, bermaksud untuk menemui orang yang memanggilku itu.
"Hei ada apa berteriak memanggilku?"
Semua orang menoleh.
"NAH, DISITU KAMU TERNYATA!" teriak penjaga.
"Akh~sial-" ucapku memijat pelipis.
"KEMARI KAU!"
"Tunggu dulu! Ada apa ini sebenarnya? Hey penjaga, ada apa? Jelaskan padaku." ucap Kir menahan penjaga itu yang hendak berlari menangkapku.
"Pemuda ini, dia dengan tanpa izin memasuki ruangan-ruangan di lorong ini. Aku sudah berusaha mencegahnya, tapi dia menghilang begitu cepatnya!"
"Eh?"
Semua orang melongo melihat ke arahku.
"Hm? Ada apa? Oh iya, yang tadi memanggilku siapa?"
"Sialan-" ucap Heiji menepuk jidat.
"A-aku yang tadi memanggilmu. Kami kaget karena tiba-tiba kamu tidak ada di belakang kami. Setelah Kir menjelaskan tentang lorong ini, kami khawatir kau terjebak, jadi kami kembali untuk mencarimu. Lalu kami melihat siluet pria berdiri disini. Kami kira itu kau, jadi aku berteriak memanggilmu." Jelas Kaito.
"Eh? bukannya tadi aku sudah bilang aku tertarik pada lukisan di ruangan lorong ini dan memutuskan untuk masuk?"
"Kapan kau bilang begitu? Dasar bodoh." Heiji terdengar sangat kesal.
"Tadi aku sempat bilang kok, dan salah satu dari kalian menyahut perkataanku."
"Tidak ada yang me-"
"Sudah, yang penting Shinichi sudah ketemu dan syukurlah dia tidak terjebak karena hanya menyusuri ruangan di lorong ini lurus sesuai jalannya." ucap Hakuba memotong ucapan Heiji.
"Huft~"
"Ah, aku lapar. Apa kalian sudah membuat sesuatu untuk dimakan?" tanyaku.
"MANA SEMPAT! KAMI LANGSUNG MENCARIMU, DASAR!" teriak Heiji dan Kaito bersamaan.
"Aah.. begitu ya. Maaf, hehehe."
"Kau memang orang yang sangat santai, Shinichi." ucap Saguru menepuk pundakku.
"Tidak juga."
Setelah itu kami menuju ke dapur. Dan seperti yang dikatakan Kaito, dapur ini memang megah, dan yah, berkilauan bagiku.
Saguru pandai memasak, jadi dia membantu Kir membuat makanan. Dia awalnya membuat Gyoza. Tapi, seperti biasa, dia akan membuat banyak jenis makanan. Contohnya saja saat ini dia banyak membuat pancake dan pie buah. Walau begitu, rasanya tidak pernah mengecewakan.
"Hmm..enak juga. Ternyata kau jauh lebih pandai dari yang kubayangkan." ucap Kir memuji Saguru.
"Hahaha, tidak juga. Aku masih harus belajar banyak."
"Dia ini pernah bilang bahwa dia bercita-cita menjadi seorang chef." Ucap Kaito dengan pie buah di mulutnya.
"Makan dulu sampai habis baru bicara." ucapku memperingatkan dia sambil mencubit pinggangnya.
"A-aw, sakit! Iya iya iyaa akan kulakukan. Ini, makan juga, enak loh!" bujuk Kaito merangkulku sambil berusaha membungkam mulutku menggunakan pie buah buatan Saguru.
"Tidak mau, nanti saja!"
"Ayo makan, buka mulutmu, aaa!"
Yah, dan sialnya, semua orang di dapur memandang aneh kami dan seperti biasa, Heiji bersorak seakan sedang melihat orang pacaran.
"Aku akan makan ini Kaito, tapi nanti!"
"Tidak, kau harus makan sekarang, cepat buka mulutmu, kalau tidak nanti akan kubuat kau menganga sepanjang malam."
Akh, ancaman ini lagi. Dia selalu membuat ancaman ini tiap kali aku susah makan. Dan semua kejadian malam itu kembali terbayang di kepalaku.
"Hap, yak kunyahlah. Aku berhasil memasukkan pie buah ke mulutmu." ucap Kaito puas.
"Apakah kalian tidak normal?" tanya Kir tiba-tiba membuatku kaget hingga tersedak pie buah yang sedang kumakan.
"Terkadang normal, terkadang tidak." Ucap Heiji santai sambil menyeruput secangkir teh.
"Kau tidak apa-apa? Minum ini." Tawar Kaito dan tanpa pikir panjang aku menerima dan meminumnya.
"Lihat saja barusan, so sweet sekali~" goda Saguru.
"Hey sudah cukup, cukup. Kalian membuat Shinichi tersipu malu." goda Kaito menjawil pipiku.
Dan sialnya, lagi-lagi aku tersedak.
"Ah, maaf maaf.." Kaito mengelus pundakku.
"Hm, pasangan yang serasi." ucap Kir sambil membereskan peralatan masak tadi.
Sial, aku jadi salah tingkah sendiri tiap kali Kaito mulai menggodaku seperti ini. Dan pikiran seserius apapun, akan buyar apabila kejadian malam itu tiba-tiba teringat olehku.
"Malam yang sangat romantis dan penuh gejolak yang pernah kualami."
-TO BE CONTINUED-
ok, sudah berapa abad aku ga update?:')
gomen ya udah sekitar 1 abad ga update, real life mengguncangku:')
maaf pendek, karena seenggaknya aku update biar ga dikira mati:')

KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome but Psycho
Fanfiction[DISCONTINUED] ⚠Warning : shounen ai (bl - not yaoi), ada unsur sadis dan bahasa kasar. 4 Siswa SMA tampan dan pandai ini ternyata adalah pimpinan dari komplotan psikopat yang bernama RED NIGHT. Setelah menjatuhkan pimpinan mereka sebelumnya, mereka...