13th : Unexpected

2.3K 364 125
                                    

Masih dengan musim dingin yang sama seperti sebelumnya. Namun kali ini, jalanan dan atap-atap rumah sudah mulai terlihat, ranting-ranting pepohonan yang kering pun juga sudah tidak tertutupi oleh salju, karena itu tandanya musim dingin akan segera berakhir.

Setelah menjalani ujian kelulusan selama empat hari berturut-turut, para siswa diliburkan selama sebulan lamanya sembari menunggu pengumuman hasil ujian mereka. Dan hari yang mereka tunggu-tunggu pun akhirnya tiba tepat pada hari ini.

Segerombolan siswa terlihat mengerubungi papan pengumuman di koridor utama sekolah untuk melihat hasil ujian mereka.

Di antara kerumunan siswa yang berada di depan papan pengumuman, baik yang berbahagia karena lulus dengan nilai yang memuaskan maupun yang sedih karena lulus dengan nilai yang minim, tidak terlihat sama sekali batang hidung Juyeon maupun Younghoon.

Disaat siswa yang lain begitu antusias melihat hasil ujian kelulusan mereka, berbeda dengan dua anak adam yang malah terlihat begitu santainya duduk berdua di atas bangku panjang di atap sekolah.

Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, Juyeon kemudian berbaring di sebelah Younghoon yang masih anteng duduk.

"Haahhh..." Satu hembusan nafas berat keluar dari mulut si manis yang sebelumnya bersemayam di dalamnya permen lolipop rasa strawberry.

Keduanya sama-sama menatap ke arah langit yang sama. Saling diam, tanpa berbicara. Sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Kenapa malah ngikut kesini?" Tanya Juyeon akhirnya mengawali percakapan.

Matanya beralih menatap ke arah Younghoon yang masih sibuk menatap langit sembari memainkan permen lolipop di mulutnya. Surainya yang mengintip di balik tudung jaketnya berwarna abu menari-nari karena tiupan angin.

Sama sekali tidak ada jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan Juyeon.

"Nggak pengen tau nilai ujianmu?" Tanya si bangir itu sekali lagi.

Kedua maniknya masih tetap menatap ke arah Younghoon yang kemudian ikut berbaring di sampingnya. Sebelum itu, tangan kiri Juyeon yang berada di atas dada ditarik perlahan agar terbentang, lalu dijadikan bantalan oleh si manis.

Dengan wajah lesu dan juga permen lolipop yang masih berada di dalam mulutnya, si manis itu malah memilih diam menghadap ke arah Juyeon yang juga masih menatapnya.

"Emangnya kamu juga nggak pengen tau nilai ujianmu gimana?" Setelah mencabut permen lolipop dari dalam mulutnya, Younghoon malah berbalik melempar pertanyaan yang sama pada Juyeon.

"Malah nanya balik." Jawab si bangir setengah kesal. Ia menyentil pelan dahi si manis, kemudian wajahnya ia alihkan kembali menghadap ke arah langit.

"Hiihhh! Ya kan aku ngikut kamu. Kalo kamu gak pengen tau, ya aku juga gak pengen tau. Simple kan?" Jawab Younghoon dengan kekehan kecil.

Mendengar jawaban si manis, Juyeon lantas menoleh ke arah Younghoon dengan kedua bola matanya yang mendelik. "Mana bisa kayak gitu anak pinterrrrrr...."

"Ya bisa lah anak ganteennngggg. Kan ini buktinya udah ada. Aku sama kamu disini heheh.." Si manis kembali terkekeh dengan kedua matanya yang mengkedip-kedip gemas. Dan Juyeon hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya yang sama sekali tidak dapat ditebak kelakuannya itu.

"Tau gak sih, Ju. Aku tuh sebenernya lebih kepo sama nilai ujianmu dibanding nilai ujianku sendiri." Ujar Younghoon akhirnya.

"Bisa-bisanya kepo sama nilai ujian orang lain dibanding punyanya sendiri."

Mendengar Juyeon berkata seperti itu, Younghoon sama sekali tidak peduli. Malah sekarang dirinya sudah bangun dari tidurnya dan berdiri sembari menjulurkan tangan kanannya yang mengintip di balik ujung jaket abunya ke arah Juyeon.

Strawberries & Cigarettes; bbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang