___
Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu bagi seluruh siswa siswi SMA Bangsa. Hari saat mereka terbebas dari mata pelajaran dan hiburan semata disekolah yang akan dirayakan.
Yap benar, HUT yang kita nantikan telah datang. Dengan waktu yang terbilang cukup singkat, tapi kami para penampilaners akan menunjukkan kemampuan kita, bahwa kita bisa.
Merasa dilihat banyak orang akan membuat kita semakin deg degan. Kita mampu ngga? Kita bisa ngga? Suatu karya dari seseorang atau kemampuan dari seseorang pasti ia akan malu jika menunjukkan semua itu untuk yang pertama kalinya.
Mencoba menguatkan diri sendiri dengan berbagai doa. Jangan lupa untuk membaca Basmalah agar memperlancar suasana.
Pentas HUT dibuka dengan MC yang mengisi suara. Ada komika juga dari sumbangan salah satu kelas, khususnya kelas 12 yang sudah sok sokan atau kata lain, jagoan atau pemberani atau pemimpin yang tanpa malu tanpa khawatir maju kedepan secara suka relawan membawakan kata kata lucu penghibur kita semua.
Setelah itu berlanjut pada pembagian doorprize. Sebuah perayaan tanpa suatu pemberian tidak lengkap rasanya.
Lalu dilanjutkan dengan pentas lain lain. Semua menikmati dengan amat gembira.
"Eh si Alya sama Devina kemana?" Odim berlarian ngacir menuju grub bandnya yang siap tampil memukau para audien.
"Tanya deh sama temennya." Suruh Kevin.
Odim mengajak Dista mencari tahu kemana si Alya dan Devina berada.
Pertama yang mereka datangi adalah kelas Alya karena dekat. Temannya tak ada satupun dikelas karena mereka semua keluar menuju lapangan tepat dimana panggung HUT berdiri tegak menjulang.
Mereka berlari lagi menuju kelas Devina. Tak sampai kelas, mereka berpapasan dengan salah satu teman Alya.
"Eh bro berhenti." Cegah Dista yang mengetahui lawan bicaranya adalah teman satu kelas Alya.
"Si Alya dimana?"
"Ngga masuk." Jawabannya membuat Odim dan Dista sempat bingung bertanya tanya.
"Kenapa?" Tanya Odim bergantian.
"Lah kalian belum tahu?" Tanya balik sosok laki laki teman sekelas Alya.
Odim dan Dista hanya menggelengkan kepala secara bersamaan.
"Alya kecelakaan."
"Innalillahi." Reflek Odim mengetahui dan langsung menutup mulutnya.
"Kok bisa? Kapan?" Cerocor Odim tak henti bertanya.
"Kemarin malem, sama Devina juga. Jam 8 lebih lah."
Odim dan Dista masih tak percaya.
"Trus Devina?"
"Ya sama sekarang mereka berdua dirawat di rumah sakit Kusuma." Jelasnya.
Dista seakan mengotak atik pikirannya mencoba menggabungkan beberapa kejadian.
"Oh ya udah bro, kita duluan." Odim menepuk pundak teman Alya sekejap lalu pergi meninggalkan mereka.
Odim dan Dista berlari cepat untuk mengabari ke semua team band mereka.
Setelah sampai, dengan nafas memburu. Semua orang menunggu dan sempat banya sekali pertanyaan.
Odim dan Dista saling melempar penjelaskan hingga orang yang menunggu penjelasan dari mereka berdua mulai kesal.
Satu tarikan nafas Dista rasakan. Ia memulai menjelaskan satu persatu. Dan memungkinkan suatu kejadian yang belum mungkin.
"Kayaknya mereka berdua pas pulang latihan kan bareng tuh, nah bisa jadi." Tambah Kevin yang angkat bicara saat selesai menyimak penjelasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bridled
Teen Fiction______ Dari cerita ini seseorang bersuara dalam hati kecilnya Tak berani mengungkapkan apalagi melawan Yang hanya ia lakukan hanyalah mencari perlindungan Mencari seseorang untuk ia jadikan pelampiasan kekesalan Hanya kisah anak Sma pada umumnya ya...