Hari dimana mereka melaksanakan ujian akhirnya tiba. Selama empat hari, mereka akan berjuang untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan syarat kelulusan. Bahkan nilai yang bisa menjadi kandidat calon mahasiswa di Universitas S yang terkenal itu. Namun sayang, Juyeon dan Younghoon sepertinya tidak ada keinginan untuk melanjutkan study nya kesana.
Sehari sebelum mereka melaksanakan ujian, Ibu Younghoon meminta Juyeon untuk tinggal bersama dirinya dan Younghoon. Pada awalnya Juyeon memang menolak, karena alasan sungkan dan merasa tidak enak. Namun, pada akhirnya si bangir itu luluh juga setelah dibujuk oleh Younghoon hanya selama hari ujian saja, empat hari.
Hari pertama ujian selesai, Juyeon terlihat biasa saja. Tidak memberikan tanda-tanda kesulitan dalam mengerjakan. Hari kedua pun sama. Ia juga tidak terlihat kesulitan. Namun pada hari ketiga ujian, tanda-tanda yang Younghoon takutkan muncul.
Lelaki bermarga Lee itu keluar dari kelas dengan rambutnya yang awut-awutan dan raut wajah yang kusut ditekuk. Ia menunggu Younghoon keluar dari kelasnya tepat di samping tangga halaman depan. Dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku jaket tebalnya, ia menengadah ke atas dan menghembuskan nafas berat. Menghasilkan kepulan asap yang keluar dari hidungnya ke udara.
Tak lama, si manis pun muncul. Awalnya ia hanya diam melihat Juyeon yang juga diam menunduk memainkan tanah dengan sepatunya. Tetapi setelahnya, Younghoon menengok ke arah wajah Juyeon yang masih belum sadar akan keberadaan dirinya.
"Kenapa mukanya ditekuk gitu?" Tanya Younghoon yang sengaja merundukkan tubuhnya agar dapat melihat wajah Juyeon.
Empunya yang baru tersadar pun akhirnya mendongak melihat Younghoon yang sudah berada di hadapannya.
Dengan raut wajah yang lesu dan rambutnya yang acak-acakan, ia hanya mengendikkan kedua bahunya menjawab pertanyaan Younghoon.
Mereka berdua pun akhirnya memilih berjalan pulang dengan Younghoon yang melingkarkan tangan kanannya di lengan kiri Juyeon.
"Soalnya susah ya?" Si manis kembali bertanya sembari menatap Juyeon yang masih terlihat lesu.
"Banget! Gak tau ah pusing!" Gerutu Juyeon menjawab pertanyaan Younghoon. Tangan kanannya yang bebas mengusak surainya yang sudah berantakan. Kedua alisnya menukik tajam, menandakan bahwa dirinya sedang terlihat kesal. Si manis hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya itu.
Mereka berdua sekarang duduk di halte bus depan sekolah mereka, menunggu bus yang akan mengantarkan mereka berdua ke arah rumah Younghoon.
Meskipun suasana di sekitar mereka cukup ramai. Namun pandangan Younghoon hanya terfokus pada Juyeon seorang.
Tangan kiri si manis itu terulur merapikan surai hitam milik Juyeon. "Udah, nggak usah terlalu dipikirin. Yang penting kamu udah usaha dan yakin sama jawaban kamu."
Juyeon hanya diam bersandar pada kaca di belakangnya dan memejamkan kedua matanya.
"Nanti kalo kamu mau, pas nyampe rumah, kita cari lagi soal yang mirip sama soalmu tadi. Terus kita bahas bareng-bareng." Juyeon masih tetap diam mendengar Younghoon berbicara yang tangannya tak henti-hentinya mengusap pipi miliknya.
"Udah dong, jangan lesu lagi. Aku sedih kalo kamu gak semangat gini." Sekarang berganti Younghoon sedih dengan bibir merahnya yang mencebik gemas. Tangan kecilnya mengusap usap tangan kiri si tampan.
Mendengar itu, Juyeon langsung membuka kedua matanya dan melihat langsung bahwa si manis memainkan jari tangannya dengan wajah yang menunduk sedih.
Tangan kanan Juyeon yang bebas terulur membelai wajah ayu Younghoon yang tertunduk. Kemudian berucap, "Aku sedih. Takut ngecewain kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberries & Cigarettes; bbangju
Fanfiction"Strawberries and cigarettes always taste like you." Inspired by a song from Troye Sivan; Strawberries & Cigarettes. [ tw // blood, murder, cheating, divorce, death ] #8 kimyounghoon 260120 #1 bbangju 120820 #28 juyeon 211220 #1 jubbang 280121 #4 le...