Ralia berjalan menuju pintu, Ralia terkejut ketika telah membuka pintu dan didapati Arka dan Dev yang sedang berdiri di hadapannya. "Loh, kok ada lo Dev? Terus Arka, lo kan nunggu di mobil tadi!" Ujar Ralia lalu menatap secara bergantian dua cowok yang ada di hadapannya.Arka yang tadinya menatap Ralia kini beralih menatap Dev, "Lo tadi dengarkan apa yang dibilang Ralia, atau lo belum percaya kalau gue mau jalan sama Ralia?" Ujar Arka dengan nada santai.
Dev tidak memedulikan ucapan Arka ia hanya menatap Ralia, sedangkan yang ditatap hanya bisa membalas tatapannya dengan bingung. "Jadi lo mau jalan sama Arka?" Tanya Dev. "Iya, by the way lo mau ngapain kesini?" Ujar Ralia yang masih bingung. Ada apa sebenarnya dengan Dev dan Arka? Mengapa akhir-akhir ini mereka sering bertengkar? Para readers tahu nggak? Kalau tahu coba sini bisikin!—Author.
"Tadi gue mau ajak lo jalan, tapi udah ada yang ngajak lo duluan, jadi bisa apa gue?!" Ujar Dev lalu menunduk pasrah, kayak gak ada tujuan hidup aja lu!—Author.
"Yaudah, sekalian aja kita jalan bertiga!" Saran Ralia yang membuat Dev langsung berseri-seri tapi tidak dengan Arka, wajah Arka yang tadinya senyam-senyum gak jelas jadi datar kayak tripleks. "Baik kan gue dan pastinya adil, jadi gimana mau nggak lo Dev?" Tanya Ralia. Tiba-tiba Arka menarik tubuh Ralia hingga berhadapan dengannya, "Gue nggak setuju!" Ujar Arka tepat di depan wajah Ralia, Ralia langsung tercengang. "Untuk ganteng ya Allah." Batin Ralia.
"Hehe, santai bro, santai!" Ujar Ralia lalu mengusap-usap dada Arka. Arka terkejut karena tangan Ralia dengan santai mengelus dadanya, Ralia yang sadar akan itu langsung menarik tangannya dan membuang muka, "Aduh, mami...gue maluu!" Batin Ralia.
"Hei Nak Baru, nggak tau apa lu yah gue yang ditanya bukan lu, eh malah lu yang jawab." Ujar Dev. "Bodo amat. Oh ya, lu kan masih jadi babu gue, jadi gue mau lo nggak usah ikut jalan!" Pinta Arka.
"Gue nggak mau jadi babu lo, perjanjiannya gue batalin!" Kata Dev, "Nggak bisa gitu dong!" Ujar Arka tak terima. Ralia hanya menatap malas dua makhluk dihadapannya ini, dan akhirnya Ralia memutuskan masuk kedalam rumah tanpa disadari oleh Arka dan Dev saking asyik nya mereka berdebat.
Ralia berjalan menuju meja makan, lalu duduk dan ikut makan bersama kakaknya, "Cepet banget, lo jalan-jalan apa lari-lari?" Ujar Kevin yang hampir selesai makan. "Bacot lu bang, jangan ganggu gue lagi menikmati hasil tangan lo!" Ujar Ralia lalu dengan lahap memakan makanannya, "Gimana enakkan masakan gue?" Ujar Kevin yang sudah selesai makan. "Nggak biasa-biasa aja!" Ujar Ralia, "Cih, biasa-biasa aja katanya, tapi kok sampe belepotan?" Kata Kevin sambil berjalan keruang tengah meninggalkan adiknya yang sedang makan.
