33. Phone Call

16 4 0
                                    

"Even if you're far away, may my heart be close to you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Even if you're far away, may my heart be close to you. I'll wave my hand and send you a smile, don't feel lonely."

🍁🍁🍁

Sydney, Australia, 22:45 p.m.

Hembusan angin malam meniup surai blonde laki-laki itu, membuat wajahnya tidak lagi tertutup rambut dan sinar bulan dengan leluasa bisa mengenai wajahnya. Cup minuman berisi flatwhite di tangan kanannya terasa hangat, membuat tangannya yang terasa dingin sedikit membaik. Malam hari di musim gugur memang bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan. Tapi rasa bosan yang menyerang laki-laki ini memaksanya untuk keluar rumah. Gerutuan selalu diutarakannya karena tahun ini dia harus merasakan musim gugur dan musim dingin dua kali, saat di Korea dan saat di Australia. Beginilah kalau bepergian ke negara yang memiliki musim yang berlawanan dengan negaramu.

Dimasukkannya tangan kirinya ke saku coat yang digunakannya agar ikut merasa hangat. Langkah kakinya menghasilkan suara srek-srek karena daun-daun kering mulai menghiasi jalanan dan terinjak. Laki-laki itu menghentikan langkahnya, melihat daun-daun kering itu membuatnya ingat dengan seseorang.

Mungkin dengan kembali ke Australia bisa membuatnya lupa dengan perasaan yang dimilikinya, setidaknya itu yang dia pikirkan. Tapi tidak, perasaan itu belum berkurang sama sekali. Mungkin benar, karena sudah memendamnya bertahun-tahun, perasaan itu tidak akan langsung hilang saat diminta untuk hilang. Ck, dia tidak suka ini. Kembali ke Australia setelah menyatakan perasaannya hanya membuatnya terlihat seperti pengecut.

Angin malam semakin dingin. Laki-laki itu menenggak habis minumannya lalu segera beranjak dari sana untuk pulang. Walaupun sudah terbilang larut malam, jalanan Sydney belum bisa dikatakan sepi. Masih banyak kendaraan yang berlalu lalang dan masih banyak juga orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan.

Sekitar dua puluh menit berlalu, mobil yang Felix kendarai baru terpakir di garasi rumahnya. Felix mengunci pintu garasinya lalu beranjak masuk. Keadaan rumahnya sangat sepi, sepertinya orang tuanya sudah tidur. Dengan langkah perlahan Felix berjalan menuju tangga dan menaiki satu per satu anak tangga sampai kakinya menapak di lantai dua.

Felix meraih gagang pintu kamarnya dan membukanya. Baru beberapa langkah diambilnya, matanya langsung terfokus ke meja di dekat kasurnya dimana ponselnya tergeletak disana. Segera diambilnya ponsel itu dan dinyalakannya. Notifikasi panggilan tidak terjawab langsung menyerbu. Enam panggilan tidak terjawab dari Jihyun. Mata Felix membulat. Kakinya kembali melangkah keluar, membawa tubuhnya ke ruangan yang ada di atap, ruangan yang sering digunakannya bersama Jihyun dulu.

Felix duduk di sebuah kursi empuk berwarna abu-abu yang menghadap ke jendela. Ditekannya kontak Jihyun di ponselnya dan diteleponnya. Tidak butuh nada dering yang panjang, panggilan itu sudah dijawab oleh Jihyun.

Once Upon an Autumn Day [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang