4th : Nosebleed

3.4K 525 70
                                    



Langkah kaki tegap namun pasti itu berjalan perlahan menghampiri Juyeon dan Younghoon di tempat pemilahan sampah di belakang gedung sekolah.

"Wah, lihatlah. Ada sebuah kemajuan kalian berdua terlihat lebih dekat dari pada saat awal bertemu di ruang BP ya. Kerja bagus anak-anak!"

Pak Donghae, guru yang memberikan hukuman kepada dua siswa di depannya itu setelah memberikan pujian lantas menepuk bahu Juyeon serta Younghoon yang masih berdiri canggung setelah membungkukkan tubuh memberi hormat.

Tumben sekali Pak Donghae menghampiri kedua siswanya yang sedang dihukum itu. Padahal biasanya beliau hanya mengutus Pak Minho untuk mengawasi mereka berdua di tempat pemilahan sampah. Bahkan beliau tidak pernah sudi untuk datang menghampiri siswa-siswinya yang sedang menjalankan hukuman. Tapi hari ini beliau turun tangan sendiri ke lokasi menemui Juyeon dan Younghoon. Apakah mereka berdua begitu spesial?

Cuaca hari ini benar-benar dingin meskipun hari menjelang sore. Tumpukan salju pun semakin menggunung menutupi pepohonan, atap dan juga jalanan. Untung saja kedua remaja itu mengenakan jaket tebal untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Kenapa jadi canggung begini? Memang benar kan kalian jadi terlihat semakin dekat?" Tanyanya kembali dengan mengangkat kedua alisnya.

Juyeon hanya diam melihat ke arah bawah, sedangkan Younghoon sedikit meresponnya dengan senyum kecil.

"Eum.. sepertinya sampah-sampahnya yang akan dipilah sudah habis. Jadi mungkin besok kalian bisa kembali ke kelas terlebih dahulu. Hey, jangan senang dulu! Lusa kalian akan saya kasih lagi pekerjaan tambahan untuk sisa hari kalian diskors. Mengerti?"

Padahal raut keduanya mendengar mereka disuruh untuk kembali ke kelas terlihat bahagia, namun Pak Donghae bukan tipe orang yang dengan mudah mengurangi atau menghapus hukuman untuk siswa-siswinya. Jadi hanya berlaku satu hari saja besok mereka berdua mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Sudah selasai kan pekerjaan kalian?" Membuat keduanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ya sudah, hari ini cukup sampai disini saja. Kalian sudah makan belum? Belum kan pasti. Setelah ini temui saya di ruang BP ya. Oke?"

Niat memberikan sebuah pertanyaan yang jawabannya dijawab oleh dirinya sendiri. Begitulah Pak Donghae, kalau tidak dalam mode garangnya.

Sepeninggal Pak Donghae, Juyeon dan Younghoon segara mengikat kantung plastik sampah dan merapikan alat-alat yang sebelumnya mereka gunakan. Keduanya sekarang tengah melepas sarung tangan dan meletakkannya ke dalam tas yang menggantung.

Namun sesaat setelah Younghoon menunduk, ia langsung mendongak dengan mengusap hidungnya.

"Ah!" Juyeon yang melihat Younghoon menengadah di sampingnya lantas merespon.

"Heh, lo mimisan!" Juyeon panik. Younghoon malah terlihat biasa saja dengan mengusap darah yang keluar dari hidungnya.

"Gue nggak punya tissue sama sapu tangan. Anjing, gimana ini. Ikut gue!"

Setelah merogoh semua saku di pakaiannya dan tidak menemukan sehelai tissue maupun sapu tangan. Juyeon langsung menarik lengan Younghoon pergi dari tempat pemilahan sampah.

Langkahnya terkesan terburu dengan merangkul lengan Younghoon yang masih menengadahkan kepala agar darahnya tidak semakin keluar. Dan baru pertama kalinya Younghoon melihat dengan mata kepalanya sendiri seorang Lee Juyeon yang terkenal dengan sikap dinginnya sekarang terlihat begitu panik saat melihat darah.

Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang