"Hm, pasangan yang serasi."
Kami terkekeh mendengar Kir yang mencoba menggoda Shinichi. Dia melamun dan mukanya memerah perlahan.
"Hey, Shinichi?" kucoba mengalihkan perhatiannya, namun tidak ada respon.
"Heeyyy, Shinichi?" ku jentikkan jariku di depan matanya, tapi masih tidak ada respon.
"Hey, bodoh." Heiji tiba-tiba ikut memanggil, dan langsung dapat respon.
"Apa?!" Shinichi kaget dan sedikit marah.
"Saguru memanggilmu sejak tadi tapi kau tidak merespon, dasar bodoh."
"Ah, maaf Saguru. Ada apa?" raut wajahnya terlihat merasa bersalah.
"Tidak apa-apa. Hanya ingin menggoda saja. Kau melamun dan wajahmu memerah, apa yang kau pikirkan?"
Wajahnya nampak kaget dan semakin memerah. Ia pun bicara dengan terbata-bata.
"A-ah, t-tidak ada kok-"
"Aku tau apa yang ada di pikiranmu sejak tadi." ucap Heiji santai sambil meminum teh miliknya.
"Diam, kau tidak pernah dan tidak akan pernah tau apapun!"
Shinichi salah tingkah dan hendak meninggalkan dapur. Namun, seorang pria muncul memasuki dapur.
"Hmm, aroma yang nikmat. Apa menu makan malam hari ini, Kir?"
Kami semua memandang pria itu dalam diam dan tanpa ekspresi. Pria itu juga nampak sedikit kaget melihat kami. Setelah sempat mematung di tempat, pria itu ikut duduk di meja makan. Shinichi juga kembali duduk di samping Kaito. Kami berempat masih tetap mengunci tatapan kami padanya, dan masih tanpa ekspresi. Pria itu mulai merasa tidak nyaman dan berusaha menghilangkan atmosfer yang tidak nyaman.
"Hei, Kir!"
"Tunggu sebentar, biarkan aku mengeringkan tanganku." Kir akhirnya berbicara sambil mengeringkan tangannya menggunakan lap.
Suasana kembali hening. Pria asing itu melihat kami berempat secara bergantian. Kir duduk di sampingku, yang berhadapan lurus dengan pria itu.
"Makan malam kali ini adalah pancake, dan ada pie buah sebagai pencuci mulut." Kir mulai bicara ditengah keheningan.
"Dan jika kau hendak bertanya tentang 4 remaja tampan ini, mereka anggota yang baru resmi bergabung hari ini. Sharon sendiri yang memboyong mereka kemari."
"A-ah begitu rupanya."
"Pancake dan pie buah ini dibuat oleh remaja di sampingku ini, namanya- ah maaf, siapa namamu?" Kir menoleh padaku.
"Ekhem, saya Saguru Hakuba."
"Perkenalkan diri kalian nak, aku bahkan belum sempat bertanya siapa nama kalian." Kir meminta kami semua memperkenalkan diri.
"Saya Kaito Kuroba, dan disamping saya ini Shinichi Kudo." Ucap Kaito memperkenalkan dirinya dan Shinichi.
"Heiji Hattori." Ucap Heiji datar lalu kembali meminum tehnya.
"Ah, aku Shio. Sudah bergabung saat usiaku masih 10 tahun, salam kenal."
"Jadi, sudah berapa lama anda bergabung disini?" tanya Kaito.
"Aku? Hm, bisa dibilang sudah 18 tahun. Aku termasuk anggota senior disini. Namun tidak sesenior Kir." jelasnya.
"Hm? Seberapa senior dirimu, Kir?" tanya Shinichi.
"Entahlah. Banyak anggota bilang bahwa diriku ini adalah anak emas Sharon. Aku bergabung disini sejak orang tuaku meninggal saat usiaku masih 8 tahun. Sekarang usiaku sudah 33 tahun. Jadi, aku bergabung disini sudah 25 tahun."
Heiji tersedak pie buah yang ia makan. Kami semua melongo tidak percaya. Wanita secantik ini sudah berusia 33 tahun. Kami semua mengira setidaknya ia masih berusia sekitar 23 tahun.
"Kalian tidak percaya ya? Tidak apa-apa. Memang banyak yang tidak percaya bahwa usiaku sudah kepala 3. Wajahku terlalu muda, ahahaha."
"Yah, memang benar. Aku sempat berpikir bahwa setidaknya usiamu masih 23 tahun." ucapku yang membuat Kir dan pria bernama Shio itu tertawa terbahak-bahak.
"Kau akan membuat dirinya semakin sombong dengan wajahnya yang hemat usia itu, nak."
"Apa-apaan kau ini, bilang saja kau iri!" mereka kembali tertawa terbahak-bahak.
Kami semua akhirnya ikut larut dalam suasana yang menyenangkan ini hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan hampir pukul 7 malam.
"Ini sudah hampir pukul 7 malam. Apakah orang tua kalian tidak khawatir?" tanya Shio pada kami.
"Oh iya! Bukankah kita sedang dalam masa hukuman?" ucap Shinichi.
"Harusnya kita sudah dirumah sebelum jam 5 sore!" Kaito menambahkan.
"Eh? Memangnya kenapa begitu?" tanya Kir kebingungan.
"Karena selama hampir 3 minggu terakhir ini kami selalu pulang sekitar pukul 7 malam. Orang tua kami tidak suka dan sangat khawatir." Heiji menjelaskan.
Kring..kring..
"Ah, ibuku menelepon!"
Tanpa pikir panjang, aku menerima panggilan itu.
"Hey, Hakuba. Apa kau bersama yang lainnya?"
"Iya. Ada apa, bu?"
"Cepat pulang, kalian masih dalam masa hukuman! Beraninya kalian melanggar hukuman!"
"Ah, iya bu. Kami akan segera kembali secepatnya. Tunggu saja."
"Kami semua akan menghadiri acara diluar, kalian cepat pulang karena dirumah ada Conan yang hanya bersama perawatnya."
"Iya, baik bu."
"Baiklah, cepat pulang dan selamat malam!"
"Selamat malam, bu."
Tidak biasanya orang tua kami pergi semalam ini. Apakah memang ada acara yang sangat penting?
"Teman-teman, sebaiknya kita kembali ke rumah sekarang. Orang tua kita akan menghadiri suatu acara dan Conan sendirian bersama perawatnya." ajakku.
"Kalian hendak pulang? Tapi Sharon juga baru pergi sesaat sebelum aku kemari dan sepertinya belum kembali." ucap Shio.
"Kalian pulanglah, akan kusampaikan pada Sharon kalau kalian pulang." ucap Kir mempersilahkan kami pulang.
Kami pun pulang diantar oleh supir dari istana Sharon ini. Jalanan mulai sepi dan tidak ada bulan yang biasa menerangi gelapnya malam. Suasana terasa mencekam, dan ternyata Shinichi juga merasakannya.
"Hey, Saguru. Entah mengapa tapi diriku merasa ada yang tidak beres disini."
-TO BE CONTINUED-
Heyhoooo
seabad ga up, mumpung sempet soo here's for u, Enjoy!
x.

KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome but Psycho
Fiksi Penggemar[DISCONTINUED] ⚠Warning : shounen ai (bl - not yaoi), ada unsur sadis dan bahasa kasar. 4 Siswa SMA tampan dan pandai ini ternyata adalah pimpinan dari komplotan psikopat yang bernama RED NIGHT. Setelah menjatuhkan pimpinan mereka sebelumnya, mereka...