30

1.2K 34 7
                                    

HAPPY READING

AUTHOR POV

Zackiya membangunkan papa nya yang masih terlelap di kamarnya.

Gibran berjanji akan membawa mereka ke makam Caroline tiap hari ulang tahunnya.

"Papa! Wake up.. ". Teriak Zackiya tepat di telinga Gibran.

Sontak Gibran terkejut dan duduk dengan tiba-tiba.  Ia menatap wajah Putri cantik nya dengan tatapan sebal.

"Mana janji papa? Aku menagihnya sekarang! "

Gibran mencubit pipi gembul Zackiya dengan pelan. "Iya sayang. Mana adek? "

"Lagi siap-siap. Katanya dia tak mau terlihat buruk di depan makam mama". Ucap Zackiya.

Gibran mengusap rambut panjang putrinya,   "Apa Zick menangis lagi? ". Tanya Gibran pada putrinya.

Zackiya menganggukan kepalanya, "ia menangis semalaman. Dia sangat merindukan mama"

"Apakah kamu juga rindu mama? "

"Tidak! ". Jawabnya ketus.

Gibran mengerutkan keningnya.
"Lalu? Untuk apa kamu secara tegas menagih janji itu pada papa? "

"Untuk Zick apapun akan Kiya lakukan pa. Kiya tidak rindu mama. Kiya tidak sayang mama. Jika mama sayang Kiya dan Zick, tidak mungkin mama pergi pa"

Gibran membawa Zackiya duduk di sampingnya. "Bukan seperti itu sayang. Kamu salah. Mama sangat menyayangi kalian, tapi takdir sudah berkata mama harus pergi"

"Aku tidak sayang mama pa. Jangan membujukku. Kiya sudah besar! " ucap Zackiya sambil menyilangkan tangannya.

"Hemm.. Terserah kamu". Gibran akan kembali membaringkan tubuhnya.

Hingga..

"PAPA BANGUN! ATAU AKU AKAN MARAH!! "
Teriak Zicky baru datang dengan pakaian yang sudah rapi.

Gibran langsung berlari ke kamar mandi dengan cepat. Ia takut jika putra kecilnya marah, akan membuat dirinya menderita.
Zicky jika sedang marah, dia tidak mau berbicara pada papanya. Itu yang membuat Gibran takut.

Zackiya menutup mulutnya menahan tawa.
"Kamu hebat dek. Bisa membuat papa ketakutan"

Zick tersenyum. "Kakak ikut ke makam mama kan? "

"Iya kakak ikut dek. Apapun untukmu akan kakak lakukan. Don't woly".

"Don't worry kakak😏"

"Yes yes. Hahahaha".

****

"Sudah siap semuanya? " tanya Gibran pada para anak nya.

"Siap! " jawab Zick semangat. Sementara Zackiya hanya menganggukan kepalanya.

Sekitar 20 menit perjalanan. Mereka baru sampai di depan gerbang pemakaman.

"Ayo pa, Zick sudah tidak sabar ingin memberikan bunga ini pada mama" ucap Zick dengan ceria.

Tiba-tiba hujan turun dengan deras.

"Kok hujan sih" ucap Zick lagi dengan kecewa.

"Papa lupa bawa payung sayang. Bagaimana? "

"Yaudah pulang saja". Ucap Zackiya dengan malas.

"Papa ayo ke makam mama. Zick rindu mama pa". Zick yang sudah akan menangis sedang menarik-narik pundak Gibran.

My Wife Is NERD!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang