1

5.4K 359 5
                                    

Jimin membaringkan tubuh Seulgi di tempat tidur milik mereka. Ia menatap cemas gadisnya yang kini terpejam dengan mata yang masih basah akibat menangis di kantor polisi.

Yah. Seperti itulah. Jimin masih menberikan waktu bahkan hingga 2 tahun untuk Taehyung. Ia masih menginginkan Seulgi mengingat kejadian yang pernah membuat Jimin frustasi karena kehilangan.

Jimin menatap Seulgi datar. Ia tak terima saat melihat dan kini mengingat kejadian dimana Seulgi sangat histeris saat Taehyung di suntik mati. Padahal seulgi lah yang mengingat dan menceritakan kepada polisi bahwa Taehyung sempat menculikknya.

Jimin terdiam. Seulgi pernah menjelaskan bahwa ia dibawa pihak ketiga dan bahkan itu bukan orang-orang Taehyung.

"Kenapa kau menginginkannya hidup seul?"

Jimin melepaskan dasinya. Ia duduk di sofa meja makan dan meminum alkohol nya. Ia masih sangat cemburu. Ada kecurigaan di balik mengapa Seulgi ingin Taehyung tetap hidup.

"Jim"

Jimin menoleh. Mendapati seulgi yang masih menyebutkan namanya di setiap tidurnya.

Jimin berjalan mendekati tempst tidur dan setengah berjongkok di hadapan Seulgi. Senyuman manis Park terlihat sangat menawan.

"Kau masih akan menyebut namaku disetiap tidurmu bukan?"

Jimin mengusap lembut kepala seulgi dan berencana untuk mandi dan mengerjakan beberapa tugas kantornya.







Masih cukup gelap saat Jimin terbangun. Ia memang sudah memiliki jadwal padat hari itu. Bahkan dia hanya tidur 4jam.

Matanya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 4.55 pagi dan istrinya masih juga tertidur pulas.

Jimin menyibakkan selimutnya. Ia sungguh harus melawan rasa kantuknya.





Seulgi menggeliat. Ia mendapati Jimin tak berada di sampingnya. Raut wajah panik pun terlihat jelas.

"Jim kau dimana?"

Kekhawatirannya terhenti saat mendengar shower air yang hidup. Dengan dress tidur putih yang ia gunakan ia berjalan menuju kamar mandi.

"Jim jangan meninggalkanku seperti itu"

Yang merasa memiliki nama pun menghentikan aktivitasnya. Matanya menyipit sebelah. Ia langsung memakai handuk untuk mendatangi seulgi yang kini langsung berjalan dan memeluk dirinya. Lagi dan lagi senyuman pagi terukir manis di bibir sexy milik laki-laki bermarga Park itu.

Jimin membalas pelukan seulgi hangat. Seulgi menyembunyikan wajahnya didada kekar milik Jimin yang sedang toples.

"Wae?"

Suara bariton Jimin terasa menenangkan bagi seulgi.

"Aku takut"

Suara kekehan Jimin nyarinf terdengar.

"Geurae? Baiklah aku telah selesai. Ayo kita kembali ke kamar"

Jimin menaikkan kaki Seulgi agar melingkar dipinggangnya. Dan seulgi dengan manja melingkarkan tangannya pada leher jimin dan meletakkan kepalanya di bahu namja itu.

"Kau mau kemana jim?"

"Tentu saja bekerja sayang"

Jimin masih sibuk menyemprotkan deodorant dan body mist pada tubuhnya. Seulgi yang duduk di kasur hanya bisa mempoutkan bibir nya.

"Tak bisakah kau dirumah saja?"

"Tidak sayang"

Seulgi mendengus sebal. Suami nya itu hanya fokus mengeringkan rambutnya yang basah.

"Tch! Menyebalkan"

Seulgi kembali menyelimuti dirinya dengan perasaan kesal. Suaminya itu gila kerja.

"Tuan Park. Kita akan meeting sebelum keberangkatan ke swiss dalam waktu 1 jam lagi"

Seulgi menutup telinga nya sebal.

Sekertaris suami nya itu makin memperburuk moodnya. Jimin yang sedari tadi bersiap-siap sesekali tertawa melihat kelakuan wanita tercintanya itu.

"Hey.. bisakah kau keluar dari dalam selimut ini"

Seulgi menggeleng di dalam selimut tebal itu.

"Hey ayolah.. peluk aku"

Seulgi menggeleng lagi. Jimin tersenyum. Wanitanya sedang merajuk. Tapi ia harus mengejar meeting dan tidak ada kata terlambat dalam kamus nya.

"Baiklah. Aku pergi ya"

Apa? Jimin benar-benar membuatnya makin kesal.

"Kau masih memiliki waktu 1 jam dan kau akan pergi sekarang?!!"

Jimin membalikkan tubuhnya kaget. Baru saja ia berjalan beberapa langkah suara amukan istrinya membuatnya membalikkan badan. Bukan takut, Jimin justru terkekeh melihat penampilan istrinya yang berantakan dan wajah kesal.

Jimin kembali setengah berjongkok di hadapan Seulgi yang wajahnya sudah sangat tidak mood.

"Aku akan cepat pulang. Aku berjanji"

Tak ada respon.

Jimin menghela nafas nya. Ia merasa sangat senang seulgi telah mencintainya. Tetapi dia sedikit bingung melihat seulgi yang berbeda dan sensitif akhir-akhir ini.
Ia beranjak untuk duduk disamping Seulgi.

"Wae?~"

Jimin bertanya sembari merapikan rambut seulgi. Istrinya itu menunduk dengan wajah badmood yang imut menurut Jimin.

"Aigoo uri wife merajuk. Aku bekerja untukmu. Jangan seperti ini"

Pelukan hangat Jimin menenangkan seulgi yang entah kenapa saat itu sangat sensitif.

"Berjanjilah untuk cepat pulang"

Jimin terkekeh. Ia mengangguk-ngangguk sambil mengelus lembut rambut milik istrinya itu.

[SEASON 2] OBSESSED (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang