10. Kenangan

20.3K 3.3K 422
                                    

Terakhir sebelum waktu sahur !


MarkChan



Mark terbangun dengan badan yang terasa berat dan sakit kepala yang tidak mau hilang sejak semalam. Pikirannya kembali kepada kalimat Doyoung semalam, memang masuk akal apa yang Doyoung katakan, tapi apa Mark harus membuang jauh perasaannya karena alasan itu ?

"Selama enam bulan terakhir ini aku berusaha agar Haechan mau tinggal disini bersamaku. Haechan masih menganggap ayahnya yang membayar uang sewa dan memberikan uang hidup untuknya tapi sayangnya itu bukan yang terjadi karena ibuku menyuruh ayah Haechan untuk menghentikan semua itu. Beberapa bulan ini aku yang menghidupi Haechan secara diam-diam karena aku yakin dia akan lebih hancur jika tau ayahnya juga sudah mengabaikannya"

"Haechan masih melihatku sebagai ancaman yang mengganggu ketenangan hidupnya, karena itu Haechan tidak mau dekat denganku dan sebenarnya itu cukup menyedihkan"

"Aku tidak bisa memberikan saran untukmu karena aku juga terjebak di situasi yang tidak jauh berbeda darimu tapi aku harap kau bisa minimal melindungi Haechan di sekolah"

Mark tidak percaya ini. Bagaimana bisa seorang omega bisa takut pada seorang alpha yang menyukainya ? Tapi melihat bagaimana situasi Haechan, wajar saja kalau Haechan tidak mau percaya pada manusia lagi karena ternyata memang orang-orang yang Haechan miliki memilih meninggalkannya karena standar yang bahkan tidak tertulis dalam hukum undang-undang. Lagipula memang benar, hampir satu sekolah jadi membenci Haechan karena Mark menyukai omega itu, padahal itu bukan salah Haechan. Haechan hanya diam disana, bersikap dan bertindak seperti biasa, lalu Mark datang, bertindak sesuka hatinya dan membuat Haechan harus merasakan hal yang lebih menyeramkan daripada yang biasa ia dapatkan. Se egois apa Mark ini ? Mark tidak ada bedanya dengan Jaemin yang menekankan perasaannya pada Mark secara paksa karena tanpa Mark sadari dirinya melakukan hal yang sama pada Haechan walau dengan cara yang lebih halus.

"Ahhh, apa yang harus aku lakukan ?" Gumam Mark sambil berusaha bangun untuk bersiap ke sekolah. Apa yang harus ia katakan pada Haechan hari ini ? Apa Haechan masih marah pada Mark ? Atau bahkan tidak mau melihat Mark lagi ?

Setelah selesai bersiap dan seperti kemarin Mark akan menunggu Haechan di depan apatermennya. Dan sepertinya kali ini Mark tidak terlambat karena setelah lima menit menunggu, Haechan keluar dari apatermennya dengan penampilan seperti biasa. Mark tersenyum canggung pada Haechan. Jika kemarin dirinya belum bicara pada Doyoung, mungkin sekarang Mark akan menuntut penjelasan pada Haechan.

"Selamat pagi" sapa Mark. Haechan hanya mengangguk pelan sebelum berjalan melewati Mark, membuat Mark menghela nafas pelan dan langsung mengikuti Haechan seperti biasa.

"Haechan, dengar. Aku harap kau tidak marah padaku" Mark mensejajarkan jarak mereka dan Haechan malah menjauh dua langkah ke pinggir dari Mark. Tidak apa-apa, Mark tidak marah, Mark tidak boleh marah.

"Apa kau mendengar pertanyaanku ?" Tanya Mark sekali lagi. Haechan mengangguk pelan.

"Aku tidak marah padamu" akhirnya Haechan menjawab "tapi aku akan berterima kasih kalau kau bersedia menjauhiku untuk sementara waktu" tambahnya pelan.

"Aku tidak bisa menjauhimu kalau kejadian kemarin akan berlanjut" balas Mark cepat.

"Mark, kau penyebab mereka menggangguku lebih parah dari biasanya. Aku tidak pernah mendapat pesan ancaman di ponselku tapi kemarin aku mendapatkannya setiap menit" Haechan mempercepat langkahnya, mencoba untuk membuat Mark menyerah mengejarnya. Tapi sayangnya Mark tidak menyerah dan kembali berjalan di samping Haechan.

"Karena itu aku pikir aku harus berada disisimu agar mereka tidak berani mengganggumu" Mark mencoba memberikan Haechan sebuah pencerahan. Memang itulah kenyataannya, mereka biasanya akan takut pada seorang alpha.

[END] [MarkHyuck] The Me in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang