"Kayaknya pernah liat tapi dimana yah?" Gumam Ralia dalam hati sambil memutar-mutar polpennya dengan jari jemarinya."Perkenalkan nama saya Arka Arnanda, biasa dipanggil Arka." Ucap Arka dengan muka dingin tapi tetap bisa membuat jantung kaum hawa di kelas tersebut berdetak kencang, kecuali Ralia. "Ada yang mau ditanyakan lagi anak-anak." Ujar Pak Jarwo.
"Nomor wa'nya Pak." Jawab Dinda,
"Uuuh, dasar modus lo Din!!" Ujar Fani teman sebangku Dinda sekaligus bendahara kelas.
"Bilang aja lo sirik!!" Jawab Dinda yang melupakan bahwa Pak Jarwo ada di ruangan tersebut.
Braaak!
Pak Jarwo berdiri lalu memukul meja Dinda dan Fani. "Kalian ini kenapa malah berantem, udah kayak bocah ingusan yang ngeributin permen!!", Ucap Pak Jarwo yang mengundang gelak tawa siswa yang berada di kelas tersebut.
"Kenapa kalian semua ketawa, mau bapak hukum 50 kali lari keliling lapangan!!" Bentak Pak Jarwo membuat seisi kelas tersebut bungkam.
Tanpa disadari dua pasang mata sedang beradu pandangan di kelas tersebut. Yah Ralia dan Arka saling pandang memandang membuat jantung Ralia kini berdetak kencang.
"Woy ngeliatin orang sampai segitunya." Ucap Dev sambil menepuk pelan bahu Ralia. Ralia lalu mengalihkan pandangannya kearah Dev, "Siapa juga yang liatin tuh bocah." Jawab Ralia bohong, "Pake acara bo'ong lagi lu, atau jangan-jangan lo suka sama tuh bocah?" Ujar Dev curiga, "Kenapa lo cemburu?" Jawab Ralia. "Gue. Cemburu. Sama luh. Mimpi!!" Ujar Dev sambil menahan tawanya.
"Kata-kata lo tuh, serasa gue jelek banget dimata lu tau nggak." Ucap Ralia dengan muka cemberut. "Udah jangan ngambek, tulis tuh cepat pr luh!!" Ujar Dev sambil sesekali melirik Pak Jarwo supaya tidak ketahuan sedang berbicara dengan Ralia.
"Udah kelar." jawab Ralia sambil menyodorkan buku Dev. "Sejak kapan?" tanya Dev heran, "Sejak Pak Jarwo masuk." Jawab Ralia."Lo ngerasa lupa sesuatu nggak?" tanya Dev pada Ralia. "Lupa, lupa apaan?" Ralia malah bertanya kembali sambil menggaruk tengkupnya yang tak gatal. "Gue kira kalau orang abis minjem sesuatu langsung bilang makasih, ya nggak sih?" Ucap Dev sambil mengangkat satu alisnya, "Iyya-iyya makasih!!" Ujar Ralia malaas. "Gitu kek dari tadi!!" Jawak Dev tak kalah malasnya dari Ralia.
"Hay kalian berdua yang duduk paling belakang!!" Teriak Pak Jarwo sambil menunjuk Dev dan Ralia. "Kita Pak." Ujar Dev, "İya siapa lagi, kalian berdua maju ke depan!!" Dev melangkah menuju ke depan papan tulis diikuti oleh Ralia di belakangnya. "Kenapa kalian malah ngerumpi dibelakang dan tidak memperhatikan teman baru kalian tengah memperkenalkan diri!!" Bentak Pak Jarwo kepada Dev dan Ralia.
"Maaf Pak." Jawab Ralia dan Dev bersamaan "Kami nggak senga__" Ucap Ralia yang langsung dipotong oleh seseorang. "Pak boleh saya duduk?" Ujar Arka yang sudah tak tahan berdiri sedari tadi, "Eh saya jadi lupa kalau kamu masih berdiri, yah silakan duduk!!" Jawab Pak Jarwo tersenyum simpul ke arah Arka. Arka berjalan menuju bangku paling belakang yang berdekatan dengan bangku Dev dan Ralia, Arka memilih kursi yang bersebelahan dengan Ralia. Ketika Arka tengah menyenderkan tas ranselnya di kursi tiba-tiba terdengar bisik-bisik suara kaum hawa di kelas tersebut tengah memuja-mujinya, tapi tak dipedulikan oleh Arka. Arka malah memilih duduk dan mengfokuskan pandangannya ke depan.
"Kalian berdua mau bapak hukum apa, lari 30 kali keliling lapangan atau mau nyikat wc selama 1 minggu?" Ujar Pak Jarwo memberi penawaran. "Otak Pak Jarwo geser kali yah, masa ngasih penawaran hukuman sama-sama beratnya." Bisik Ralia pada Dev yang masih bisa didengar oleh Pak Jarwo. "Apa kamu bilang otak bapak geser?" Bentak Pak Jarwo hingga dapat membuat kelas tetangga mendengar suaranya, tawa para siswa yang ditahan sedari tadi langsung pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Or You
Teen FictionBaca aja yah, semoga suka. [Tanggal DiPublikasikan: 30 April 2019] Happy Reading🍃😊