Mungkinkah?

15 1 0
                                    

"Tak ada yang tau isi hati seseorang. Tapi, sorot matalah yang menunjukkan perasaan orang tersebut."

Author pov

Tanpa umar sengaja, rasa yang sebenarnya haram untuk berada di hati, makin lama makin merekah. Dimana pun dia berada, di situasi apapun, wajah nisa selalu terbayang.

"قال محمد هوابن مالك * احمد رب الله خير مالك
مصليا علي النبي المصطفي * و اله..."
"Masya Allaah. Lanjutannya apa ya? Koq jadi lupa gini sih? Padahal kan ini permulaan nya?." Umar merasa sedih ketika hafalannya mulai tak lancar, ia pun beranjak dan pergi mengambil wudhu.

Tanpa sengaja, saat umar hendak mengambil wudhu, umar melihat Nisa sedang menjemur pakaian.

" Subhanallah. Sungguh sempurna ciptaan mu ya Allah. " Ucap umar tanpa sengaja.

Nisa yang merasa seperti ada yang melihatnya, dia pun menoleh. Dan benar, dia mendapati umar yang sedang memperhatikan nya.

"Astaghfirullah" ucap umar dan nisa saat pandangan mereka tak sengaja bertemu.

Lalu, nisa mempercepat jemur pakaian nya, agar segera selesai, dan meninggalkan tempat jemuran.

Umar yang salah tingkah pun segera mengambil wudhu.

Di dalam hati dua insan tersebut, siapa yang tahu? Mereka sedang ber istighfar karna kelalaian masing2.

Setelah menjemur pakaian, Nisa membersihkan dirinya. Lalu dia langsung menuju musholla putri. Waktu menunjukkan pukul 09:15, belum terlambat untuk sholat Dhuha. Ia pun melaksanakan sholat Dhuha dengan khusyuk.

Memang sudah jadi kebiasaan Nisa, bahwa setiap jam 9 ia menyempatkan diri untuk sholat Dhuha. Entah itu di sekolah, maupun di pondok. Bedanya, kalau sholat Dhuha di pondok, dia jadi lebih khusyuk dan mempunyai waktu banyak untuk belajar nahwu shorof nya.

"Assalamualaikum warahmatullah
Assalamualaikum warahmatullah" Nisa menoleh kan kepalanya ke kanan dan kekiri, lalu mengusapkan telapak tangannya di wajahnya.

"Alhamdulillah. Astaghfirullah hal 'adziim, Astaghfirullah hal 'adziim, " ucap nisa berkali-kali, sambil mengingat dosa yang telah ia perbuat. Sampai tak terasa, buliran bening jatuh melewati pipi berisinya.

Nisa mengadahkan tangan nya, ia ingin mengadu kepada rabbnya.
"Ya Allah ya robbii.
Ampunilah dosa kedua orang tua nisa. Sayangilah mereka, berikanlah mereka kesehatan, umur yang panjang dan barokah, berikanlah mereka rezeki yang barokah.

Ya Allah ya robbii.
Ampunilah dosa nisa, segala kekhilafan nisa. Ampuni hati ini yang sering lalai akan kewajiban nisa.
Ya Allah ya robbii.
Ampuni mata ini, yang tak sengaja melihat orang yang bukan mahram nisa. Tolong bantu nisa menjaga pandangan ini.
يا مقلب القلوب ثبت قلبي علي دينك
Robbana aatina fiddunya khasanah,  wa fil aakhiroti khasanah, waqinaa 'adzabannaar.
Aamiiiin." Nisa mengusapkan kedua telapak tangannya.

Selepas berdoa, seperti biasanya, nisa mengambil buku shorof. Dia duduk bersila dan memulai lalarannya.

Ya. Setiap minggu itulah kegiatan nisa. Setelah sholat dhuha dia akan langsung mengambil kitabnya dan mempelajari nya, sambil menunggu waktu dzuhur tiba.

Laah, kalo tidur gimana thor?
:) Yah, itulah nisa, sedikit sekali tidurnya. Dia tidur setelah sholat Dzuhur.
Ooh kalo bangunnya thor?
Tanya mulu kayak sales_-"
Yaa gapapa kali thor, sekali kali✌
Bangunnya ya jam 14:15, katanya siih biar gk antri mandinya. Wkwkwk justKidd Nis✌

###
Gimana nih, para readers. Udah ada gregetnya belom?
Yaah emang belum seberapa greget siih. Emang untuk part greget greget itu author taruh di part belakang2, biar ada manis2 nya gitu. Wkwkwk

Jangan lupa vote dan coment ya..😇

Cinta Seorang SalafiyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang