Semesta untuk Lamia

2.1K 76 5
                                    

Happy Reading.

"I'll be the one if you want me to."
-Say Something (A Great Big World)

***

Kenapa sih bisa suka sama Azka? Pertanyaan sepele yang jelas-jelas mudah dijawab melainkan sulit untuk Kanaya jelaskan, ia tak tau bagaimana bisa menyukai seorang Alazka Pramana-laki-laki cuek yang mengabaikannya, seharusnya Kanaya melepaskan laki-laki itu bukan, perasaannya tidak terbalas, Azka tidak terlihat memiliki perasaan yang sama seperti Kanaya, tetapi ia tak bisa, membayangkan hidupnya tanpa kehadiran sosok Azka membuat dirinya memilih untuk bertahan dengan sikap dinginnya laki-laki tersebut, dengan secercah harapan jika suatu saat benteng yang Azka bangun untuk dirinya akan runtuh secara perlahan.

Dulu Zaki pernah bertanya dari sekian banyaknya laki-laki yang Kanaya temui kenapa harus Azka yang Kanaya pilih? Laki-laki yang sering membuatnya menangis.

"Zaki ini bukan soal logika, tapi ini hati, lo gak bisa milih kan bakal jatuh hati ke siapa?"

"Kalo seandainya lo bisa pilih bakal jatuh hati ke siapa, siapa yang akan lo pilih?"

"Yang jelas bukan Azka."

"Kalo gitu kenapa tetep bertahan."

"Semenjak kenal Azka, gue lebih semangat ngelakuin banyak kegiatan, dulu hidup gue biasa aja, tapi sejak Azka ada, tiap hari gue jadi punya alasan buat bangun pagi."

Segitunya ya? Dua kalimat yang terpikirkan oleh Zaki, rasa yang Kanaya punya sebegitu besarnya, tetapi laki-laki tak tau diri itu memperlakukan Kanaya seolah gadis itu tak memiliki harga diri. Zaki benci dengan sikap semena-mena yang Azka punya, ingin sekali tangannya menghantam wajah tak bersalah yang tiap kali Azka tunjukkan ketika berhasil mematahkan hati Kanaya, berulang kali Kanaya babak belur dibuat Azka, tetapi Kanaya tak pernah meninggalkan laki-laki itu, ia tak berpaling, bahkan Zaki bisa melihat Kanaya masih sama menyukai Azka seperti pertama kali mereka dekat.

"Jangan jatuh cinta sama cowo yang gak suka sama lo."

Tawa Kanaya langsung keluar ketika Zaki mengatakan kalimat tersebut, matanya melirik Zaki yang duduk di depannya.

"Gue terlanjur menyukai laki-laki yang gak suka balik sama gue."

"How your feeling?"

"Bad."

Wajah Kanaya menatap lekat, laki-laki yang menemaninya tersebut, bola matanya menatap mata Zaki yang menenangkan.

"Gue pernah berimajinasi kalo suatu saat gue bisa bikin Azka jatuh cinta, dan dia bakal treat gue sesuai sama apa yang gue lakuin mungkin bahagia gue bakal berlipat, menemukan dua orang yang saling jatuh cinta dan dipersatukan oleh Tuhan itu kaya mukjizat, gue gak pernah bisa merasakan peran menjadi pacar dia seutuhnya, karena mungkin dia gak menganggap gue seperti itu. Dia juga cerita kalo kita bisa sampe ke tahap ini karena perjodohan dari Bundanya, Azka terpaksa mengikuti kemauan keluarganya, kadang gue kasian karena ngejalanin hubungan sama gue harus dengan rasa terpaksa, tapi gue belum mampu buat relain Azka, gue belum bisa menghapus Azka dari kegiatan sehari-hari gue nantinya."

"And then?"

"Kalo sekiranya dalam satu tahun ke depan Azka muak sama gue, dan mengharuskan perjodohan ini batal, gue bakal menerima enggak ya."

Unfinished GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang