Aku meraih ponsel pintarku dengan malas lalu melihat satu notif dari nomor tidak dikenal dan saat membaca isi pesannya aku terkejut bukan main karena isinya berupa sebuah ancaman dari seseorang
'Kau membuat lisa menangis, kuharap kau menjaga kekasihmu itu dengan baik karena aku tidak segan segan membunuh seorang yang telah membuat lisaku menangis'
Aku segera membalas pesannya dengan menanyakan apa maksud pesan ini, namun tak ada balasan setelahnya.
Aku melirik jam yang sudah menunjukkan waktu tengah malam, aku meraih jaketku setelah itu melaju dengan cepat keapartement namjoon hyung.
Sesampainya aku di rumah namjoon hyung aku langsung mengetuk pintu, untunglah dia belum tidur mengingat sekarang sudah jam tegah malam.
"kook masuklah" namjoon hyung menyuruhku masuk, aku mengekorinya hingga sampai kesebuah ruangan yang kuyakini ruang tamu.
"ada apa kau datang tengah malam begini?" tanya namjoon hyung setelah mendudukkan bokongnya di sofa.
"aku punya pekerjaan untuk namjoon hyung" ucapku dengan wajah serserius mungkin
Namjoon hyung mengangkat sebelah alisnya lalu kembali bertanya "apa?"
Aku merogoh saku mengambil benda persegi didalamnya lalu keletakkan dengan pelan keatas meja yang entah sejak kapan berada didepanku.
Namjoon hyung melihat ponsel itu sebentar lalu melihatku, aku mengerti maksudnya langsung saja memberikan penjelasan.
Setelah menjelaskan semuanya namjoon hyung mengangguk angguk mengerti
"jadi kau ingin aku mencari tau siapa pemilik nomor telpon ini?" pertanyaan namjoon hyung kubalas dengan anggukan
"baiklah aku akan memberimu kabar nanti ketika telah kudapat siapa pemiliknya" ucap namjoon hyung mantap
"gomawo namjoon hyung, aku pulang dulu" ucapku lalu berdiri
"kau kesini hanya untuk memberiku pekerjaan eoh?" tanya namjoon hyung malas
"tentu" jawabku singkat
"setidaknya bawakan aku cemilan atau apa sebagai sogokan" ucapnya lagi
"aku tidak membawanya karena aku tau hyung tidak bisa menolakku" ucapku lalu beranjak pergi meninggalkan omelan namjoon hyung yang tidak penting.
🧜♀🧜♀🧜
Jihyo pov.
Aku bingung dengan jungkook yang sepagi ini datang keapartementku dengan wajah seriusnya, dia terus bertanya apakah kau baik baik saja? Apakah tidak ada yang mengganggumu? Dan pertanyaan lain yang berhubungan dengan perlindungan.
Aku hanya berdecak malas, lagi pula siapa yang akan melukaiku ketika ada tiga bidadari cantik yang siap melawan siapapun demi aku.
"sudahlah kook , aku baik baik saja. Sekarang pergilah bekerja tidak seharusnya kau seperti ini, jangan membolos untuk yang kedua kalinya" ucapku sambil melepas tangan jungkook yang berada dipipiku
"tapi akukan hanya khawatir hyo" ucapnya lalu menunduk sedih, sungguh aku malas menghadapi jungkook yang seperti ini
"tenang saja, disini ada nayeon eonni, momo eonni, sama mina yang akan menjagaku disini. Kau percaya padaku kan" ucapku sambil memegang bahu jungkook sebelah, sebenarnya aku menyukai jungkook yang selalu menjagaku tapi bisakah dia tidak meninggalkan pekerjaannya demi aku.
"baiklah kalau begitu aku pergi dulu" ucapnya dengan nada malas
Aku merasa bersalah dengan jungkook jadi aku memeluknya setelah itu mencium pipinya, aku sedikit ragu melakukan itu tapi mau diapakan lagi mungkin hanya itu yang membuat lelaki jeon ini menjadi kembali semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
impossible love [END]
RomanceApakah jihyo mampu bertahan di cinta beda dunia ini?