Selesai makan Ralia mencuci piring, tak butuh waktu lama piring-piring tadi sudah kinclong. Ralia berjalan menuju kamarnya, sampainya dikamar ia mengganti pakaiannya dengan baju piyama. Lalu setelah itu Ralia naik ke kasur dan berbaring, tak lupa ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Tapi saat Ralia memejamkan matanya tiba-tiba bayangan dua cowok tadi muncul dipikirannya. "Mereka udah pulang belum yah? Ck, nyusagin aja sih!!" Batin Ralia. Ralia menyibakkan selimutnya lalu turun ke bawah untuk memeriksa keberadaam dua cowok tersebut. Dan ketika Ralia membuka pintu utama rumahnya, ternyata dua cowok tersebut masih setia berdebat membuat Ralia langsung meneput jidatnya.
"Pokoknya gue nggak mau jadi babu lo, kalau lo nyuruh yang bersangkutan sama Ralia!!" Kata Dev dengan tatapan tajam, "Suka-suka gue dong, disini gue yang babu atau lo, Hah? Berani beraninya ngatur gue!!" Ujar Arka tak kalah tajam melihat Dev.
"Eh, kalian itu cuma mulut doang yang ngoceh gak gentle tau nggak, pada nggak berani tonjok-tonjokkan, bisanya cuma suit-suitan!!" Ujar Ralia jengah melihat dua cowok ini yang sedang beradu argumen.
"Siapa bilang gue nggak berani tonjok-tonjokkan, nih aja nak baru yang gak berani!" Ujar Dev menatap sinis Arka. "Apa lo bilang, gue nggak berani?!" Ujar Arka lalu...
Tak
Arka menjitak kepala Dev, Dev lalu membalas Arka dengan cara memukul pundak Arka. Tapi pukulan Dev seperti pukulan cewek yang marah sama cowoknya. Disitulah mereka berdua beradu otot, eh enggak deh cuma bersatu tangan. Gimana coba? Merekanya cuma ngibas-ngibasin tamgan mereka, Ralia yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kalian cowok apa bukan sih?" Tanya Ralia heran.
Seketika Dev dan Arka berhenti dari kegiatannya.
"Iyalah!" Jawab Dev dan Arka bersamaan.
"Masa? Ada gitu cowok mukulnya kek cewek? Gue kira kalau cowok lagi mukul kek gini!" Ujar Ralia lalu meninju lengan Dev dan Arka secara bergantian.
"Auwh sakit Lia!" Ringis Dev dan Arka secara bergantian.
"Gimana? Mantul'kan gue!" Ujar Ralia bangga dengan tinjuannya.
"Mantul-mantul pala lo ke pantul! Ini sakit ogeb!" Ujar Dev sambil mengelus-elus lengannya.
"Ah bodo, udah sana pulang! Lo juga Arka pulang hati-hati dijalan! Jangan kelayapan! Dan langsung tidur kalau udah sampe rumah! Oh iyah, baca doa dulu sebelum tidur!" Ujar Ralia. "Okeh bos!" Jawab Arka lalu mencubit pelan pipi Ralia, Ralia hanya tersenyum dengan tingkahlaku Arka padanya. Sedangkan Dev kini bermuka masam, "Arka doang nih yang dibacotin, gue nggak?!" Ujar Dev sambil cemberut.
"Males! Udah sana pulang gue mau bobo." Ujar Ralia lalu mendorong pelan Dev. Arka tersenyum kemenangan, sedangkan Dev melihat sinis ke arah Arka. "Awas lu!" Ucap Dev. Lalu Dev melangkahkan kakinya menuju motornya, dan secepat kilat pergi dari lokasi yang membuatnya enek karena ada makhluk yang sangat menjengkelkan baginya.
"Gue pulang dulu yah." Pamit Dev dan dibalas anggukan kepala oleh Ralia. Arka pun pulang dengan senyum yang tak bisa luput dari wajahnya.
_______________________________________________________
Hay Guys
Baru sempet Update nih guys, soalnya sibuk sama acara 17-an. Ngomong-ngomong kalian ikut lomba apa pas 17-an?
Maaf kalau banyak typonya!
Dan terimakasih buat yang mau baca!
Jangan lupa di Vote yah
SweetGreetingsFromAuthor
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
You Or You
Teen FictionBaca aja yah, semoga suka. [Tanggal DiPublikasikan: 30 April 2019] Happy Reading🍃😊