Heran

18 2 0
                                    

Sedikit demi sedikit Nisa membuka matanya. Dan ia tidak mendapati kedua temannya itu.
an untuk saat ini

"Astaghfirullah, kok malah ketiduran sih?"
"Lah ini kok sepi ya? Ustadz asruli dimana?" Ucap Nisa dalam hati.

Ia membenarkan mukenah nya, dan melihat jam yang bertengger di dinding. Menunjukkan pukul 21:15.

"Ooh masih jam segini, mungkin ini masih istirahat. Tapi dimana yang lain?" Tanya Nisa heran.

Tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki.

" Loh Nisa udah banguun??" Riang Khoir sambil nyengir kuda.

"Hush, kenceng amat kalo ngomong. Nanti kedengaran santri putra gimana?" Ucap Nisa sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir.

"Hehehe ma'aapp"

"Kalian kemana aja sih, tega ya aku di tinggal sendiri disini" rajuk Nisa sambil memajukan bibirnya.

"Uluhuluuuhhh merajuk nih yeee??" Goda ummah.

"Iiih gak lucu tau.." Ucap Nisa jengkel

"Iiih lucu tauuuu, hahahahahah" gelak ummah sambil mencubit pipi Nisa.

"Ummaaahhhh" Ucap Nisa bernada gemes. Wkwkwk gimana ya ekspresi nya?

"Eh eh udah! bisa-bisa nya ya kalian ini bercanda di masjid?!" Tutur Khoir.

"Ummah nih khoir, main cubit-cubit aja. Emangnya aku squishy?" Ucap nisa sambil membulatkan bibirnya.

"Emang pipi kamu tuh kayak squishyyy.. apalagi bibir kamu di monyong-monyongin gituuhh.. duuh makin gemesh liatnyaaa.. hahahahhah" goda ummah panjang kali lebar. Pffft..

"Tuh kan khoiir??"

"Hiish udah deh ummah, jangan godain nisa mulu. Kasian tuh anaknya, udah sakit, kamu godain lagi." Ucap Khoir sambil menggelengkan kepalanya.

"Hehehhe ma'aapp" pinta ummah sambil memperlihatkan giginya yang rapi.

"Iya iya aku maafin. Eh tu ustadz asruli udah datang"

"Pon, lanjut geh?"

"Geh.." ucap santri-santri serempak

"Bismillahirrahmanirrahim. Qoola mu'allifurrohimahullahu ta'ala, wa bi syafa'ati rosulillahi shollallahu 'alaihi wasallam wa 'ala aalihi wa azwajihi wa dzurriyatihi alfaatihah."

Pengajian pun di lanjut.

###

Flashback on
UmarPov

Dengan seksama aku menguping pembicaraan ke tiga santri putri itu.

Sampai tak sengaja, bibirku membentuk cekungan bulan sabit.

"Ya Allah. Bolehkah aku menginginkan dia menjadi milikku?
Tidak ada yang bisa kulakukan untuk saat ini
Wahai dzat yang maha membolak-balikkan hati. Ku titipkan rasa ini pada-MU.
Dalam hati kecilku bertanya, bolehkah aku menyunggingkan senyum karnanya?
Hanya sedikit cekungan bulan sabit, tidak lebih."

"Astaghfirullah.. Astaghfirullah.." umar menyadarkan dirinya dari zina pikiran ini.

Flashback Off

Cinta Seorang SalafiyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang