Mohon maaf cerita dalam tahap revisi, terimakasih.
"All these lights They can't blind me With your love, nobody can drag me down."
-Drag Me Down (One Direction)***
Kanaya menatap sosok gadis di depannya dengan tatapan murka, wajahnya memerah, tangannya mengepal di sisi tubuhnya, biasanya ia yang selalu tersenyum dan ceria sekarang hanya menampilkan ekspresi datar.
Seluruh perhatian kantin menatap ke arah Kanaya juga satu sosok gadis yang berdiri di depan Kanaya, wajah gadis tersebut sama sekali tidak menampilkan raut wajah bersalah, padahal baru beberapa detik yang lalu dengan sengaja menumpahkan kuah bakso yang mengotori bagian depan seragam Kanaya.
Kanaya membersihkan seragamnya dengan tisu yang berada di meja kantin, seragam putihnya kini kotor dan tampak menjijikkan dengan noda yang tertinggal, belum lagi kuah tersebut menembus ke perutnya dan ia merasa panas, bisa dibilang penampilannya terlihat berantakan, seragamnya basah dan kotor, bahkan orang-orang bisa melihat tank top Kanaya yang tercetak jelas.
"Lo sengaja?!" Kanaya menggebrak meja membuat orang-orang semakin menatapnya penasaran. Tetapi gadis itu tidak peduli, ia sungguh kesal dengan wajah sok polos Savina-orang yang berhasil membuatnya marah.
"Gue gak sengaja." Savina menatap Kanaya, bola matanya membesar dengan mulut yang sedikit terbuka, tangannya menutup mulutnya, berlagak terkejut karena menumpahkan kuah bakso di seragam Kanaya. "Sorry." Savina meminta maaf, tetapi Kanaya tau jika gadis itu tidak tulus, ada nada meledek ketika berbicara, bahkan dari sorot matanya saja Kanaya sudah bisa menangkap tatapan meremehkan. Dari dulu Kanaya dan Savina tidak pernah akur, anak Sanjaya juga tau jika keduanya selalu ribut, Savina yang menyukai Zaki, sedangkan Kanaya itu kan dekat banget sama Zaki, makanya Savina benci dengan Kanaya.
Kanaya menghentakkan kakinya kesal, ia mendorong bahu Savina hingga gadis itu terhuyung ke belakang hampir menabrak orang yang sedang berjalan. "Kalo ada masalah bilang!" katanya dengan tatapan tajam.
Savina yang tak terima dirinya didorong oleh Kanaya lantas mendorong Kanaya juga, tubuh Kanaya jatuh di atas tanah, kepalanya menghantam meja kantin. Gadis tersebut memekik kesakitan ia mengusap kepalanya pelan sambil berusaha bangkit. Tangannya mengepal sudah siap memukul wajah Savina, tetapi ia urungkan, akhirnya Kanaya menjambak rambut Savina.
Orang-orang di kantin tidak berniat memisahkan mereka, lebih memilih menonton karena bagi sebagian orang menganggapnya sebagai hiburan, belum lagi mereka tak mau ikut campur jika berurusan dengan Savina Putri Lestari-anak kelas 12 IPA 2 satu kelas dengan Kanaya, gadis nakal yang suka mengusik adik kelas maupun teman seangkatannya.
Lain halnya dengan Kanaya yang terus bertentangan dengan Savina, bahkan orang-orang sedikit kagum dengan keberanian yang Kanaya punya.
Savina yang tak terima dirinya di Jambak membalas dengan menjambak rambut Kanaya hingga kepala gadis tersebut ikut menunduk ke bawah, ia bisa merasakan pening akibat tangan Savina yang mencengangkan erat akar rambutnya. "Sialan!" Kanaya semakin erat menjambak rambut Savina membuat gadis tersebut memekik kesakitan.
"Lepasin tangan lo dari rambut gue!" Kanaya berteriak.
"Lepasin juga tangan lo dari rambut gue!" Savina semakin menjambak rambut Kanaya, keduanya melakukan aksi jambak-menjambak hingga menjadi tontonan di kantin yang ramai karena sedang istirahat. Tetapi dua gadis yang menjadi pusat perhatian tampak tidak terganggu dengan orang-orang di sekelilingnya, mereka sibuk satu sama lain, saling menjambak, mendorong, bahkan mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Goodbye
Dla nastolatków[Tahap revisi] "Karena mencintai tanpa dicintai kembali itu menyakitkan." Pernah mencintai sebegitunya hingga tak sadar bahwa kamu layak juga untuk dicintai, memperjuangkan orang yang entah hatinya untuk siapa, terus menunggu hingga kamu tak mengert...