"Bagaimana kabarmu?"
"Baik hyeong"
Seulgi dapat melihat Jungkook sangat ketakutan saat itu.
"Dimana sekarang kau bekerja?"
"Rumah sakit hyeong"
"Hanya itu?"
Jungkook yang sedari tadi menjawab dengan melihat ke arah lain kini melihat sosok Jimin yang menatapnya dengan senyuman tipis.
"I..iya hyeong"
"Pulang lah"
Seulgi dan Jungkook terkejut dengan perkataan dingin Jimin.
"Jimin-ah"
Lirihan seulgi membuat Jimin yang semula menatap Jungkook kini beralih menatap seulgi tajam.
"Nuna mu harus beristirahat"
Seulgi memasuki kamarnya dan mengunci pintu nya. Ia sedang tak ingin di ganggu siapapun.
Seulgi mencoba mencerna kejadian tadi. Jimin sangat berbeda dari 2tahun ia mengenalnya. Sangat berbeda. Dingin dan menakutkan.
"Seull. Buka pintu nya"
Seulgi berjalan ragu. Tapi mau tidak mau harus ia bukakan pintu kamarnya itu.
Jimin mencelos masuk dan menutup pintu kembali. Menarik lengan seulgi dan menyuruhnya untuk duduk di sofa.
Jimin berjongkok di hadapan seulgi. Tangannya mencengkram lengan seulgi semakin kuat. Membuat seulgi merasa kesakitan.
"Kau tahu dia bukan adik kandungmu kan?"
Dengan menahan rasa sakit seulgi mengangguk.
"Jangan terlalu dekat dengannya. Mengerti?"
Jimin melepaskan genggamannya. Ia meninggalkan seulgi yang masih menahan rasa sakitnya. Jimin duduk di meja makan di kamar mewahnya itu dan membelakangi Seulgi.
Seulgi meringis. Ia melihat lengannya memerah karena cengkrama tangan Jimin yang terlalu keras.
Seulgi merasa sangat kaget dengan Jimin hari itu. Selama ini dia tidak pernah kasar seperti yang dilakukannya tadi.
Detik berikutnya seulgi memegang kepalanya. Ia merasakan sakit hingga mendengung. Pandangannya gelap. Pikirannya menerobos ke masa lalu dimana ia melihat seseorang berdiri di hadapannya disebuah rumah dibawah remangnya ruangan itu.
Seulgi hilang kendali. Kepalanya sangat sakit. Ia mencoba berjalan ke arah Jimin yang menbelakanginya.
"Jjj..jimmhh"
Brukkk!..
Jimin membalikkan badannya. Ia langsung berlari menuju tubuh seulgi yang sudah terbaring di lain.
"Ss..seul wae geurae?!!"
"..."
Jimin memencet tombol permintaan pertolongan yang tersedia pada dinding kamarnya.
Jimin melihat hidung seulgi berdarah lagi. Ia bingung. Ia sungguh tidak tahu harus berbuat apa.
Berkali-kali ia memencet tombol pertolongan itu.
Beberapa pengawal memasuki kamar utama itu. Dengan sigap mereka membagi tugas.
"Tuan. Kita bawa saja ke rumah sakit. Ambulance sedang tidak tersedia"
"Mwo?!"
"Bawa nona seulgi. Cepat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEASON 2] OBSESSED (COMPLETE)
RomansaBACA "OBSESSED"UNTUK MELANJUTKAN [SEASON 2] OBSESSED YA!!♥️ Jika aku diizinkan untuk bereinkarnasi maka akan ku minta untuk menjadi seseorang yang lebih baik untukmu-