Mohon maaf cerita dalam tahap revisi dan perubahan alur, terimakasih.
"Because tonight will be the night that i will fall for you over again don't make me change my mind."
-Fall For You (Secondhand Serenade)***
Zaki memandang wajah Kanaya yang terlelap karena menangis seharian, gadis tersebut lelah setelah menangisi kabar Azka yang entah ada di mana karena sejak semalam Azka sama sekali tidak ada kabar, bahkan tidak membalas pesan yang Kanaya kirimkan, telponnya juga tidak Azka angkat, bahkan keluarganya juga ikut khawatir.
Tangannya terulur mengusap rambut Kanaya pelan, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Kanaya, bibir Zaki tersenyum tipis karena merasa kagum akan pahatan wajah Kanaya, ia juga merasa bersyukur karena bisa memandang Kanaya dari dekat, bibirnya tak pernah berhenti melontarkan pujian-pujian tentang betapa indah seorang Kanaya Shava Alvanya. Tetapi wajah laki-laki tersebut kembali murung, ibu jarinya mengelus pipi Kanaya yang masih basah karena jejak air mata. Bayangan Kanaya yang menangis di apartemen sendirian membuat hatinya ikut terasa sakit, Zaki tak bisa melihat Kanaya menangis, terlebih menangisi Azka.
Bukan, alasannya sebenarnya karena ia juga ikut sedih, dan hal lain yang merasa hatinya hancur karena lagi-lagi Zaki merasa iri, entah untuk kesekian kalinya ia disadarkan oleh Azka yang meskipun tidak berada di dekan Kanaya namun tetap membuat Kanaya selalu berpusat pada satu nama, Alazka Pramana Samudra, laki-laki yang mengisi kekosongan hati Kanaya selama bertahun-tahun, dan mustahil jika Zaki bisa menyingkirkan Azka.
Terkadang, ia menyalahkan diri sendiri, kenapa mereka harus bertemu jika akhirnya tak bisa bersama? Mengapa dalam pertemanan mereka harus terlibat sebuah perasaan yang membuatnya bingung, selama bertahun-tahun mengenal Kanaya membuatnya merasa menginginkan gadis tersebut sebanyak yang Zaki bayangkan, tiap hari ia dibuat kagum dan jatuh cinta berkali-kali sampai akhirnya ia lupa harus sadar diri. Di dunia ini tidak melulu perasaannya selalu terbalas, yang namanya cinta juga tidak perlu harus saling memiliki, tetapi jika memiliki Kanaya adalah sebuah keindahan yang terjadi di hidupnya? Bagaimana bisa Zaki berhenti mencintai, padahal dirinya menjadikan Kanaya segalanya, sosok yang tiada duanya, sempat berpikir beberapa kali jika mungkin Kanaya pergi apa hidupnya akan bahagia seperti sekarang?
Terkadang mencintai itu sakit, berharap itu lelah, dan menaruh ekspektasi akan membuat kita semakin dekat dengan yang namanya patah hati.
Rasa yang ia punya besar, lebih besar dari Azka bahkan, kadang juga ia berpikir apa kurangnya hingga Kanaya tak bisa bersamanya dan harus memilih Azka?
Laki-laki tersebut menghela nafas panjang, matanya lalu lepas setelah sejak tadi tak berhenti menatap Kanaya yang tidur. Ia duduk di kursi dekat ranjang Kanaya, kepalanya menatap tembok di sampingnya, di mana terdapat sebuah lampu dengan tulisan 'Azka', kamar gadis tersebut dipenuhi wajah dan nama Azka, isi kulkasnya berisi susu strawberry kesukaan Azka, banyak foto polaroid yang Kanaya cetak dan itu foto Azka yang diambil secara diam-diam, dunia Kanaya sudah dipenuhi oleh laki-laki tersebut, jadi bagaimana bisa Zaki berharap lebih jika dirinya hanya sebatas sahabat? Sahabat yang mencintai sahabatnya sendiri.
Friendship there is no such thing as love, aturan yang ia buat hancur karena nyatanya Zaki jatuh cinta pada Kanaya, ternyata benar apa yang orang bilang jika laki-laki dan perempuan tidak bisa menjadi sahabat, salah satunya pasti akan menyimpan rasa dan itu yang terjadi sekarang.
***
Azka mendesis kecil, laki-laki itu berkaca di ponselnya menatap wajahnya yang penuh lebam dan memar, pipinya membiru, sudut bibirnya robek dan ada darah kering yang tersisa, matanya bengkak, sementara bagian kening kepalanya juga luka, tubuh Azka penuh luka-luka membuat laki-laki tampan tersebut mendesis ngilu, ia berjalan dengan langkah gontai di apartemen Kanaya. Beberapa kali mendesis dan menjerit ngilu merasakan perutnya yang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Goodbye
Teen Fiction[Tahap revisi] "Karena mencintai tanpa dicintai kembali itu menyakitkan." Pernah mencintai sebegitunya hingga tak sadar bahwa kamu layak juga untuk dicintai, memperjuangkan orang yang entah hatinya untuk siapa, terus menunggu hingga kamu tak mengert...