10th : Juyeon's Weakness

3.7K 482 387
                                    

Sinar matahari menyingsing, menerobos masuk ke dalam jendela yang berada di dalam kamar Juyeon yang tidak terlalu besar. Di atas ranjang yang sama, terdapat dua anak adam yang masih terlelap setelah semalam penuh saling berbagi cerita yang diiringi dengan suara isak tangis diantara keduanya yang memenuhi ruangan kecil itu.

Dengan wajah damainya, Younghoon terlelap memeluk tubuh Juyeon dan berbantalkan lengan kiri si tampan itu yang juga masih tertidur di sampingnya. Pemandangan yang langka di pagi yang begitu cerah ini. Meskipun cuaca masih terbilang cukup dingin, namun di dalam ruangan bernuansa navi dan abu itu terasa begitu hangat.

Younghoon terlihat menggeliat dalam tidurnya. Silau sinar matahari sepertinya mengganggu tidur nyenyaknya. Si manis itu mengusap kedua matanya yang masih tertutup dan berusaha membukanya secara perlahan. Setelah beberapa menit menyesuaikan cahaya di dalam kamar Juyeon, ia menghirup nafas begitu dalam. Terlihat kedua kelopak matanya membengkak, karena efek semalam menangis. Younghoon masih terdiam beberapa saat di posisinya, sebelum tersadar tubuh siapa yang ia peluk saat ini.

Setelah sadar bahwa ia sedang memeluk tubuh Juyeon, Younghoon sedikit menyunggingkan senyum dan semakin merapatkan pelukannya pada tubuh sahabatnya itu. Ia melihat ke arah wajah damai Juyeon yang masih terlelap. Tangan kirinya terulur menyibak surai hitam milik si tampan yang sedikit menutupi kelopak mata yang tertutup itu. Lalu mengusap alis, kelopak mata, turun ke hidung bangir dan berakhir pada sudut bibir Juyeon.

"Ganteng... tapi ngeselin..." ucap Younghoon dengan mencebikkan bibirnya. Tangannya masih mengusap pelan pipi Juyeon.

"Tapi, baik banget..." Kedua matanya tiba-tiba berkaca-kaca dan wajahnya segera ia sembunyikan pada ceruk leher Juyeon.

Pergerakannya ternyata membuat si tampan itu terusik dari tidurnya. Perlahan kelopak matanya terbuka dan melihat Younghoon yang menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher miliknya. Pelukan yang tidak begitu erat itu pun Juyeon balas. Dan itu membuat Younghoon menjauhkan wajahnya, ia tersadar bahwa Juyeon sudah bangun.

Saat kedua bola mata mereka saling bersitatap, ada senyum yang mengembang diantara kedua sudut bibir mereka.

"Morning.." Suara berat serta husky khas bangun tidur yang Younghoon tangkap di dalam telinganya. Wajah tampan itu tersenyum semakin lebar dengan tangannya yang setia membelai wajah ayu miliknya.

"Morning, too." Jawab Younghoon dengan senyum malu-malu. Ia merasakan jantungnya tiba-tiba berdetak begitu cepat saat melihat senyum Juyeon yang masih bertahan di wajahnya dengan tatapan memuja yang dilayangkan kepada dirinya.

Pikirannya sudah melayang kemana-mana. Younghoon membayangkan bagaimana jika setiap pagi saat ia bangun tidur, wajah yang pertama kali ia lihat adalah wajah Juyeon, bare-face nya yang membuatnya terlihat semakin tampan. Dengan suara yang khas bangun tidur, berat, husky, mengucapkan kalimat selamat pagi untuk dirinya. Dengan tangan besar Juyeon membelai wajahnya, menghujaninya dengan beribu kecupan, atau mungkin-morning kiss.



Blush



Seketika kedua pipi tembamnya memunculkan semburat merah dan semakin kontras dengan kulit putihnya. Dengan senyum malu-malu serta dentuman detak jantungnya yang kian cepat, membuat Younghoon mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Juyeon yang masih menatapnya dengan lembut pun menotice semburat kemerahan yang tiba-tiba muncul di pipi tembam Younghoon. Lantas tangan besar milik Juyeon berpindah ke atas sana dan mengusapnya perlahan. Raut wajahnya pun sedikit berubah menjadi khawatir.

"Kok tiba-tiba merah gini pipinya? Lo sakit?" Suara Juyeon masih terdengar husky. Tatapannya khawatir membuat Younghoon gelagapan dan segera menjawab bahwa itu tidak benar.

Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang