Kamu dan Kenangan

2.3K 82 0
                                    

Mohon maaf cerita dalam tahap revisi dan perubahan alur, terimakasih.

"I know you're somewhere out there, somewhere for away."
-Talking To The Moon (Bruno Mars)

***

Apa yang menjadi ketakutannya terjadi, bayang-bayang serta mimpi buruk yang menghantuinya setiap malam tidak seburuk kenyataan yang ia dapatkan, seperti semesta memberikannya sebuah ganjaran atas dosa yang ia perbuat, tetapi mengapa sebagai sebuah hukuman ini lebih disebut penyiksaan?

Azka tak pernah tau mana yang lebih menyakitkan? Soal perjodohan dirinya dengan Kanaya yang telah diatur sejak mereka kecil, atau melihat gadis yang kini terbaring di atas ranjang rumah sakit selama bertahun-tahun, mana yang lebih membuat hatinya hancur?

Laki-laki tersebut memandang gadis dengan wajah pucat, yang dipenuhi selang-selang infus yang terhubung di tubuhnya, bunyi elektrokardiograf menjadi penanda bahwa gadis tersebut masih hidup. Meskipun Azka sendiri tidak yakin akan bertahan berapa lama lagi.

Menatap seorang gadis yang terbaring di ranjang rumah sakit membuat hatinya berubah pilu, ini berat seperti sebuah penyiksaan yang tak berujung, setiap harinya Azka selalu tersiksa, malam hari tidak bisa tidur nyenyak dan paginya Azka ingin cepat-cepat bangun sekedar memastikan bahwa orang yang ia cintai masih berada di tempat yang sama dengannya; bumi.

Lamia namanya, lebih tepatnya Lamia Kencana Carera, gadis yang datang kepadanya sejak Azka masuk ke SMP, orang yang menemaninya hingga Azka bisa merasakan apa yang namanya cinta, Lamia datang lebih dulu sebelum Kanaya, mengajarkan apa yang namanya kasih sayang, membuat warna-warna baru di hidupnya yang kelabu. Sosok paling berarti, gadisnya yang selalu Azka cintai.

Hubungan Lamia dan Azka dilarang oleh keluarganya, sebab Azka terikat sebuah perjodohan di mana laki-laki tersebut mau tak mau harus memutuskan Lamia, tetapi Azka tidak mau kehilangan Lamia, ia memutuskan menjalani hubungan backstreet selama tiga tahun sampai tepat pada hari dimana Azka lulus SMP, Lamia kecelakaan mobil, orang tuanya langsung meninggal di tempat sementara Lamia masih hidup dengan luka berat dan kondisi yang kritis.

Hidup Azka hancur, senyum di wajahnya hilang, yang tersisa hanya luka berkepanjangan akibat orang yang ia sayang terbaring koma selama bertahun-tahun, tanpa perkembangan, tanpa Azka tau apa Lamia bisa bersamanya kembali?

Dunianya runtuh, semuanya hilang, hanya sebatas kenangan tentang gadis tersebut, di saat dirinya bingung akan sebuah pilihan, tidak ada Lamia di sampingnya.

Tangan yang biasa ia genggam dan terasa hangat kini dingin, tangan itu tak sehangat sebelumnya, wajah Lamia pucat dengan kedua mata yang tertutup, sekarang hanya Azka yang bisa memeluknya sepihak karena sosok tersebut tidak bisa membalas pelukannya, ia hanya bisa mengobrol satu arah padahal Azka berharap Lamia bisa menjawabnya.

Rasa rindu masih menyusup di dadanya dan setiap hari perasaan itu bertambah, yang hanya bisa ia lakukan menemui gadisnya, bercerita tentang hari ini yang ia lewati tanpa orang spesial membuat harinya tak se-menyenangkan dulu, barangkali memang tidak ada yang bisa seperti Lamia, menggantikan posisi gadis tersebut di hatinya.

Azka menggenggam tangan tersebut, menautkan jari-jari mereka, lalu di hirupnya punggung tangan Lamia, hidungnya bisa mencium aroma khas gadis tersebut, campuran buah dan permen, sebuah aroma yang Azka sukai.

"Ini hari ke 1095 gue mencintai Lamia, tepat tiga tahun lo masih dalam keadaan koma."

Bilang jika Azka mulai gila, karena kebiasaan tersebut selalu ia lakukan, menceritakan semua kejadian yang dilewatinya, Azka menatap wajah cantik gadisnya. "Bertahan buat gue ya, karena gue juga bakal berusaha dan selalu ada buat lo," lirih Azka pelan. Matanya menatap nanar tubuh Lamia yang semakin kurus, rambutnya panjang dan sudah tak terurus, bola mata cantik yang biasa menjadi objek favoritnya, kini tak bisa Azka lihat lagi, suara yang menjadi candu untuknya, tak bisa Azka dengar lagi.

Unfinished GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang