___
Masa liburan telah usai. Senin hari ini, tahun pelajaran baru dimulai. Gadis manis dengan tas ransel berwarna tosca siap untuk memulai pelajaran baru. Siap untuk pelajaran baru? Enggak lah. Siap bertemu teman teman dan adik kelas baru, memang itu faktanya. Fani memasuki gerbang sekolahnya yang masih terbuka lebar. Baru beberapa langkah setelah memasuki gerbang, Fani berhenti sejenak seolah olah ia sedang merenungkan tentang kondisi dimana ia pertama kali masuk disekolah ini.
Tinn
Tinn
TIINNNN
Suara klakson itu membuyarkan renungan Fani. Dibelakang tubuh Fani terdapat sebuah mobil berwarna merah yang hendak melewati gerbang namun terhalang oleh dirinya.
"Elah sabar napa." Ucap Fani seraya mengetuk kasar bagian depan mobil tersebut.
Fani kembali melanjutkan perjalanannya menuju kekelas. Didalam kelas sudah banyak murid yang datang. Entah Fani yang kesiangan atau mereka yang terlalu menjaga aturan.
"Fanii!!" Dua sahabat Fani berlari mendekati dirinya. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu.
"Lo makin kurusan ya Fan." Cerocos Mauren langsung.
Fani juga memiliki sahabat dekat yaitu Dela dan Mauren. Ia sama sama cantik apalagi Dela. Posturnya yang oke membuat banyak kaum adam klepek klepek sama dia. Tapi Dela bukan playgirl, dia masih jomblo juga. Masih belum pernah ngerasain yang namanya pacaran.
Fani, Dela, dan Mauren bersiap siap mengambil topi mereka dan merapikan baju mereka karena sebentar lagi upacara akan segera dimulai.
Lima menit kemudian semua siswa telah berbaris rapi, menandakan siap untuk upacara hari ini. Waktu yang berjalan lambat ditambah lagi panas terik yang menyengat membuat Fani harus mandi keringat.
"Gue capek." Keluh Mauren yang posisinya berada disamping Fani.
"Gue kebelet Ren!!" Ucap Fani pelan sambil memegang erat rok bagian bawahnya.
"Lo ijin aja deh sono, ntar balik lagi." Usul Mauren.
"Ntar gue jadi pusat perhatian lagi." Tolak Fani. Wajahnya sudah tak karu karuan lagi.
"Yee yaudah serah lo."
Fani terus berdoa kepada sang pencipta agar dihilangkan rasa kencingnya sampai upacara telah usai.
'Yatuhan pliss.'
'Oh my god!!'
'Ahh aku ngga tahan.'
Fani menahan habis habisan dengan kedua kakinya yang saling bersentuhan.
"HAHH!!" Dengan suara keras tak bisa menahan, Fani berteriak dan berlari kearah toilet. Kini ia sudah menjadi pusat perhatian sesungguhnya. Suasana yang tenang tiba tiba rusak dengan kerasnya nada bicara Fani. Guru guru pun juga memandanginya.
Fani berlari cepat tanpa melihat kanan kirinya.
Brakkk

KAMU SEDANG MEMBACA
Bridled
Ficção Adolescente______ Dari cerita ini seseorang bersuara dalam hati kecilnya Tak berani mengungkapkan apalagi melawan Yang hanya ia lakukan hanyalah mencari perlindungan Mencari seseorang untuk ia jadikan pelampiasan kekesalan Hanya kisah anak Sma pada umumnya ya...