11th : Request

2K 383 158
                                    

Angin berhembus menerpa helaian surai hitam milik leleki jangkung yang berjalan dengan langkahnya yang tegap memasuki halaman kecil rumah bernuansa putih itu.

Dengan telinga dan hidung yang memerah, karena hawa dingin, kedua tangan yang sebelumnya berada di dalam saku jaket tebalnya sekarang sudah berada di luar dan memencet bel di samping pintu berwarna putih di hadapannya.

Tidak lama setelah ia memencet bel, sosok wanita cantik paruh baya menampakkan diri dan tersenyum setelah membukakan pintu untuknya.

"Ayo masuk. Kamu kedinginan ya, sampai merah gitu telinga sama hidungmu." Ucap wanita cantik itu mempersilahkan lelaki tampan masuk ke dalam. Si lelaki tampan yang ternyata adalah Juyeon itu hanya bisa tersenyum dan menapakkan kakinya ke dalam rumah.

"Juyeon, mau tante buatin teh hangat? Biar badannya lebih hangat, nggak kedinginan lagi. Mau ya?" Tanyanya kembali saat mereka berdua sudah duduk di atas sofa.

"Tante nggak usah repot-repot. Saya sudah agak hangatan kok sekarang." Tolak Juyeon sopan dengan tersenyum.

"Tante nggak nerima penolakan ya. Kamu kalo tante tawarin sesuatu pokoknya harus mau, biar tante nggak kecewa." Juyeon bingung harus menjawab bagaimana. Alhasil dirinya hanya bisa kembali mengangguk sebagai jawaban. "Terserah tante saja. Saya nurut."

Dan jawaban Juyeon berhasil membuat wanita paruh baya itu tersenyum dan meninggalkan dirinya sendirian di ruang tengah.

Lelaki bermarga Lee itu sebenarnya masih sangat canggung bila berhadapan dengan wanita cantik paruh baya itu yang tak lain adalah Ibu Younghoon. Ibu dari sahabatnya itu sangat baik terhadap dirinya, bahkan Juyeon sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

"Tante..." panggil Juyeon lirih. Kepalanya menoleh ke belakang, ke arah dapur. Dimana disana Ibu Younghoon sedang menyiapkan minuman dan camilan untuknya.

"Iya. Kenapa nak?" Jawab Ibu Younghoon.

"Younghoon kemana ya tante?" Ternyata sedari tadi Juyeon celingukan memindai setiap sudut ruangan adalah mencari si manis yang tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali.

"Tadi sih ijinnya ke toserba." Juyeon merespon dengan mengangguk-anggukkan kepala.

"Bentar lagi juga pulang kok anaknya. Baru aja berangkat, terus nggak lama kamu dateng. Kamu tadi nggak sisipan sama dia di jalan?"

"Enggak, tante.."

"Ya udah, tungguin aja. Habis ini anaknya juga pulang kok. Mending kamu minum dulu tehnya biar badanmu lebih hangat. Tante kemaren habis buat cookies nih. Dicicipin ya." Ucap Ibu Younghoon sembari meletakkan minuman dan juga camilan di atas meja. Lalu mendudukkan dirinya di samping Juyeon kembali.

"Iya, tante. Terima kasih. Maaf ngerepotin terus setiap kesini." Ujar Juyeon sembari mengangkat cangkir teh hangatnya.

"Enggak kok, nggak ngerepotin sama sekali. Malahan tante seneng kamu sering main kesini. Tante seneng banget pokoknya kamu mau temenan sama Younghoon. Sekarang anaknya udah balik ceria lagi kayak dulu setelah temenan sama kamu. Makasih banyak ya, Juyeon."

"Saya nggak berbuat apa-apa kok tante. Memang Younghoon sendiri anaknya baik dan humble sama orang. Jadi saya juga nyaman temenan sama Younghoon."

"Anaknya cerewet ya?" Celetuk Ibu Younghoon tiba-tiba yang membuat Juyeon kaku.

"Eung, ya gitu, tante.. hehehe.." Jawab Juyeon kikuk sambil mengusap tengkuknya.

"Younghoon kalo udah deket sama orang pasti cerewetnya keluar. Apalagi kalo sayang banget sama orang itu. Tapi kamu jangan bosen ya temenan sama Younghoon."

Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang