8th : Stay Overnight

3.4K 445 215
                                    

Remaja berwajah manis itu sibuk memilih ramen yang berjejer di hadapannya. Sekarang ia berada di toserba yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Setelah memilih beberapa stok ramen dan makanan lain, ia pun segera membayar belanjaannya di kasir.

Sore ini cuaca begitu cerah, meskipun udara masih begitu dingin. Ia berjalan sembari mengayun-ayunkan kantong yang berisi belanjaan dengan satu tangannya yang sibuk menyedot jelly rasa strawberry. Oh iya, strawberry adalah favoritnya. Ia menyukai semua hal maupun benda yang mempunyai aroma dan rasa strawberry. Hingga shampoo yang ia gunakan pun baunya seperti strawberry.

Younghoon juga sesekali bersenandung dan melihat jalanan sekitar rumahnya. Namun saat ia melihat sebuah restoran yang tak jauh dari tempat ia berdiri, matanya menangkap seseorang yang sangat ia hapal gerak-geriknya. Lantas ia mengurungkan niatnya untuk pulang dan menuju ke restoran tersebut terlebih dahulu.

Restorannya terlihat cukup ramai, tetapi tidak terlalu padat. Ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam dan memesan makanan. Ah, ia jadi ingin makan kue beras pedas dan kue ikan. Saat ia menemukan sosok yang sedari tadi ia lihat dari ujung jalan sana, segeralah ia menutupi wajahnya dengan buku menu yang ada di atas meja. Dan setelah sosok itu menghilang, ia bisa bernafas lega dan kembali melihat-lihat menu yang ada di buku yang ia baca sekarang.

Namun, tiba-tiba seseorang mengagetkannya.

"Permisi, apa sudah ada yang ingin anda pes—Hoon?!"

Ternyata sosok yang dilihat oleh Younghoon adalah Juyeon, lengkap dengan pakaian kerjanya. Lelaki tampan itu juga tak kalah kaget saat melihat sahabatnya yang ternyata adalah salah satu pelanggan yang ia layani.

"Astaga! Juyeon-a!"

Younghoon pikir saat ia melihat Juyeon berlalu, lelaki berhidung bangir itu tidak akan melihatnya bahkan melayaninya seperti sekarang.

"Ngapain lo bisa nyasar sampai sini?" Tanya Juyeon yang masih kaget melihat Younghoon duduk di hadapannya.

"Tadi gue habis beli ramen di toserba situ. Terus pas liat ke arah restoran ini, gue kayak liat lo. Ya udah gue kesini. Dan ternyata bener lo ada disini." Jelas si manis panjang lebar.

Namun malah mendapat balasan ketus dari si bangir, "Mending lo pulang aja deh."

Younghoon otomatis kaget mendapat balasan yang seperti itu. "K-kenapa? Kan gue mau makan juga disini."

"Makan di tempat lain aja. Jangan disini." Juyeon mengalihkan pandangannya dari Younghoon.

"Kenapa nggak boleh? Lo malu karena gue liat lo kerja disini sebagai waiters? Nggak papa kali, Ju. Gue juga gak masalahin hal itu. Malahan gue seneng lihat lo ternyata pekerja keras." Younghoon menenangkan. Ia merasa sangat bangga malah ternyata sahabatnya itu seseorang yang pekerja keras.

"Duduk dulu bentar nggak papa kan? Sini duduk dulu."

Tangannya yang sedari tadi bertengger di atas pergelangan tangan Juyeon pun ia tarik dan menginterupsikan si bangir untuk duduk di hadapannya.

"Gue malu." Cicit Juyeon dengan menundukkan wajahnya. Tangan yang bebas dari genggaman si manis pun ia gunakan untuk mengusap seragam dan juga apron hitam yang melekat di lingkar pinggangnya.

"Kenapa harus malu? Kan pekerjaannya juga bukan ngerampok. Ini pekerjaan halal, Juyeon. Nggak papa. Nggak usah malu sama gue." Younghoon kembali menenangkan, meskipun kedua bola matanya sudah berkaca-kaca dan bibirnya yang mencebik lucu, serta tangannya yang senantiasa mengusap pelan punggung tangan si tampan di hadapannya.

Juyeon hanya bisa diam mendengarkan si manis berbicara. Pandangan yang sebelumnya fokus pada sepatunya, sekarang teralih menatap manik karamel Younghoon yang masih berkaca-kaca.

Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang