part 7

3K 88 0
                                    

Sesampai di rumah, Alika menunggu kedatangan Arsen, bukan untuk menyambutnya atau apapun itu melainkan ia ingin mencari nama mantan istri Arsen.

Lama ia menunggu namun Arsen belum juga pulang dan itu membuat Alika kesal.

"Ish tuh orang ya, kalau ditungguin gak datang-datang tapi kalau gak ditungguin selalu aja muncul tiba-tiba. Sebenarnya dia itu manusia atau setan sih."gerutuhnya.

Malam harinya Arsen belum juga pulang, membuat Alika kesal setengah mati.

"Iih tuh orang ya bener-bener, bikin aku kesal aja. Ah sudah lah udah malam juga, aku harus tidur dan pintu aku kunci aja. Biarin aja tuh orang tidur diluar, siapa suruh pulang larut malam"ucap Alika lalu ia mengunci pintu rumahnya dan pergi menuju kamarnya.

Ditempat lain, Arsen selesai mengerjakan pekerjaannya yang numpuk dikarenakan ia tidak masuk kekantor. Arsen membereskan berkas-berkasnya lalu ia langkahkan kakinya menuju ke parkiran.

Arsen menjalankan mobilnya menuju kerumah, sesampai di rumah Arsen langsung melangkahkan kakinya memasukki rumahnya namun pintunya tidak bisa di buka.

"Loh kok pintunya di kunci ya, apa Alika atau mama yang menguncinya ya? Tapi kalau mama gak mungkin mengunci pintunya karena mama tau aku sibuk dikantor dan akan pulang larut malam"ucap Arsen.

Arsen mencoba mengetuk pintu rumah namun tidak ada jawaban, terpaksa ia tidur di luar.

***

Pagi harinya sang papa bersiap untuk pergi kekantor begitupun dengan Alika ia sudah bersiap pergi kesekolahnya.

Selesai makan sang papa keluar rumah namun saat ingin menuju ke garasi ia melihat menantunya tidur.

Sang papa mengeryit bingung, kenapa menantunya tidur di luar?. Itulah yang di pikirkan sang papa.

Sang papa menghampiri menantunya itu dan membangunkannya.

"Sen, Arsen bangun"ucap sang papa sambil mengoyangkan tubuh Arsen agar menantunya itu bangun.

Arsen pun bangun dari tidurnya. "Udah pagi ya pa?"

"Iya sudah pagi, kenapa kamu ada di luar?"ucap sang papa.

Arsen bingung mau jawab apa, jika dia bilang ia tidur di luar karena pintu di kunci pasti sang papa akan bertanya.

"Ok, papa tau pasti kamu di kunci'in oleh Alika agar kamu gak bisa masuk kedalam. ALIKAAA"ucap sang papa memanggil anaknya dengan kesal.

"Pa, jangan marahin Alika. Mungkin dia tidak tau kalau Arsen pulangnya malam"ucapan Arsen.

"Sen dia keterlaluan kalau dia gak di marahin dia bisa ngelunjak. ALIKA CEPAT KELUAR"ucap sang papa

Alika yang mendengar namanya di panggil dengan nada keras, ia langsung keluar dengan perasaan was-was.

"Ada apa pa?" Ucapnya di depan pintu rumahnya.

Alika melihat Arsen yang sedang menatapnya dengan perasaan, entahlah sulit bagi Alika menebaknya.

"Alika apa kamu mengunci pintu rumah?"ucap Sang papa.

Ah sekarang Alika tau pasti ini semua gara-gara laki-laki di hadapan sang papa, dengan tenang Alika menjawab.

"Iya pa, Alika mengunci pintu rumah"ucap Alika.

"Apa kamu tidak tau, suami kamu pulang larut malam hingga kamu mengunci rumah dan membiarkan suami kamu tidur di luar"ucap sang papa.

"Tidak tau, dianya aja gak memberi tau kalau dia pulang larut malam"ucap Alika dengan nada sinis kearah Arsen.

"Alika kamu.."ucap sang papa terpotong oleh ucapan Arsen.

"Pa, sudah jangan marahin Alika lagi. Em Alika kamu mau berangkat sekolah kan, yasudah sana nanti kamu bisa terlambat masuk sekolahnya"ucap Arsen.

Alika menatap Arsen dengan penuh amarah. "Eh, lo gak usah sok perduli deh. Lo seneng kan gue di marahin sama papa gue, dasar caper"

"Alika papa gak pernah ya ngajarin kamu kayak gini, sama suami gak sopan. Minta maaf sama suami mu, sekarang"ucap sang papa.

"Pa, Alika gak sudi ya minta maaf sama orang ini"ucap Alika yang membuat Papanya semakin marah.

"ALIKA"ucap sang papa yang hampir tangannya menampar anak perempuan satu-satunya.

"Oh, papa mau tampar Alika hanya demi laki-laki ini. Ok, pa silahkan. Tampar Alika sampai papa puas"ucap Alika.

"Alika sudah cukup, jangan berulah lagi. Pa sudah jangan marahin Alika lagi, biarkan dia melakukan sesuka hatinya hingga dia puas. Arsen tak mempersalahkan itu, bagi Arsen Alika masih anak-anak yang harus Arsen bimbing, jadi pa biarkan dia melakukan apapun sesuka dia"ucap Arsen dan pada akhirnya sang papa tidak lagi memarahi Alika.

Didalam hati Alika ia berucap. "Dasar caper, sok perduli" itu lah yang ada dipikiran Alika.

"Baiklah, Alika kamu selamat dari kemarahan papa karena suami kamu. Tapi jika kamu melakukan kesalahan lagi kepada suami kamu, papa gak akan mengampuni kamu faham Alika."ucap sang papa.

"Hmm"ucap Alika dan pergi dari sana dan disusul oleh sang papa yang juga akan pergi kekantornya, sementara Arsen ia masuk kedalam rumah dan menuju kekamarnya eh bukan maksudnya kamar Alika.

Sementara itu Alika ia mengerutuh dijalan, ia terus mengumpat nama Arsen.

"Bener-bener, caper banget sih sama papa. Aku jadi dimarahin kan sama papa, lihat saja ya lo Arsen aku bakal beri perhitungan sama lo lihat aja. Tapi ngomong-ngomong gue belum tau nama perempuan dimasa lalu laki-laki itu"ucap Alika memikirkan perempuan dimasalalu Arsen. Alika tidak bisa-bisa apa kecuali ia datang ke kantor perempuan itu dan menunggunya di depan kantornya, untuk saat ini ia tidak pergi ke sekolahnya melainkan ia pergi kekantor perempuan itu.

Sesampai dikantor ia langsung mempertanyakan perempuan itu dan ia harus menunggu karena perempuan itu belum datang kekantor.

15 menit sudah ia menunggu namun perempuan itu belum juga datang dan itu membuat Alika kesal.

"Ish tuh orang ya lama banget datang kekantornya, berapa lama sih aku tunggu. Ah sudah lah aku pulang aja eh tunggu kalau aku pulang pasti akan ditanya ini itu sama mama kalau gitu aku kekantor sih Arsen aja, tapi kalau aku kekantornya bisa-bisa dia ke-ge-eran lagi. Tapi, gak ada pilihan selain kekantor Arsen"gumam Alika

Akhirnya Alika pergi kekantor Arsen walau ia terpaksa, mau bagaimana lagi. Jika, ia pergi ke rumahnya nanti mamanya akan bertanya, kenapa ia pulang cepat?

Sesampai di kantor Arsen, Alika langsung pergi keruangan Arsen sampai di sana seketika matanya membulat apa yang ia lihat.

"Oh jadi perempuan itu datang kesini, pantas saja aku tungguin di kantor tempat kerjanya lama banget. Yaallah kenapa hati ini rasanya sakit ya kalau lihat si Arsen dan perempuan itu pelukan begitu"batin Alika. Entahlah kenapa hatinya begitu sakit melihat pemandangan yang menurutnya hal biasa.

Alika pergi dari sana dengan air mata yang sudah tumpah dari kelopak matanya, entahlah kenapa ia tiba-tiba menangis.

"Ah Al lo kenapa sih nangis lihat si Arsen dan perempuan itu pelukan, kan lo benci sama Arsen dan lo mau Arsen dan perempuan itu balikan lagi dan lo bisa bebas dari dia, tapi kenapa lo nangis melihat dia dan perempuan itu pelukan? Ayo lah Alika lo gak boleh nangis, ah elah cengeng banget sih gue"gerutuhnya yang masih mengeluarkan air matanya.














Makasih yang sudah baca, maaf jika ada salah kata dalam penulisannya.




Jangan lupa vote, komen dan follow.

Cinta Arsen Untuk Alika(TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang