3rd : One Step Closer

3.5K 561 157
                                    







Hari kedua dimana Younghoon dan juga Juyeon melaksanakan hukumannya memilah sampah di belakang sekolah. Cuaca hari ini benar-benar dingin, dan membuat keduanya harus bertahan dalam kedinginan selama di luar gedung sekolah hingga sore nanti.


Keduanya sekarang berjalan menuju belakang sekolah seperti kemarin, tidak beriringan. Namun sekarang, Younghoon berada di depan dan Juyeon berada di belakangnya. Mereka berdua seperti dua teman yang sedang bermusuhan, tidak saling menyapa dan enggan untuk bertatap muka. Padahal kalau semisal keduanya berjalan beriringan, bisa membuat adik kelas mereka yang perempuan memuja keduanya. Pasalnya kalau misal Juyeon dan Younghoon tidak berkelakuan buruk juga, keduanya bisa masuk dalam list paling atas kakak kelas dengan ketampanan tidak wajar! Eyy~ terlalu berlebihan, tapi memang kenyataannya begitu. Mereka bisa saja berada di dalam list tersebut, namun sayang itu semua hanyalah angan.


Sesampainya di tempat pemilahan sampah, disana ternyata sudah ada petugas kebersihan yang biasanya memilah sampah. Tubuh ringkihnya tak membuat beliau berhenti mengabdi untuk membersihkan sekolah. Bahkan beliau adalah petugas kebersihan dari pertama kali sekolah ini berdiri. Beliau terlihat kedinginan dan sesekali berhenti memilah sampah untuk sekedar menggosok kedua telapak tangannya yang terbalut sarung tangan.


Younghoon menyapanya dan membungkuk dengan sopan, diikuti Juyeon di belakangnya dengan wajah yang masih tetap datar seperti biasa.


"Ah, ini masih pagi. Kalian sudah datang kesini." Keriput di wajahnya sangat kentara saat beliau tertawa.


"Iya, biar selesainya lebih cepat, Pak. Kita mau meringankan beban Pak Kim, tenang saja." Younghoon mendekat ke arah petugas kebersihan yang bernama Pak Kim tersebut. Memegang tangannya dan sedikit mengusapnya agar lebih hangat. Beliau hanya tertawa membalas ucapan Younghoon.


"Kalian berdua terlihat sangat tampan." Pak Kim memuji keduanya.


"Wah, terima kasih pujiannya, Pak Kim hehehe.." Younghoon menimpali.


"Seharusnya kalian memakai jaket tebal saat di luar seperti ini. Kenapa cuma memakai seragam saja."


"Ya sudah, bapak tinggal dulu ya. Jangan sampai kedinginan." Pak Kim berjalan meninggalkan keduanya setelah menepuk bahu Juyeon yang sedang sibuk memakai sarung tangan. Ia membalasnya dengan senyum kecil dan kembali membungkukkan tubuhnya.


Setelah kepergian Pak Kim, Juyeon berjalan mendekat ke arah Younghoon berdiri, dimana kantung pemilahan memang berada di samping remaja yang mempunyai tahi lalat di hidung itu. Namun refleks, Younghoon langsung berpindah menjauh ke tempat Juyeon sebelumnya berdiri dan memunggunginya dengan memakai sarung tangan. Ia masih merasa takut berada di dekat Juyeon.


Masih tersisa waktu dua puluh depalan hari lagi mereka melaksanakan hukuman bersama. Bahkan Younghoon sudah membayangkan hal-hal yang tidak-tidak saat berada di dekat Juyeon. Sepulang sekolah wajahnya pasti babak belur karena dipukuli oleh remaja itu atau bahkan uang sakunya di rampas semua.


"Hoy!"


Younghoon berjingkat kaget membuyarkan lamunannya. Juyeon tiba-tiba berucap seperti itu dan berdiri tepat di sampingnya. Membuat ia terdiam dengan menahan napas. Bahkan untuk melirik Juyeon, Younghoon tidak ada keberanian sama sekali. Ia hanya menunggu Juyeon berbicara kembali.


"Sampah kertas, bukan plastik."


Juyeon kembali berbicara dengan nada dan wajah datarnya. Ia mengetukkan pencapitnya ke arah tulisan yang tertera sampah kertas dan plastik berulang kali, Younghoon hanya melihatnya. Kemudian, ia baru tersadar saat Juyeon mengangkat sebuah plastik dari dalam kantung sampah kertas yang seharusnya tidak berada di dalam situ. Mengangkat dan menunjukkan kepada Younghoon, kemudian memasukkannya ke dalam tempat yang seharusnya. Setelahnya, Juyeon kembali bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan ia sibuk memilah sampah tanpa memperdulikan Younghoon yang masih terdiam mematung.


Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang