6. cemas?

44 29 0
                                    

___

Hari baru semangat baru, Fani siap untuk berangkat kesekolah. Mamanya juga siap untuk mengantarkan anak yang sekarang satu satunya di keluarga mereka.

Sepanjang perjalanan banyak topik yang mereka berdua perbincangkan. Sampai tak kerasa jika sudah sampai di depan gerbang sekolah. Fani mencium punggung tangan mamanya, lalu keluar dari mobil.

Nita memperhatikan anaknya masuk terlebih dahulu, setalah itu langsung pergi ke tempat ia bekerja.

Tepat pada pukul 06.36, Fani menginjakkan kakinya dikelas yang biasa ia gunakan untuk belajar.

Teman temannya sudah datang semua, ya tinggal 2 sampai 5 orang saja. Namun ini menurutnya hari terajin yang diraih dikelas ini. Biasanya saja jam 7 tepat baru datang semua.

Fani tak berniat mengikuti Dela dan Mauren yang tengah duduk bergerombol dengan cewe cewe, karena ia tahu pasti mereka sedang bergosip ria.

Triinggg

Akhirnya bel pertama berbunyi. Semua murid luntang lantung memasuki kelas mereka. Dan di kelas Fani semua orang sibuk mengeluarkan buku mereka.

Mata pelajaran dikelas Fani hari ini adalah ppkn. Dimana pelajaran tersebut banyak yang membencinya. Terlalu banyak cerita dimasa lalu. Padahal masalalu cukup kita simpan tak perlu diulang apalagi diceritakan.

Guru masuk dengan buku didadanya yang ia pegang erat dengan kedua tangannya. Santai ia berjalan menggunakan rok span berwarna hitam panjang. Wajah menua juga dipancarkan oleh guru tersebut.

"Assalamualaikum." Ucapnya anggun yang penuh kehormatan.

"Waalaikum salam." Serentak semua murid didalam kelas.

Panggil saja bu Asri. Guru ppkn plus guru agama. Sebenarnya ia mengajar hanya mata pelajaran ppkn saja, namun disela sela pelajaran tersebut ia sering menyelipkan suatu hadis, suatu pencerahan, dan suatu suatu lainnya namun tak sampai suatu perasaan.

Beliau sering menceritakan jaman dahulu sampai sekarang dan tak luput menghubung hubungkan dunia dulu dengan sekarang, lalu berlanjut pada pikiran, kekuatan, keikhlasan orang dahulu dan berujung orang sekarang yang diolok olokan.

Kemudian beliau lanjutkan kembali alat alat, teknologi jaman dahulu dengan sekarang dan berakhir pada sebuah penyindiran dilengkapi penghinaan untuk anak sekarang. Ya kalian pasti tahulah maksudku:v

Sebagian murid kebanyakan menutupi wajah mereka dengan buku, seolah olah mereka membaca. Tapi nyatanya? Nyeremin. Masih pagi, tidur semalam banyak yang belum puas. Ditambah dongengan pagi hari. Tidur lah mereka.

Tanpa kecuali, Fani yang mulanya semangat. Beberapa kali ternyata sering menguap. Hingga iapun ikutan untuk menutupi wajahnya dengan buku.

Namun naas, keberuntungan kali ini tak berpihak kembali kepada Fani.

"Fani sebutkan contoh nama pahlawan yang namanya diabadikan sampai sekarang!" Pertanyaan bu Asri menjuru kepada Fani yang tengah tertidur.

Tak ada jawaban dari sang pemilik nama, seketika suasana kelas jadi hening.

Teman sebangku Fani yang bernama Vey segera menyubit lengan Fani.

"AW VEY!! SAKIT!!" Teriak Fani yang terkejut. Matanya terfokus kearah Vey tanpa memperhatikan sekitarnya ada apa dan seperti apa.

Vey memberi isyarat untuk menghadap kearah guru, tapi dengan emosi memburu Fani menghiraukannya.

"FANI!! APA YANG KAMU LAKUKAN!!" kesal bu Asri yang tak tertahan.

BridledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang