2nd : Punishment

4.4K 616 134
                                    




Berdiam di suatu ruangan bersama dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah ia temui adalah hal yang sangat buruk bagi seorang Kim Younghoon.



He's actually not an introvert, but there is one thing that makes him like that. Pernah dikhianati oleh seseorang yang sudah ia percayai sepenuhnya, satu-satunya sahabat yang ia miliki. Ah ya, dan satu hal lagi yang merubahnya menjadi seorang pembolos adalah kedua orang tuanya. Tidak, lebih tepatnya adalah Papanya. Suatu mimpi buruk jika ia kembali mengingat kenangan bersama Papanya.



Berbeda lagi ceritanya dengan pemuda yang berada di hadapan Younghoon itu. Lee Juyeon yang selalu terlihat dingin, tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya, bahkan dengan dirinya sendiri. Hidupnya dipenuhi dengan kerahasiaan.



Mempunyai latar belakang yang berbeda, dan sekarang dipertemukan di dalam ruang BP sebab kebiasaan mereka yang bisa dibilang sama.



Selama lima belas menit mereka berdua berada di dalam ruang BP, yang terdengar hanyalah suara detak jarum jam dan helaan nafas dari Juyeon yang sudah tidak tahan berlama-lama di dalam ruangan itu.



Srak



Pintu terbuka, siapa lagi kalau bukan Pak Donghae; orang yang mempertemukan Younghoon dan Juyeon di ruangan itu.



Beliau berjalan mendekati keduanya setelah menutup rapat pintu, tak lupa dengan senjatanya yang selalu beliau bawa kemana-mana. Satu lagi, tangannya yang lain membawa beberapa kertas kosong dan juga pena.



Pak Donghae meletakkan masing-masing satu lembar kertas kosong yang dibawanya di hadapan Younghoon dan Juyeon beserta pena.



Tuk tuk



"Tulis permohonan maaf atas kesalahan kalian selama ini di kertas itu, penuh, bolak-balik. Dan bapak akan dengan mudahnya melepaskan hukuman kalian. Dua puluh menit cukup kan?" Ucapnya tegas dengan mengetukkan tongkat rotannya di atas kertas kosong milik dua remaja yang seakan tidak menghiraukan perintahnya.



"Paham tidak?" Tanyanya tegas sekali lagi karena tak ada jawaban dari keduanya.



"Paham." Mereka berdua berseru kompak dengan nada malas dan lirih.



"Awas kalau saya balik kesini dan kertas itu masih kosong. Ck."



Setelah menuding keduanya dengan senjata miliknya, Pak Donghae pun keluar meninggalkan Younghoon dan Juyeon yang masih acuh, tidak ada keinginan untuk melaksanakan perintah dari Pak Donghae. Mereka bahkan terdiam cukup lama, suasana canggung yang sangat kentara diantara keduanya di dalam ruangan yang tidak begitu luas itu.



Pada akhirnya yang memulai untuk menulis adalah Younghoon. Menarik kertas dan juga pena di hadapannya, setelah lama memainkan alat tulis di tangannya barulah ia menggoreskan kata demi kata di atas kertas putihnya.



Lain lagi dengan Juyeon yang masih terdiam tanpa minat. Ia bahkan memejamkan matanya dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada. Sungguh kentara sekali sifat mereka berdua, hanya saja kelakuan buruk mereka yang membuat guru dan orang di sekitar mereka menyimpulkan bahwa mereka itu sama saja.



Younghoon pun tak ada niatan untuk mengajak Juyeon sekedar basa-basi dengan berkenalan. Remaja tampan yang memiliki tahi lalat di hidung itu masih tetap menulis permohonan maafnya di atas kertas, sesekali melirik ke arah Juyeon sambil berfikir kalimat apa yang akan ia tulis selanjutnya.



Dan saat Juyeon membuka matanya, tatapan mereka akhirnya beradu. Alis Juyeon menukik dengan wajahnya yang tetap datar, sedangkan Younghoon kaget kemudian menundukkan wajahnya dan kembali fokus pada kertasnya. Ada sedikit rasa takut jika Younghoon boleh untuk jujur saat melihat remaja di depannya itu.



Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang