06

2.3K 246 5
                                    

Pria paruh baya itu tengah sibuk dengan segala jenis pekerjaannya. Semenjak putera angkatnya dinyatakan telah meninggal ia kembali meneruskan perusahaannya itu.

Berita itu cukup mengejutkannya. Andaikan saja ia tak membiarkan anak itu untuk terus berada di sekitar gadis yang masih memiliki darah yang sama dengannya terlalu lama.

Ia tak bisa memungkiri bahwa ia merasa kehilangan. Bagaimana pun juga anak itu telah membantu nya pada masa-masa yang sulit.

Pria parug baya itu melepaskan kaca matanya. Ia memijat kepala nya yang terasa berdenyut.

"Tuan maaf menggganggu. Ada yang ingin menemui anda"

...
Park Jimin sedang sibuk dengan segala berkas-berkas yang akhir-akhir ini menjadi fokus nya.

Berkas kecelakan keluarga kang membuatnya merasa sangat frustasi.

"Kenapa kau membaca nya?"

Jimin dengan cepat menutup segala berkasnya. Tapi namjoon tentu menghentikannya.

"Apa kau benar ingin melakukannya?"

Hening. Jimin terdiam.

"Ini sudah 3 tahun"

"Tidak ada yang membicarakannya lagi"

"Kasus ini tenggelam jim"

"Kau tidak bisa"

"Aku bisa!"

Namjoon terdiam.

"Baiklah"

.....

Ruangan rawat inap seulgi kini telah di tunggu beberapa pengawal pribadi. Sejak kejadian dimana Jimin melihat orang yang memcurigakan, ia meminta agar mengketatkan penjagaan seulgi.

"Bagaimana keadaanmu?"

Seulgi tersenyum tipis.

"Baik"

"Aku senang"

Park Jimin memeluk tubuh Seulgi yang terlihat semakin kurus.

"Jim"

Jimin melepaskan pelukannya.

"Eomma appa ku di bunuh kan?"

Jimin mengernyitkan dahi nya. Mengapa seulgi yang tak pernah bercerita tentang keluarganya tiba-tiba menanyakan tentang keluarganya.

"Eomma dan appa pergi malam itu. Bersama supir pribadi kami. Mereka berencana akan mengadakan rapat dan kemudian menyusulku"

"Seull.. jangan di ceritakan kalau itu membuatmu sedih"

"Ponsel mereka tidak di temukan"

"Banyak hal-hal yang mencurigakan. Tapi kenapa tak ada tindak lanjut kepolisian?"

"Seul stop"

"Kalau memang ada yang membunuhnya. Apa motif nya"

"Arra! Aku tahu itu pembunuhan!"

"Mm..mwo?"

"Aku akan selidiki. Percaya padaku. Sseull"

Jimin meletakkan apel yang sudah ia potong-potong untuk seulgi dan memilih untuk keluar dari ruang rawat inap seulgi.

Jimin sungguh belum siap untuk membahas masalah keluarganya. Ia bahkan menjadi sangat sensitif.

"Kau mau kemana jim?"

Jimin berhenti. Ia yang terkihat tertekan membalikkan badannya dan tersenyum.

"Membeli kopi"

"Aku tidak ingin pengawal"

Jimin menghela nafasnya lalu berjalan mendekati seulgi.

"Wae?"

"Aku ingin kau"

Jimin yang kaget kemudian terkekeh. Ia mengelus lembut rambut seulgi.

"Aku juga disini"

"Tapi aku tak ingin ada pengawal"

"...."

"Kau tahu kenapa?"

"...."

"Dia tak akan muncul lagi karena lau memberiku pengawal"

Jimin memgernyitkan dahi nya. Ia sungguh tak mengerti dengan seulgi akhir-akhir ini. Menurut dokter seulgi tertekan atas kematian taehyung dan berhalusinasi di awasi seseorang. Dan itu menjadi alasan bagi jimin untuk memberikan pengawalan.

"Kau mengantuk ya sayang?"

"Aku serius"

"Sayang. Please. Jangan seperti ini. Kau tak kasian dengan dirimu?"

"Lalu kau mau aku dan bayimu mati park jimin?!"

Deg!

Jimin bahkan belum memberitahu bahwa seulgi hamil.

Seulgi mencengkram lengan jimin kuat. Mata nya terlihat sangat menyeramkan.

"Awasi dia dari jauh. Aku harus tau siapa dia"

[SEASON 2] OBSESSED (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang