Part 15

30 7 0
                                    

Votenya Doms!!

"Dev tungguin!" Teriak Ralia saat melihat Dev berjalan keluar. Tapi  bukannya berhenti, Dev malah terus melanjutkan jalannya. Membuat Ralia mau tak mau mengejarnya, hingga Ralia berhasil menyusulnya. "Lo kenapa sih?" Tanya Ralia sambil mengimbangi langkah lebar Dev. Dev tiba-tiba berhenti berjalan membuat Ralia ikut berhenti.

Dev menatap datar Ralia, tidak biasanya Dev seperti ini dari tadi pagi hingga sekarang ia hanya diam dan memasang wajah datar, mungkin sisi ke-cool-lan Dev sedang bekerja hari ini hingga membuat siswi-siswi yang melihatnya kagum, karena ketampanan Dev yang seakan berlipat ganda saat sedang mengeluarkan sifat cueknya. Lain halnya dengan Ralia yang merasa tersiksa dengan sikap Dev yang menurutnya sedang sok-sok cool. "Gue mau sendiri!" Ujar Dev lalu melanjutkan kembali jalannya.

Ralia lagi dan lagi mengekori Dev. "Sumpah yah, lo hari ini nyebelin pake bangettt." Ujar Ralia, dan yang diajak bicara hanya diam. "Hay... Hello... Dev... Woi lo kenapa sih? kek mayat idup aja." Ujar Ralia. Lagi-lagi Dev tidak memperdulikannya hingga tarikan ditangan Ralia membuatnya berhenti membuat Dev ikut berhenti.

Ralia berbalik ke belakang dan menatap seseorang yang sedang memegang tangannya, "Ikut gue yuk!" Ajak Arka. Yah, Arka yang memegang tangan Ralia. Ralia melihat kearah Dev yang sedang tersenyum smirk lalu kembali berjalan meninggalkan Ralia dan Arka. "Kok gue merasa bersalah yah?" Batin Ralia.

"Mau ikut nggak?" Tanya Arka. "Kemana?" Balik tanya Ralia sambil memasang wajah bingung. "Jawab aja mau ikut atau nggak!?" Ujar Arka. Tampak Ralia sedang berpikir lalu mengiyakan ajakan Arka. Arka langsung menarik Ralia ke arah wc sekolah, membuat tanda tanya terukir dibenak Ralia.

Ketika sampai di wc Arka melihat ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa tidak ada seseorang, aman. Arka langsung menarik tangan Ralia ketembok samping wc yang ternyata disana terdapat pintu yang tersembunyi oleh semak belukar. Arka membuka pintu tersebut dan menarik Ralia agar masuk setelah itu Arka tidak lupa menutup pintu itu kembali. Ralia tampak bingung menatap ruangan tersebut. Ah, bukan ruangan lebih tepatnya semacam Goa.

Arka menarik kembali tangan Ralia tapi langsung dihentikan oleh Ralia. "Kenapa?" Tanya Arka. "Ini tempat apasih?" Tanya Ralia bingung bahkan sangat bingung. "Ikut aja, nanti juga lo bakal tahu." Ujar Arka lalu menarik tangan Ralia. Hingga terdapat sebuah sinar diujung ruangan tersebut, Arka berlari kearah sinar itu diikuti oleh Ralia. Saat telah keluar dari ruangan itu betapa terpukaunya Ralia melihat apa yang sedang ia pandang. Sedangkan Arka tersenyum melihat Ralia, "Ini, ini indah banget..... kayak di negri dongeng gitu." Ujar Ralia antusias.

Apa yang ia pandang memang sangatlah indah, Danau yang di pinggirnya terdapat perahu yang sangat indah dengan ukiran burung merak disamping kiri dan kanan, taman yang dihias dengan bunga warna-warni dan ada beberapa pohon, yang dipohon itu terdapat miniatur rumah dan peri-peri kecil mengantung disetiap rantingnya. Juga terdapat dua ayunan dengan hiasan bunga mawar putih pada talinya.

"Seneng?" Tanya Arka. "Banget!!!!!" Ujar Ralia lalu berlari kerah taman. Ralia mengbungkukkan badannya lalu menghirup bunga warna-warni tersebut yang tersusun rapi di taman, setelah itu Ralia hendak memetik setangkai mawar merah tapi tangannya terhalang oleh tangan Arka. "Jangan ngerusak keindahan alam!" Kata Arka, Ralia langsung cemberut.

"Iya deh... Gak bakal gue ngerusak keindahan alam." Ujar Ralia dengan menatap sedih ke arah bunga mawar yang ia ingin petik tadi. "Jangan sedih dong! Nanti gue beliin yang lebih bagus dari bunga itu." Kata Arka. Ralia langsung menatap Arka dengan tatapan berbinar-binar. "Janji yah." Ucap Ralia, lalu dibalas anggukan oleh Arka.

"Main ayunan yuk!" Ajak Ralia, lalu menarik tangan Arka. Mereka duduk di ayunan tersebut lalu menghirup udara yang begitu menyegarkan. Entah sejak kapan mereka menjadi akrab seperti ini. "Kayaknya gue pernah deh kesini!?" Ujar Ralia, "Kapan?" Tanya Arka.

You Or YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang